Model Komunikasi Massa

Model Komunikasi Massa

Sebelum membahas mengenai model komunikasi massa , ada baiknya kita mengingat kembali apa nan disebut dengan komunikasi massa. Menurut Joseph R. Dominick, komunikasi massa ialah suatu proses organisasi nan kompleks dengan menggunakan satu atau lebih alat bantu mesin buat memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak nan besar, heterogen, dan tersebar.

Sementara itu, Jalaludin Rakhmat menuliskan bahwa komunikasi massa ialah homogen komunikasi nan ditujukan kepada sejumlah khalayak nan tersebar, tidak sejenis dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan nan sama bisa diterima dengan serentak dan sesaat.



Definisi Lain Komunikasi Massa dari Para Ahli

Berdasarkan uraian definisi komunikasi massa di atas, kita dapat mendapatkan sekilas citra dari model komunikasi massa itu. Dari definisi komunikasi massa inilah kita dapat mengetahui bagaimana model komunikasi massa itu diturunkan. Jadi, dengan kata lain, buat memahami bagaimana model komunikasi massa, didapat dari penjabaran definisi komunikasi massa. Dalam definisi memuat beberapa komponen ilmu nan tersusun secara sistematis, sehingga dapat dijabarkan ke dalam model.

Definisi komunikasi massa tak hanya terbatas dari apa nan telah di ungkapkan oleh kedua pakar komunikasi di atas. Masih banyak definisi komunikasi massa menurut pakar komunikasi. Berikut beberapa definisi komunikasi massa dari beberapa pakar komunikasi:

  1. Menurut Jay Back dan Frederick C. Whitney, komunikasi massa lebih menunjuk pada media mekanis nan digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, komunikasi massa lebih menunjuk pada teori atau proses teoretik.
  2. Josep A. Devito menjabarkan komunikasi massa menjadi dua bagian, yaitu nan pertama komunikasi massa ialah komunikasi nan ditujukan kepada massa, kepada khalayak nan luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa ialah komunikasi nan disalurkan oleh pemancar-pemancar nan audio dan atau visual.
  3. Alexis S. Tan mengatakan dalam komunikasi massa itu komunikatornya ialah organisasi nan mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah orang banyak nan terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa, seperti surat kabar, majalah atau penerbit buku, stasiun atau jaringan TV.
  4. Sedangkan menurut Michael W. Gamble dan teri Kwal Gamble mengatakan dalam komunikasi massa itu komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper atau penapis informasi. Artinya, pesan-pesan nan nan disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam forum tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

Dari semua definisi komunikasi massa nan akan dijabarkan ke dalam model komunikasi massa tersebut, bisa kita tarik benang merahnya. Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa seperti media cetak dan media elektronik. Dikatakan demikian, sebab , pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication .



Empat Elemen Dasar Model Komunikasi Massa

Komunikasi memiliki modelnya tersendiri terkiat dengan proses genre pesan nan akan disebarluaskan kepada audience . Model komunikasi massa ini terbentuk sebab unsur nan terlibat dalam proses komunikasi berbeda dengan bentuk komunikasi secara umum. Model komunikasi massa tak dapat dibuat begitu saja tanpa adanya pemikiran dan analisa nan berdasarkan dari konsep komunikasi massa. Ada empat elemen nan menjadi dasar dibentuknya model komunikasi massa. Berikut keempat elemen dasar terbentuknya model komunikasi massa:

  1. Partisipan dalam komunikasi massa berjumlah besar dan bisa meningkat secara drastis setiap saat. Akan tetapi, nan lebih krusial ialah pengirim pesan berasal dari sebuah forum dengan anggaran tertentu.

  2. Pesan sifatnya lebih personal, terspesialisasi, dan umum. Tahapan ini sangat mungkin terjadi karena penerima pesan berasal dari lapisan masyarakat nan jumlahnya nisbi besar.

  3. Masing-masing audience secara fisik dan emosional dipisahkan oleh ruang dan waktu dari komunikator dalam komunikasi massa.

  4. Media massa menjadi syarat absolut bagi saluran komunikasi massa.



Model Komunikasi Massa

Model komunikasi masa artinya gambaran, replika, dan tiruan gejala nan diteliti dalam proses komunikasi massa. Sereneo dan Mortensen mengatakan bahwa suatu model komunikasi merupakan pelukisan ideal mengenai berbagai hal nan dibutuhkan buat terjadinya komunikasi. Ada beberapa model komunikasi massa nan dituliskan oleh para pakar komunikasi.

Model-model komunikasi nan dapat digunakan dalam komunikasi massa ialah sebagai berikut.

1. Model Jarum Hipodermik (Peluru Ajaib)

Dinamakan jarum hipodermik sebab model komunikasi ini seakan-akan seperti disuntikkan langsung ke dalam jiwa komunikan. Seperti halnya obat nan disebarkan ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap fisik manusia. Begitupun pesan-pesan nan terjadi pada model ini. Komunikasi nan dilakukan, bahkan, dapat mengubah sistem psikologis komunikan.

Model ini diasumsikan bahwa sumber-sumber komunikasi, baik komunikator, pesan, maupun media, nan digunakan amat perkasa dalam mempengaruhi komunikan. Umumnya, komunikasi massa model ini bersifat linier dan satu arah. Komponen media massa dijadikan alat komunikasi nan paling diandalkan.

Model ini juga kadang disebut dengan istilah peluru ajaib sebab modelnya seperti peluru nan ditembakan pada sasaran tidak berdaya. Komunikan menjadi pihak nan pasif dalam menerima pesan-pesan komunikasi nan disampaikan. Jika komunikasi menggunakan komunikator nan kredible, pesan nan dahsyat, dan media nan digunakan efektif, komunikan bisa diarahkan sekehendak kita.

Pada zaman selama dan pasca Perang Global I, model komunikasi ini sering digunakan buat meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah sikap dan pandangan. Kalau saat ini, mungkin dapat buat meneliti cara-cara kampanye saat pemilihan umum.

2. Model Satu Tahap

Model komunikasi satu termin ( one step flow of communication ) merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Pada model ini, pesan nan ingin disampaikan melalui media massa dilakukan secara langsung, tanpa mediator antara sumber komunikasi dan komunikan.

Model ini muncul sebab menganggap media massa tak mempunyai kekuatan hebat. Mereka menganggap pesan nan diterima komunikan dipengaruhi oleh penampilan, penerimaan, dan pemahaman dalam ingatan nan selektif. Hal ini menyebabkan terjadinya disparitas imbas buat setiap komunikan.

3. Model Komunikasi Massa Dua Tahap

Berdasarkan sebuah penelitian nan dilakukan oleh Lazarfeld, Berelson, dan Guadet, media massa hanya punya pengaruh kecil terhadap aktivitas komunikasi massa. Mereka berpendapat demikian setelah mengadakan penelitin tentang efek-eek komunikasi massa saat kampanye pemilihan presiden Amerika pada 1940.

Mereka bersimpulan bahwa orang lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi antarpriadi dalam menetukan keputusan politiknya daripada pengaruh nan disampaikan melalui media. Masyarakat sebenarnya mendapat pengaruh besar bukan sebab melihat media sebagai alat buat menyampaikan pesan komunikasi.

Masyarakat terpengaruh oleh para pemuka pendapat nan telah mendapatkan pesan dari komunikator melalui media massa nan digunakan. Karena proses inilah, Lazarfeld menyebutnya dengan istilah “ two step flow of communication model ” (model komunikasi dua tahap).

Dalam model ini, ada dua termin nan terjadi dalam proses komunikasi massa. Termin pertama merupakan proses komunikasi massa. Pada termin ini, komunikator menyampaikan pesan kepada pemuka pendapat ( opinion leader ). Termin kedua disebut sebagai proses komunikasi antarpersonal, yaitu pemuka pendapat nan telah mendapatkan.

4. Model Komunikasi Massa dari Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble

Model komunikasi massa nan diungkapkan oleh Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble atau disebut juga dengan model Gamble dan Gambel ini menggambarkan pola komunikasi dimulai dari sumber pesan mengalirkan pesan nan “diedit” oleh penapis informasi. Kemudian pesan tersebut disebarkan melalui peralatan media massa, lalu diterima oleh audience .

Proses penerimaan pesan nan nan dilakukan oleh audience dipengaruhi oleh berbagai gangguan. Alur pesan selanjutnya, audience memberikan umpan balik pada pengirim pesan melalui berbagai macam saluran. Saluran itu dapat berupa media massa atau melalui saluran lain, seperti telepon, surat, faksimil, dan lain-lain.

5. Model Komunikasi Massa Melvin De Fleur

Model komunikasi massa ini dikemukakan oleh Melvin De Fleur. Model De Fleur ini menggambarkan sumber dan pemancar tak berada di satu posisi. Baginya, antara sumber dengan pemancar berbeda tahapannya dalam aktivitas komunikasi massa. Saluran menjadi media massa nan mampu menyebarkan pesan-pesan nan dikemukakan sumber.

Sementara itu, fungsi penerima pesan ialah sebagai orang nan dikenai target pesan nan disebarkan dan penginterpretasi pesannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan buat menguraikan pesan dan memberi mereka interpretasi penerima. Hal ini sama dengan fungsi otak. Umpan balik menurut model komunikasi massa ini ialah respon dari tujuan kepada sumber.