Sekilas Tentang Kisah Tragis Penderita Demam Berdarah Dengue

Sekilas Tentang Kisah Tragis Penderita Demam Berdarah Dengue

Perubahan musim (pancaroba) nyaris identik dengan endemi penyakit, mulai dari flu, diare, hingga demam berdarah dengue. Meskipun merupakan penyakit musiman nan terjadi setiap tahun di daerah tropis dan subtropis seperti Indonesia, korban demam berdarah dengue masih terus berjatuhan. Gejala-gejala demam berdarah dengue nan sering berbeda antara satu penderita dengan penderita lain sering membuat penyakit ini luput dari penanganan dini. Penanganan nan terlambat bisa berakibat fatal. Penurunan trombosit nan sangat parah atau perdarahan di organ-organ dalam tubuh bisa mengakibatkan kematian. Untuk itu, memahami patofisiologi demam berdarah dengue akan sangat membantu mencegah agresi penyakit ini mencapai taraf mematikan itu.



Sekilas Tentang Kisah Tragis Penderita Demam Berdarah Dengue

Kisah ini ialah kisah nyata. Kisah ini mudah-mudahan akan memberikan citra betapa susahnya mengetahui gejala demam berdarah dengue. Seorang anak kelas 6 sekolah dasar nan baru saja selesai menghadapi ujian nasional, masuk kursus kelas bahasa Inggrisnya seperti biasa. Hari itu Sabtu. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia sakit. Ia juga tak mengeluh apapun. Entah sebab anaknya begitu bersemangat latihan buat pementasan pada hari minggunya atau sebab ia memang tak merasakan sakit apapun.

Setelah pulang dari latihan terakhir itu, malamnya guru kursus sang anak mendapatkan kabar bahwa ia dibawa ke rumah sakit sebab demam tinggi dan tentunya tak dapat mengikuti pentas pada keesokan harinya. Sang guru tak risi sama sekali sebab dikira mungkin gugup sehingga sakit. Tengah malam, sang guru mendapat kabar bahwa sang anak sudah tiada. Begitu cepat, begitu mengagetkan. Ternyata setelah diusut, sebenarnya beberapa hari sebelum kematiannya, sang anak memang mengeluh panas. Tetapi sebab panasnya masih biasa dan si anak tak mengeluh apa-apa, orangtua sang anak biasa saja menanggapinya. Apalagi setelah dua hari, panasnya turun.

Saat sang anak dibawa ke rumah sakit, pembuluh darahnya telah pecah. Malam itu ia hanya sebentar saja tersadar. Setelah berbicara sebentar dengan ibunya, ia pun tidak sadarkan diri. Ketika tengah malam berlalu, ia pun menghembuskan napas terakhirnya ditengah keterkagetan nan begitu mengguncang jiwa sang ibu dan anggota keluarga nan lain. Semua kaget dan tak menyangka bahwa kematian anak nan begitu baik itu datang bagai halilintar nan menghantam bumi tanpa tanda-tanda hujan. Kematian memang dapat datang kapanpun. Tiada nan tahu kapan. Manusia hanya dapat pasrah.

Kematian nan begitu mendadak dampak dari demam berdarah ini tak hanya dialami satu keluarga saja. Kisah nan dialami oleh Tika Bisono, seorang seniman sekaligus seorang psikolog nan kehilangan anaknya juga seperti itu. Sang anak nan panas tinggi dibawa ke rumah sakit. Setelah suhu badan anak turun, keluarga mengira bahwa sang anak telah sembuh atau paling tak menunjukan gejala kesembuhan. Ternyata analisis itu salah. Turunnya suhu tubuh ialah masa kritis nan dapat berakibat sangat fatal.

Ketika rasa senang bahwa anak dikira akan sembuh itu berbuah sesuatu nan sangat mengagetkan. Sang buah hati meninggal dalam pelukan. Kesedihan itu memang tidak terbendung. Mau menyesalkan semuanya sudah tidak berguna. Begitulah pola penyakit deman berdarah ini. Tak ada nan dapat memprediksi kapan kematian akan datang. Walaupun upaya menyelamatkan buah hati telah dilakukan, ketentuan Tuhan memang tidak dapat dihentikan oleh manusia. Kewaspadaan dan kehati-hatian telah dilakukan, takdir berkata lain.

Flavivirus dan Aedes Aegypti

Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh Flavivirus . Virus ini memiliki beberapa serotipe, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Dalam siklus hidupnya, virus ini membutuhkan tubuh manusia dan tubuh nyamuk sebagai loka berkembang biak. Nyamuk nan cocok buat kelangsungan hayati Flavivirus ini ialah nyamuk Aedes aegypti. Ketika virus ini masuk ke dalam tubuh nyamuk, maka virus ini pun ikut serta dalam perkembangbiakan nyamuk. Hanya butuh satu kali saja gigitan, maka virus akan masuk ke dalam tubuh manusia. Virus akan terus berkembang hingga memecahkan pembuluh darah kalau tak langsung ditanggulangi.

Trombosit pasien akan menurun drastis. Darah nan keluar dari hitung sudah merupakan tanda bahwa penyakit ini telah menjalar ke seluruh tubuh. Kematian seakan begitu dekat. Kekhawatiran biasanya segera saja menyergap semua hati. Tidak sporadis pasien memerlukan pasokan darah nan cukup banyak. Bahkan ketika pasien demam berdarah dengue ini membludak, PMI sampai kehabisan stok darah. Kalau hal ini terjadi, itu artinya pihak keluarga pasien harus berusaha mendapatkan donor darah nan cocok dengan darah sang pasien.

Ketika nyamuk Aedes Aegypti betina hamil, ia membutuhkan darah manusia buat mematangkan telur-telur di dalam tubuhnya. Nyamuk betina ini kemudian menggigit kulit manusia buat menghisap darah. Pada saat itulah Flavivirus berpindah dari tubuh nyamuk ke dalam tubuh manusia melalui genre darah. Masa inkubasi virus ini di dalam tubuh manusia berkisar antara 4-6 hari, lalu virus berada dalam genre tubuh manusia selama 5-7 hari. Pada saat seperti ini dapat terjadi penularan nan berlangsung sangat cepat. Gigitan nyamuk Aedes aegypti ini biasanya terjadi pada pagi dan sore hari, antara pukul 08.00 – 12.00 dan 15.00 – 17.00.

Gejala dan Penanganan Demam Berdarah Dengue

Patofisiologi demam berdarah dengue atau gejala-gejala nan ditimbulkan oleh penyakit ini ialah di antaranya, pasien mengalami demam di atas 38°C selama kurang lebih satu minggu tanpa diketahui penyebabnya. Pada saat ini terkadang pasien dewasa tak terlalu mempedulikan keadaannya. Ia mungkin mengira bahwa demam itu ialah demam biasa dan tak mengira bahwa demam itu merupakan imbas dari demam berdarah.

Pada pasien berusia balita atau remaja, biasanya juga tak menyadari keadaan ini. Mereka mungkin saja masih beraktivitas seperti biasa persis seperti kisah penderita demam berdarah dengue di atas. Padahal setelah demam ini menurun nan biasanya dianggap tanda-tanda kesembuhan, malah terjadilah nan paling ditakutkan. Agresi virus seakan baru dimulai. Muncul bintik-bintik merah di kulit. Bintik-bintik merah ini kadang tidak tampak konkret atau bahkan tidak terlihat oleh mata awam. Dokter akan menyarankan tes darah di laboratorium jika mencurigai adanya kemungkinan terkena demam berdarah dengue.

Tanda-tanda lain dari sakit demam berdarah ialah rasa sakit kepala nan cukup berat dan perut mual dan muntah-muntah. Kadang-kadang disertai dengan mimisan. Tinja berwarna merah kehitaman. Pada kasus nan sudah parah terjadi pembesaran hati, perdarahan di otak, dan shock. Bila keadaan semakin parah, pasien akan pingsan. Saat tidak sadarkan diri itulah, rasanya sudah sulit buat mengatakan bahwa pasien dapat disembuhkan. Hanya tinggal keajaiban nan diharapkan pada saat seperti ini.

Untuk mencegah terjadinya demam berdarah dengue sampai taraf parah nan dapat mengakibatkan kematian, ada beberapa hal nan dapat dilakukan. Waspadai gejala awal demam berdarah dengue, yaitu demam tinggi selama 2-7 hari. Minum obat penurun panas. Banyak minum. Selain air putih juga bisa meminum teh manis, minuman isotonik, sirup, jus buah, oralit, sari kurma, atau kaldu sayuran. Usahakan jangan sampai terjadi kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan).

Segera ke dokter jika demam tidak juga reda setelah 3 hari diobati sendiri, demam disertai muntah, kejang, mimisan (atau perdarahan lain), atau jika dicurigai terkena demam berdarah dengue. Dengan mengenali patofisiologi demam berdarah dengue akan sangat membantu mencegah agresi penyakit ini. Bagi penderita nan lebih besar atau dewasa, usahakan buat meningkatkan imunitas tubuh dengan makan jambu biji atau air rebusan jambu biji merah.

Jangan sampai tubuh menjadi lemas. Tidur cukup dan bergeraklah secukupnya saja. Minum nan banyak dan jangan sampai bintik merah keluar. Intinya, ketika panas menyerang, segera turunkan panas itu. Panas nan diderita dapat menjadi pertanda apapun. Berbagai macam penyakit nan dimulai dengan panas, misalnya, malaria, tipus, dan demam berdarah. Pentingnya menurunkan panas ini buat mengetahui apakah jenis penyakit ini benar-benar demam berdarah atau bukan. Cara menurunkan panas nan cukup mudah ialah dengan melakukan terapi air. Minumlah air sebanyak minimal dua liter dalam waktu 3 jam.

Selanjutnya, air nan diminum itu akan keluar monoton melalui urin. Ketika cairan mulai dibuang, biasanya air seni akan terasa panas. Semakin sering buang air kecil, suhu air seni akan semakin menurun panasnya. Ketika panas memang turun, maka air seni tak akan panas lagi.