Ada Saatnya Mendengar, Menghibur, dan Mengkritik

Ada Saatnya Mendengar, Menghibur, dan Mengkritik


Kehidupan manusia tak akan terlepas dari komunikasi sebab interaksi manusia tak hanya bersifat individual, tapi juga sosial. Untuk itu, kita juga harus dapat memahami komunikasi antarpribadi agar segala sesuatunya berjalan dengan lancar.

Komunikasi antarpribadi sendiri merupakan komunikasi nan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara terarah dengan isu komunikasi eksklusif sehingga ada pihak nan memberikan informasi dan ada juga pihak nan menerima informasi tersebut.

Komunikasi nan dilakukan oleh dua orang tersebut dapat menggunakan bahasa verbal, namun dapat juga menggunakan bahasa nonverbal. Asalkan kedua belah pihak saling memahami bahasa tersebut, maka komunikasi pun dapat terlaksana.

Dengan kata lain, komunikasi antarpribadi tersebut meliputi pertukaran makna antara orang nan menuturkan sesuatu dengan versus tuturnya. Makna tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk ide, gagasan, dan respon.



Komunikasi nan Baik dengan Pasangan

Bagi manusia sebagai mahluk sosial, kehidupan dan komunikasi ialah hal terpenting. Pada dasarnya manusia membutuhkan teman buat berbicara dan berbagai cerita, juga teman buat saling menguatkan. Bayangkan, apa jadinya kehidupan tanpa komunikasi.

Oleh karena itulah, manusia diciptakan berpasang-pasangan dan perlunya sebuah pernikahan. Kebutuhan akan teman itu dipenuhi oleh sebuah jalinan pernikahan nan membuat dua orang versus jenis saling mengikat janji dan menjadi teman seumur hidup, di dalam susah maupun senang.

Namun, tak sporadis juga komunikasi merupakan inti masalah nan seringkali terjadi dalam perpecahan rumah tangga dan melahirkan perceraian. Jadi, tetap harus diingat bahwa menjalin komunikasi nan baik bagi para pasutri (pasangan suami istri) itu sangat krusial dan merupakan pengikat sebuah keharmonisan keluarga.



Komunikasi Dua Arah

Komunikasi akan terjalin dengan baik bila ada respon dari pihak lain. Tidak melulu hanya satu orang nan bercuap-cuap dan nan satunya hanya menggangguk mengiyakan. Butuh dua pendapat. Bukankah berpikir dengan dua kepala jauh lebih baik daripada berpikir dengan satu kepala saja.

Komunikasi tetap membutuhkan saling respon. Isinya pun tak melulu membicarakan tentang keluhan ataupun ladang gosip, namun dapat berbicara tentang masa depan, kehidupan, ataupun cerita lucu. Komunikasi bagi para pasutri tidaklah terbatas.

Bisa saling menyemangati ketika susah, dapat saling berbagi tawa bila ada nan lucu, nan krusial selalu jaga interaksi berbicara dua arah. Jangan sampai terhadap pasangan sendiri kita malah kesulitan bicara dan memilih berdusta, atau diam saja dan memilih manut nan tak jelas.

Kalau komunikasi tak disertai dengan kejujuran dan sama pandangan, interaksi lebih cepat menjadi renggang lalu menciptakan rasa lelah dan malas buat berbicara.



Ada Saatnya Mendengar, Menghibur, dan Mengkritik

Dengarkan! Itu salah satu cara agar kita dapat memuaskan seseorang. Namun, berapa banyak juga orang nan bosan dengan orang nan selalu mendengarkan tapi tak memberi kontribusi lebih. Anda harus tahu situasi tepat buat bertindak ketika berbicara.

Bila pasangan Anda tengah merasa kesal dan jengkel. Sebaiknya Anda menjadi pendengar nan baik, jangan malah ikut-ikutan jadi kompor nan memanasi. Bila pasangan sedang down , Anda harus menjadi seorang penghibur.

Penghibur tak selalu harus melawak atau menyanyi, cukup membelai punggung pasangan Anda dan mengatakan, tenang saja, semua niscaya baik-baik saja, sudah menjadi sebuah hiburan bagi pasangan. Dan ada saatnya Anda maju dan mengkritik tindakan pasangan Anda nan dirasa tak pantas atau berlebihan.

Kritik pun harus dilayangkan dengan kelembutan. Ucapan nan mengandung kritik bila disampaikan dengan tegas akan melukai hati pasangan, katakan dengan lemah lembut agar pasangan bisa menerima kritikan dengan baik.



Jalin Selalu Komunikasi

Berbicara, mendengarkan ialah dua hal nan saling berhubungan dengan erat. Dua hal tersebut berhubungan dengan komunikasi. Selalu ada nan mendengar ketika orang berbicara, dan ketika salah satu diam, nan lain berbicara.

Tetap jaga komunikasi dengan pasangan, dan selalulah bercerita. Dengan bercerita, pasangan Anda akan selalu tahu kondisi Anda, dengan begitu dia akan bisa menebak, sedang apakah Anda, dan apakah sedang ada masalah nan Anda hadapi atau tidak.



Berbagai Pelaksanaan Teori Komunikasi dalam Kehidupan

Kehidupan dan komunikasi sudah menjadi dua hal nan sulit dipisahkan. Apalagi bagi pasangan suami isteri nan hampir setiap hari melakukan interaksi komunikasi, baik verbal maupun nonverbal.

Namun, adakalanya kedua belah pihak dapat saling mneyalahkan satu sama lain jika ada kesalahpahaman dampak buruknya sistem komunikasi nan dijalani oleh kedua pihak tesrebut.

Beberapa teori komunikasi mungkin tak akan diingat dengan jelas oleh sebagian besar orang. Namun, teori teori tersebut justru menjadi praktik nan baik bila didasari dengan pengetahuannya.



Teori Pertukaran Sosial

Ada suatu hubungan, berarti ada pula hubungan nan terjalin dari pasangan nan melakukan interaksi tersebut. Dari hubungan tersebut, terjadi bentuk pertukaran sosial. Pertukaran di sini tentu saja menyangkut bermacam hal meliputi pertukaran berita, informasi, hiburan, pertanyaan, dan jawaban.

Komunikasi seperti ini wajib diaplikasikan oleh pasangan sebab dengan cara menyampaikan warta kepada pasangan, maka pasangan kita pun akan merasa dipercayai. Selain itu, ia juga akan percaya kepada kita sebab telah menceritakan berbagai hal kepadanya.

Selain itu, berbagi hiburan pun menjadi hal nan menarik buat dilakukan oleh suami isteri. Komunikasi dengan materi hiburan akan sangat membantu pasangan buat lebih dekat.

Manusia nan pada awalnya hanya akan berbicara seperlunya dengan manusia lain, ketika pertama kali bertemu, akan berubah pada rendezvous kedua dan rendezvous selanjutnya. Dengan demikian intensitas komunikasi antara suami dan isteri pun harus ditingkatkan apabila kedua belah pihak ingin mendapatkan kualitas komunikasi nan baik.



Aplikasi Teori Kecocokan

Seseorang akan merasa cocok satu dengan nan lainnya berdasarkan beberapa hal. Misalnya saja, ada nan merasa cocok sebab kecenderungan fisik (sama sama cantik atau tampan), sama sama kaya, sama sama terkenal, dan lain-lain.

Kondisi fisik tersebut akan menjadi salah satu faktor nan membuat seseorang menjadi bahagia saat mendengarkan pasangannya berbicara. Dengan kecocokan seperti itu, tentu saja pasangan suami isteri bisa melakukan interaksi komunikasi dengan baik sebab sudah niscaya terdapat kecocokan antara keduanya.



Teori Saling Melengkapi ( Compelementarity)

Teori nan terakhir ini dapat menjadi salah satu teori nan paling baik dalam komunikasi interaksi antara suami dan isteri. Seorang isteri nan tak rupawan, dapat merasa sangat dilengkapi jika ia disandingkan dengan seorang laki-laki nan rupawan. Begitu juga dengan sebaliknya.

Namun, dapat juga seseorang menjadi pelengkap hayati pasangannya bukan dari fisiknya saja, melainkan dari konduite dan tindakannya nan baik. Misalnya saja, seorang suami tak rupawan dan bukan pula hartawan. Namun, sebab kelembutan hati dan perilakunya nan baik, maka si isteri dapat menerima hal itu dengan baik.

Dengan kata lain, teori saling melengkapi ini dapat dijadikan salah sati teori nan akan sangat membantu interaksi komunikasi antara suami dan isteri apabila diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan komunikasi nan baik, maka interaksi suami isteri pun akan berjalan lancar sehingga kehidupan berpasangan dapat sangat terasa hangat dibandingkan dengan pasangan nan selalu sibuk dengan urusan masing-masing.