Tokoh dibalik Tafsir Ibnu Katsir

Tokoh dibalik Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir dari kitab kudus umat Islam, yaitu Al-qur'an nan paling banyak digunakan sebagai rujukan. Kata tafsir sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu al-fusru nan artinya ialah menjelaskan atau menyingkapkan sesuatu. Menafsirkan sama dengaan menjelaskan kemudian menyimpulkan hukum-hukum ajaran nan terdapat dalam Al-qur'an.

Ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Allah menciptakan Al-qur'an menggunakan bahasa Arab. Dalam Al-qur'an Allah menyampaikan banyak hal mengenai dasar-dasar aqidah, kaidah sebuah syariat, dan asas konduite nan bisa menuntun manusia menjadi lebih baik. Tafsir Ibnu Katsir membantu ayat-ayat Allah tersebut agar lebih mudah dipahami oleh umat muslim.



Bentuk Tafsir Al-Qur'an: Tafsir Ibnu Katsir

Secara garis besar, bentuk dari tafsir Al-qur'an dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Tafsir bi al-Matsur, Tafsir bi ar-Rayi, dan Isyari. Ketiga bentuk tafsir tersebut memiliki beberapa tokoh penerjemah atau penafsir. Tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu bagian dari Tafsir bi al-Matsur.



Tafsir Ibnu Katsir: Bagian dari Tafsir bi al-Matsur

Matsur dalam tafsir ini berasal dari kata atsar nan artinya sunnah, hadist, jejak atau peninggalan. Ketika seseorang tengah melakukan penafsiran atau dikenal dengan istilah mufassir, seorang mufassir itu harus melakukan penelusuran jejak atau peninggalan masa lalu dari berbagai generasi.

Sebagai bagian dari Tafsir bi al-Matsur, Tafsir Ibnu Katsir merupakan sebuah tafsir nan proses penafsirannya berdasarkan pada beberapa kutipan nan shahih atau asli. Ketika akan diterjemahkan, para mufassir tersebut memiliki beberapa referensi.

Beberapa surat keterangan generik nan digunakan ketika menafsirkan Al-qur'an tersebut ialah membandingkan Al-qur'an dengan Al-qur'an atau menggabungkan serta menyamakannya dengan hadist. Hadist atau Al-qur'an nan digunakan berfungsi sebagai penjelas.

Selain Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir bi al-Matsur lainnya ialah Tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Abu Laits As Samarkandy, Tafsir Ad Dararul Ma'tsur fit Tafsiri bil Ma'tsur, Tafsir Al-Baghawy, Tafsir Baqy ibn Makhlad, Asbabun Nuzul, dan Tafsir An Nasikh wal Mansukh.



Tokoh dibalik Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Ibnu Katsir artinya ialah sebuah tafsir nan merupakan hasil pemikiran atau penafsiran dari Ibnu Katsir. Nama orisinil dari salah satu mufassir ini ialah Ismail bin Katsir. Namun, sosoknya lebih banyak dikenal orang dengan nama Ibnu Katsir.

Lelaki ini ialah seorang ulama dan pemikir nan lahir di Busra, Suriah pada 1301 dan meninggal beberapa puluh tahun kemudian tepatnya 1372 di Damaskus, Suriah. Perjalanannya sebagai seorang pakar tafsir tak semata-mata tanpa belajar. Untuk bisa menciptakan buku nan kemudian diberi nama Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir belajar pada beberapa tokoh.

Dalam menuntun ilmu, Ismail bin Katsir mendapatkan suntikan ilmu dari beberapa pakar hadist nan terkenal di Suriah, seperti Jamaluddin al-Mizzi nan kemudian hari anaknya ia nikahi. Dari hasil belajarnya tersebut, Ibnu Katsir bahkan diberikan kesempatan langsung oleh gurunya buat mendengarkan hadis dari ulama-ulama Hejaz dan mendapatkan ijazah dari Al-Wani.

Jauh sebelum menuntun ilmu dan melahirkan Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir sudah lebih berguru pada Burhanuddin al-Fazari. Burhanuddin al-Fazari ini sekaligus menjadi guru pertama bagi Ibnu Katsir.

Sebagai seorang guru nan mengajarkan Ibnu Katsir hingga mampu membuat tafsir Al-qur'an paling terkenal dengan nama Tafsir Ibnu Katsir, Burhanuddin al-Fazari terlebih dulu berguru pada Ibnu Taymiyyah dan Ibnu al-Qayyim. Ilmu-ilmu nan diserap dari para ulama pengajarnya itulah Ibnu Katsir bisa membuat sebuah tafsir nan hingga kini menjadi tafsir nan paling banyak digunakan oleh masyarakat Islam.

Pada 1366, Ibnu Katsir kemudian diangkat menjadi seorang guru besar oleh Mankali Bugha nan seorang Gubernur di sebuah masjid di Damaskus bernama Masjid Ummayah. Hal ini diperolehnya semenjak Ibnu Katsir sukses membuat sebuah Tafsir Ibnu Katsir nan namanya cukup terkenal itu.

Ketika akan membuat Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir menafsirkan Al-qur'an dengan Al-qur'an itu sendiri. Menurut Ibnu Katsir, metode menafsirkan seperti itu ialah metode nan paling sahih dan bijaksana. Jika metode penafsiran tersebut, maka gunakanlah hadist dari Nabi Muhammad Saw.

Dalam Al-qur'an sendiri sudah dijelaskan jika Nabi Muhammad Saw ialah penafsir Al-qur'an nan palling hebat. Beliau memang diperintahkan Allah buat menerangkan isi nan ada di dalam Al-qur'an kepada umat manusia.

Beberapa karyanya dalam bidang tafsir telah melahirkan dua karya, yaitu Tafsir Al-qur'an nan sudah ia ciptakan sebanyak 10 jilid, serta buku nan bernama Fadai'l Al-qur'an. Buku itu berisi kompendium dari sejarah turunnya Al-qur'an.

Penafsir dari Tafsir Ibnu Katsir ini memang sahih seorang nan pintar, pemikir dan ingin selalu belajar. Selain membuat sebuah tafsir Al-qur'an, Ismail bin Katsir juga membuat beberapa buku sejarah dan fikih nan memang dikuasainya. Sejarah nan ia bukukan tentu saja ialah cerita sejarah mengenai perkembangan agama Islam serta cerita-cerita Nabi Muhammad.

Buku sejarah karyanya nan cukup terkenal ialah Al-Bidayah wa an Nihayah . Dalam buku sejarah tersebut teredapat sejarah antik nan menceritakan perjalanan panjang penciptaan manusia hingga zaman Nabi Muhammad Saw. Buku ini juga menceritakan cerita perjalanan Nabi Muhammad Saw.



Tafsir Ibnu Katsir dalam Al-qur'an

Membaca Al-qur'an nan memang menggunakan bahasa Arab, membuat Al-qur'an menjadi buku bacaan dan panduan nan cukup sulit. Terkadang kita hanya membacanya dengan penuh kekhusyukan tapi arti dan makna dari setiap ayat sama sekali tak diketahui.

Akibatnya, tidak sporadis manusia juga tak dapat mengamalkan nilai-nilai baik nan terkandung dalam setiap ayat suci. Kehadiran sebuah tafsir pun menjadi penolong bagi sebagian umat muslim nan awam terhadap hal ini.

Pemakaian Tafsir Ibnu Katsir sebagai acuan nan cukup banyak digunakan ketika akan menafsirkan ayat-ayat nan ada di dalam Al-qur'an sangat membantu. Penggunaan Tafsir Ibnu Katsir telah digunakan secara generik oleh seluruh umat muslim nan ada di dunia. Ayat-ayat nan ditafsirkan oleh Ibnu Katsir bahkan mencapai 10 jilid. Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat nan ada di dalam Al-qur'an tanpa kecuali. Beliau menafsirkan dari mulai Juz 1 hingga Juz 30.

Tafsir Al-qur'an nan banyak digunakan oleh umat muslim di global ini merupakan hasil pemikiran dari Ibnu Katsir nan tak perlu diragukan. Sebuah Tafsir Ibnu Katsir nan tersohor ke berbagai penjuru dunia, sekaligus sebagai buku buat belajar memahami makna dan ajaran nan banyak terdapat di Al-qur'an.

Bukan hanya membantu para umat muslim di seluruh global buat lebih memahami isi dari kitab kudus agamanya tersebut, Tafsir Ibnu Katsir juga membantu umat dari luar agama Islam buat lebih memahami ajaran apa saja nan sebenar-benarnya terdapat di dalam Al-qur'an. Berkat penafsiran nan dilakukannya, makna dan arti nan terkandung dalam Al-qur'an bisa segera dimengerti buat kemudian diamalkan atau paling tak direnungkan.