Teori Manajemen - Berbagai Fase dalam Organisasi

Teori Manajemen - Berbagai Fase dalam Organisasi

Pada pembahasan teori manajemen ini, kita mulai dengan pengertian manajemen. Manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Mengapa ilmu? Karena manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan nan mempelajari mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama buat mencapai tujuan.

Termasuk di dalamnya ada proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan supervisi terhadap kegiatan para anggota organisasi. Termasuk di dalamnya ialah penggunaan sumber daya agar secara efisien bisa mencapai tujuan organisasi nan telah ditetapkan.

Mengapa seni? Karena dalam menerapkan teori manajemen, organisasi selalu melibatkan orang lain maka dibutuhkan seni mempelajari dan mempengaruhi orang lain.

Selain manajemen, dalam organisasi dibutuhkan seseorang nan mengatur semuanya itu agar semua ilmu dan seni nan ada tak sekedar menjadi teori-teori manajemen, tetapi bisa diimplementasikan sinkron kebutuhan organisasi. Orang di balik layar dan mengatur agar implementasi teori manajemen itu berjalan lancer ialah orang nan kita kenal sebagai manajer.



Teori Manajemen - Tugas Manajer

Peran primer manajer ialah sebagai kemudi menuju ke tujuan perusahaan. Sukses tidaknya tujuan suatu perusahaan/organisasi sangat bergantung pada sang manajer. Karena pentingnya tugas seorang manajer, maka seorang manajer harus memahami teori manajemen dan punya pengetahuan nan cukup tentang organisasi. Berikut ialah pelukisan tugas seorang manejer.

  1. Manajer ialah seorang pemimpin sehingga manejer harus bekerja dengan orang lain baik dengan orang-orang di dalam maupun di luar organisasi.
  2. Manajer harus dapat menetapkan tujuan visi dan misi bagi perusahaannya.
  3. Manajer akan bertanggung jawab atas kinerja karyawannya. Sehingga sangat krusial seorang manajer mengawasi karyawannya agar berada dalam jalur kerja nan benar.
  4. Manajer harus dapat mengatur hal-hal nan terjadi dalam organisasinya dan bisa menentukan prioritas jika ternyata ada tujuan-tujuan nan saling bertentangan.
  5. Manajer harus mampu menganalisis segala aspek nan berhubungan dengan organisasi agar bisa memudahkannya mengambil keputusan jika ternyata ada masalah di dalam organisasi maupun saat ada masalah nan datang dari luar organisasi.
  6. Manajer ialah pencipta hubungan, melakukan pendekatan, serta melakukan proses kompromi dengan orang-orang di sekitarnya demi tercapainya tujuan organisasi.
  7. Manajer ialah wakil dari organisasinya saat organisasi tersebut harus dihadapkan dengan oraganisasi lain.
  8. Manajer ialah faktor penentu atas keberhasilan maupun kegagalan organisasinya dalam mencapai tujuan.
  9. Manajer bertugas mengambil keputusan demi kemajuan organisasi.

Karena beratnya beban kerja dan tanggung jawab seorang manejer, maka seorang manejer perlu menguasai bidang-bidang ilmu eksklusif nan umumnya berupa teori-teori manajemen dan teori berorganisasi. Juga perlu menguasai psikologi manusia nan nantinya akan menunjang pekerjaannya sebagai seorang manajer.



Teori Manajemen - Enam Skill Wajib Manajer Berpengalaman

Untuk memudahkan pemahaman anda mengenai kemampuan wajib seorang manajer, maka berikut ini ialah 6 skill yang wajib dimiliki oleh seorang manajer berpengalaman:



1. Kemampuan dalam pembuatan konsep

Manajer haruslah mempunyai keterampilan membuat konsep atau berbagai gagasan buat kemajuan organisasi nan umumnya kita kenal sebagai tujuan organisasi. Konsep-konsep tadi kemudian harus di-skema-kan menjadi planning kegiatan agar tak hanya menjadi sebatas konsep dan teori manajemen dalam tubuh suatu organisasi. Tapi juga bisa diimplementasikan sinkron konsep nan telah dicetuskan oleh seorang manajer. Inilah nan kita kenal sebagai rencana-rencana kerja strategis atau planning .



2. Kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain

Selain harus memiliki kemampuan mencetuskan ide atau konsep, seorang manajer juga perlu mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Baik itu komunikasi bersifat verbal maupun nan bersifat non verbal.

Tidak hanya berkomunikasi dengan pegawainya di dalam organisasi (mungkin kesannya mudah sebab seorang manajer bertindak sebagai bos nan harus ditaati), manajer juga harus dapat berkomunikasi dengan orang dari luar organisasi. Seperti contohnya, dengan seorang rekanan bisnis atau perwakilan dari organisasi lain. Maka seorang manajer harus pandai menempatkan dirinya tergantung dengan siapa ia berhadapan.

Sebagai seorang pemimpin dalam organisasi, tak lantas membuat seorang manajer bertindak semaunya. Dalam komunikasi di sektor internal organisasi, manajer harus bertindak sebagai seorang pemimpin nan memahami para pegawainya. Setelah memahami karakter seorang pegawai, maka seorang manajer bisa dengan mudah mempengaruhi pegawainya demi meningkatkan kualitas kerja si pegawai tersebut.

Maka jangan heran jika kadang seorang manajer dapat berperan sebagai seorang motivator, guru, dan bahkan sahabat bagi pegawainya. Tentu hal ini tak harus dilakukan. Tapi ingatlah bahwa tim nan berhasil ialah tim nan solid. Maka agar kesatuan itu ada, manajer tak boleh menerapkan sistem “tangan besi” nan akan menimbulkan perpecahan.



3. Punya kemampuan teknis nan cukup

Sebelum bisa memberi perintah pada orang lain, kemampuan teknis dalam pekerjaan perlu diketahui oleh seorang manajer. Agar ketika seorang manajer memberi perintah buat melakukan sesuatu, seorang manajer tak sekedar menyuruh. Akan tetapi, tahu apa nan ia minta buat dikerjakan. Jika seorang manajer sudah tahu mengenai suatu pekerjaan secara teknis, maka ia bisa memperhitungkan estimasi waktu selesai maupun kendala-kendala nan dihadapai oleh pegawainya saat melakukan tugas tersebut.



4. Dapat manajemen waktu

Tujuan kerja suatu perusahaan niscaya mempunyai sasaran waktu nan harus dicapai sebagai indikator apakah rencana-rencana nan ada sudah dijalankan secara efisien atau belum. Jika ternyata ada masalah dengan waktu nan harus ditempuh, apakah itu membuat tujuan organisasi terlambat dilaksanakan atau tujuan lebih cepat terlaksana. Itu tergantung kemampuan seorang manajer dalam manajemen waktu nan ada.



5. Mampu membuat keputusan di saat sulit

Sebagai orang nan menjadi “ujung tombak” sebuah organisasi, maka manajer selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan sulit nan nantinya akan menentukan maju atau mundurnya sebuah organisasi. Sehingga seorang manajer harus bisa mendefinisikan masalah dan mencari lebih dari satu alternatif nan bisa diambil buat menyelesaikan masalah.

Lalu, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif nan telah didapatkan dan memilih sebuah alternatif nan dianggap paling baik buat organisasi. Dan terakhir, manajer harus dapat mengimplementasikan alternatif nan telah ia pilih serta mengawasi alternatif itu agar bisa berjalan dengan lancar.



6. Mempunyai dasar ilmu mengenai teori manajemen

Teori manajemen nan perlu dikuasai tersebut mencakup manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen proyek, dan teori manajemen lainnya



Teori Manajemen - Berbagai Fase dalam Organisasi

Setelah memahami tugas seorang manajer, mari kita kembali kepada proses dalam organisasi agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuan. Proses dari implementasi teori manajemen ini akan dibagi menjadi beberapa fase nan akan terus berulang sejak sebuah organisasi lahir sampai tiba saatnya organisasi itu tak aktif lagi. Berikut ialah fase-fase nan ditempuh sebuah organisasi:



1. Perencanaan

Perencanaan merupakan awal dari segalanya. Di mana proses ini bermula dari konsep seorang manajer nan nantinya disusun menjadi planning kerja nan memiliki tenggang waktu tertentu.



2. Pengorganisasian

Dalam melaksanakan rencana-rencana kerja nan ada maka seorang manajer harus bisa memaksimalkan semua sumber daya nan dimiliki oleh organisasinya. Dari situlah, kita lihat betapa pentingnya mengkoordinasi semua aspek dalam mencapai suatu tujuan bersama.



3. Pengarahan

Setelah mempunyai planning dan mengkoordinasi sumber daya nan ada, wajib bagi seorang manajer buat mengarahkan pegawainya agar mempunyai pelukisan kerja nan jelas demi tercapainya tujuan organisasi.



4. Supervisi

Setelah mengarahkan pegawainya, maka tak serta merta semuanya berjalan sinkron harapan. Manajer perlu mengawasi kinerja pegawainya sebab orang nan akan bertanggung jawab jika organisasi tak mencapai tujuannya ialah si manajer sendiri. Mengawasi jika si pegawai melakukan kesalahan, memberikan koreksi, memberi motivasi sangat krusial agar semua planning berjalan sinkron planning awal.

Keempat poin tersebut akan selalu berulang hingga suatu organisasi tak aktif lagi. Setelah mencapai suatu tujuan, maka dibutuhkan planning baru nan bertujuan membuat suatu organisasi semakin sukses dan bisa mempertahankan diri dari arus globalisasi. Sekali lagi, semua ini cuma teori manajemen dalam sebuah organisasi. Yang tak akan berjalalan dengan baik jika tak diimplementasikan dengan baik sinkron dengan teori manajemen era modern.