Akhlak dalam Islam Berdasarkan Hadis Rasulullah Saw

Akhlak dalam Islam Berdasarkan Hadis Rasulullah Saw

Banyak definisi tentang akhlak manusia. Ada nan menyebutnya sebagai kebiasaan atau nilai-nilai. Ada pula nan mengartikannya sebagai sopan santun atau tata krama. Semua klarifikasi tentang makna akhlak di atas tidaklah salah, sebab sopan santun ataupun nilai-nilai kesusilaan ialah perwujudan dari akhlak manusia.

Menurut agama sendiri, [kwd]akhlak dalam Islam[kwd] memiliki porsi nan cukup penting. Bahkan, ada sebuah perkataan dari nabi Muhammad SAW nan menyatakan bahwa dirinya diutus menyebarkan selebaran Islam di permukaan bumi salah satunya ialah buat menjadikan akhlak manusia lebih sempurna.



Menggali Arti Akhlak dalam Islam

Akhlak manusia akan tampak dalam penampilan, perkataan ataupun tingkah laku seseorang. Berjalan dengan sopan dan menyapa tetangga ialah contoh akhlak nan baik, sedangkan melangkah dengan jemawa dan cuek ialah contoh akhlak nan buruk.

Berpakaian rapi, higienis dan wangi ialah sebuah perwujudan akhlak nan patut diacungi jempol, sebaliknya berbaju kotor, sekenanya dan asal pakai ialah citra akhlak nan tak terpuji.

Cerminan akhlak juga muncul ketika diri ini berbicara dengan orang lain. Contohnya, berkata dengan lemah lembut dan ramah ialah karakteristik akhlak nan terpuji. Sebaliknya, berucap dengan kasar dan bernada tinggi merupakan sikap nan tak pantas ditiru.
Sehingga akhlak dalam Islam dapat diartikan sebagai perwujudan sikap manusia di depan manusia nan lain, sinkron dengan tuntunan agama.



Akhlak dalam Islam - Belajar Agama Menumbuhkan Akhlak Mulia

Tidak dapat dipungkiri, agama merupakan pondasi dasar akhlak manusia. Seseorang dapat memahami mana konduite nan baik dan mana nan buruk, melalui kacamata agama nan dianut.

Belajar agama dengan sungguh-sungguh akan menjadikan akal manusia sadar akan perlunya akhlak mulia. Saling menolong, membantu, dan tepo seliro ialah beberapa hal nan terbangun ketika akhlak berlandaskan agama telah dipelajari dengan utuh.

Ada dua dasar nan wajib dipelajari dalam agama Islam, sehingga akhlak nan utuh akan tercermin dalam individu manusia, yaitu:

  1. Akidah Islam

Akidah Islam dapat disinonimkan dengan keimanan atau kepercayaan. Ada pula nan mengartikan akidah sebagai pondasi agama. Percaya kepada Allah Swt. bukan hanya meyakini keberadaan Allah Swt. sebagai pencipta saja, melainkan juga sebagai pemberi anggaran tentang baku sahih dan salah, termasuk akhlak manusia.

  1. Syariah Islam

Adapun aturan-aturan nan telah ditetapkan Allah Swt, secara konkret telah tertulis di dalam Al Qur’an sebagai wahyu-Nya. Juga terpola dalam perbuatan dan keputusan Rasulullah Muhammad SAW, sebagai utusan-Nya. Inilah nan dimaksud dengan syariah. Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, berarti kumpulan anggaran baik berupa perintah maupun embargo dari Allah Swt. sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Ibarat sebuah bangunan rumah, maka harus diperkuat pondasinya. Agar bangunan tersebut latif dan awet, maka Anda harus mematuhi sahih anggaran atau komposisi sebuah struktur rumah. Akhlak manusia pun dapat terlihat latif jika pondasi pemahaman akidah Islamnya kuat, dan dibangun di atasnya sebuah bangunan akhlak nan sinkron dengan anggaran syariah Islam.



Akhlak dalam Islam Berdasarkan Hadis Rasulullah Saw

Sejatinya, apa nan dijelaskan di atas tidak terlepas dari apa nan disabdakan Rasulullah Saw, “Ada dua hal nan tidak ada nan dapat mengunggulinya, yaitu iman kepada Allah dan memberi kegunaan kepada sesama muslim” . Ini sudah menjadi garis primer nan mesti dimiliki oleh setiap muslim, bila ingin selamat di global maupun di akhirat.

Dengan beriman kepada Allah, peluang buat dapat masuk ke dalam surga dan berjumpa dengan Allah Swt. cukup besar. Karena tanpa iman, seseorang tidak akan dapat masuk ke dalam surga. Iman ialah kunci utamanya. Iman nan menjadi tanda buat mendapatkan syafaat nan diberikan Allah kepada Rasulullah Saw.

Dengan iman juga seorang dapat memiliki kehidupan nan bakal disenangi oleh siapa saja. Maka wajar bila Imam al-Ghazali memaktubkan di dalam kitab “Mukasyafatul Qulub” , bahwa karakteristik orang nan beriman adalah:

  1. Pribadi nan selalu menjaga lisannya dari menyakiti orang lain
  2. Pribadi nan selalu menjaga tangannya dari menzhalimi orang lain
  3. Pribadi nan selalu menggunakan kakinya buat mengunjungi hal-hal nan baik
  4. Pribadi nan selalu menggunakan matanya buat melihat kepada nan baik-baik
  5. Pribadi nan hatinya tidak pernah digunakan buat menilai orang lain dengan keburukan.

Karena itu, keberadaan orang nan beriman akan memberikan kenyamanan bagi orang lain, baik bagi nan seagama dengannya maupun nan tak seagama. Inilah misteri nan dimiliki oleh orang nan beriman sebenarnya.

Selain itu, kata Rasulullah Saw. nan menjadi pertanda akhlak dalam Islam ialah selalu memberi kegunaan kepada sesama orang muslim. Hal ini mengaku kepada sabda Rasulullah Saw. “Di antara bagusnya islam seseorang ialah ketika ia meninggalkan apa nan tak bermanfaat”.

Artinya, orang nan berakhlak dalam islam ialah orang nan keberadaan memang disukai oleh banyak orang. Dapat jadi sebab ia selalu membantu orang lain dan dapat jadi juga lantaran ia tidak pernah menyakiti orang lain alias menzhalimi orang lain.

Pernahkah Anda tahu apa janji pahala nan diberikan Allah kepada orang nan selalu berakhlak dengan apa nan diatur dalam Islam? Berikut ini hadis nan menjelaskan bahwa orang nan berakhlak selalu memberi kegunaan terhadap orang lain atau minimal tak menzhalimi orang lain.

Rasululullah Saw bersabda, “Siapa bangun di pagi hari lalu ia tak berniat berbuat zhalim kepada siapa pun, maka diampuni Allah dosanya nan telah lalu. Dan Siapa nan bangun di pagi hari dengan niat menolong orang nan terzhalimi dan mencukupi kebutuhan orang muslim lainnya, maka ia berhak mendapatkan pahala seperti pahala haji mabrur.”

Luar biasa! hanya dengan tak niat tak menzhalimi orang lain dan berniat membantu orang lain sudah dijanjikan Allah pahala nan luar biasa. yaitu, dari pengampunan dosa hingga diberi pahala seperti pahala haji mabrur.

Tak hanya itu, empat orang nan dirindukan surga, dua orang di antaranya ialah nan memberi kegunaan kepada orang lain yaitu, “menjaga lisan dan memberi makan orang nan lapar.”

Maka dari itu, sungguh luar biasa pendidikan akhlak dalam Islam. Hanya tinggal, mampukan umat Islam buat mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Pasalnya, apa nan diajarkan memang cukup mudah. Hanya saja, mampukah kita mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Jika dapat diaplikasikan dengan baik dan tepat dalam kehidupan, maka kita akan masuk dalam kategori orang nan disebut dalam hadis Rasulullah Saw:

“Hamba-hamba nan paling dicintai Allah ialah nan paling bermanfaat buat manusia. Perbuatan nan paling mulia ialah menumbuhkan rasa bahagia di dalam hati orang mukmin yaitu dengan cara melenyapkan rasa laparnya, menghilangkan kesulitannya dan membayarkan hutangnya. Dua hal nan paling dibenci Allah ialah menyekutukan Allah dan memberikan atau mendatangkan bahaya kepada orang muslim”.

Bagaimana? Sudah jelaskah bagaimana akhlak dalam Islam . Tak ada nan sulit dalam Islam. Dan Islam ialah agama nan memberikan kedamaian, bagi orang Islam sendiri maupun orang non muslim. Namun, jika menyaksikan nan jelek dilakukan oleh sebagian umat Islam tidak pantas nan disalahkan Islamnya.

Karena bisa diketahui bahwa Islam tidak pernah mengajarkan nan jelek. Islam selalu mengajarkan nan baik-baik kepada umatnya. Hanya saja, dalam memahaminya saja terkadang keliru. Kekeliruan inilah nan mencoreng nama Islam. Sungguh, Islam ialah agama nan memberikan kedamaian.

Kedamaian nan diberikan bukan hanya buat manusia, baik muslim atau non muslim, tapi buat seluruh mahluk nan ada di bumi ini. Karena Rasulullah Saw mengatakan, “Sayangi kamulah siapa saja nan ada di bumi, pasti nan ada di langitpun akan menyayangimu.”

Hadis ini mengandung makna, bahwa orang nan beragama Islam ialah orang nan berakhlak mulia. Ia tidak hanya diminta buat melakukan hal nan baik-baik kepada manusia, tapi juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan. Nah, lihat! Betapa bagusnya akhlak nan diajarkan di dalam Islam.

Namun ketika tidak memperdulikan apa nan diajarkan Nabi Saw., maka nan terjadi ialah sebaliknya. Allah murka. Bala di mana-mana. Di suruh buat saling menyayangi, malah nan dilakukan saling merusaki. Hutan nan mestinya dirawat malah dirusak. Pohon nan mestinya dirawat dengan baik, malah dimatikan dan dirubah menjadi komplek perumahan.

Maka tidak perlu heran kenapa bala bertubi-tubi datang? Jawabannya, sebab tidak peduli dan tidak mau menjalankan apa nan diajarkan oleh Rasulullah Saw. Kini hanya tinggal menerima akibatnya.