Karakter Orang Muda

Karakter Orang Muda

Jika anak Anda telah membuat alasan buat bolos sekolah akhir-akhir ini, sebelum menyalahkan dirinya, maka pahami barangajali dia ialah salah satu dari ratusan ribu anak-anak sekolah di Indonesia nan bolos sekolah sengaja buat menghindari diintimidasi oleh sesama mitra siswanya.

Masalah bullying di sekolah jauh lebih serius daripada nan kita bayangkan. Sementara bentuk fisik bullying cukup generik di sekolah, psikologis dan emosional bentuk nan sangat generik di sekolah maupun di loka kerja. Beberapa statistik mengejutkan pada bullying nan diberikan di bawah ini akan memberitahu Anda bagaimana rentan Anda atau anak Anda ialah buat ini bentuk pelecehan.

Apa sih pengertian bullying ? Akhir-akhir ini sering terdengar istilah bullying. Sebenarnya bullying sudah terjadi sejak dahulu kala. Salah satu jenis bullying nan kasat mata ialah 'malak'. Bullying ialah suatu tekanan atau intimidasi dari satu atau serombongan anak/remaja nan dominan terhadap satu atau serombongan anak/remaja nan lebih lemah.



Mapras Identik dengan

Yang paling mudah buat kita saksikan ialah kejadian dalam acara mapras/ penerimaan murid baru. Para kakak kelas biasanya berlomba galak dan keras terhadap adik-adik kelasnya. Dengan dalih ingin melatih mental dan ketahan diri para adik kelas, kakak-kakak kelas acapkali membentak dan memerintah para juniornya buat melakukan hal nan aneh-aneh.

Anak-anak nan lebih muda dan merupakan adik-adik kelas ini terpaksa menjadi patuh dan takut pada para seniornya jika ingin selamat serta diterima dilingkungan sekolah.

Bullying ada dimana-mana

Kebiasaan mapras atau plonco ini seringkali terbawa hingga ke jenjang usia dewasa. Pengertian bullying tak berhenti pada konteks global sekolah saja, bisa pula terbawa ke dalam budaya kantor/ perusahaan dan bahkan barangkali juga dalam bidang pemerintahan.

Banyak orang muda dan junior nan dianggap masih 'ijo' dan tak tahu apa-apa. Para senior selalu menganggap dirinya lebih berumur, berpengalaman dan juga lebih banyak makan asam garam dibanding mereka nan lebih muda usia.



Pengaruh Bullying pada Anak Remaja

Dampak bullying pada anak-anak remaja dapat berubah sangat tak menyenangkan, sebab kebanyakan anak tak dapat menangani hal ini kenyataan sendiri. Jika Anda bertanya setiap psikolog tentang tanda-tanda fisik bullying, pelukisan nan akan diletakkan sebelum Anda niscaya akan sama.

Seorang korban bullying secara sosial menarik diri dan penyendiri. Jika Anda melihat anak anak bermain selama masa istirahat sekolah, maka korban bullying biasanya terlihat di sudut. Menolak buat berpartisipasi dalam hal apa pun, nan membuat mereka datang ke dalam kontak dengan sejumlah besar orang.

Jika korban ialah seorang siswa sekolah tinggi, maka ia akan terlibat dalam sesuatu nan serba sepi seperti membaca, menggambar atau menulis. Para korban akan bertindak seperti bunglon dan akan mencoba apa pun nan mungkin, agar tak mendapatkan perhatian.

Seringkali atribut ini bermuara pada hilangnya kepercayaan dan hilangnya harga diri. Ada imbas negatif sebagai korban menjadi anti sosial, dan cenderung berada di bawah ketakutan dan stres. Stres ini disebabkan sebagai dampak dari ketakutan disakiti dan dihina berkali-kali di depan orang. Sebagai korban sosial ditarik soft skill mereka tak benar-benar tajam, dan sebagai dampak dari stres lingkungan secara keseluruhan, nilai sering mulai menurun.

Korban seringkali bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu orang-orang nan mengadopsi internalisasi. Para korban menjadi anti sosial dan membenci segala jenis kontak manusia. Yang kedua menggambarkan hampir gejala nan sama, tetapi ada sisi liar ke orang-orang nan terjangkit, yakni eksternalisasi. Para korban kekerasan akan punya tujuan menghancurkan si pengganggu bahkan jadi pembunuh si penganggu.



Karakter Orang Muda

Keadaan semacam ini sesungguhnya sangat merugikan bagi perkembangan karakter manusia dan menghalangi bertumbuhnya rasa percaya diri kalangan orang muda. Cacat nan menyamakan manusia dengan kelapa, seakan akan semakin tua semakin bersantan tampaknya perlu dikaji ulang.

Secara logika manusia nan bertumbuh tinggi besar dan menua dari segi fisik. Belum tentu diimbangi dengan pertumbuhan karakter dan kecerdasan nan seimbang. Banyak orang tua nan masih kolot, merasa dirinya paling tahu, paling pintar dan acapkali memaksakan kehendak. Namun tidak sedikit pula orang-orang muda nan sabar, bijak, kreatif dan pandai menempatkan diri.

Disini pengertian bullying makin meluas, tak hanya sebatas dalam makna harafiah saja namun juga mencakup dampaknya bagi masa depan generasi muda. Khususnya anak- anak dan remaja. Menanamkan rasa percaya diri, spontanitas dan keterbukaan sejak dini ialah kapital primer buat membasmi konduite bullying.

Jika sejak dini anak anak dan remaja telah memiliki ketahanan mental dan landasan kuat buat pengembangan karakter, diharapkan pada masa dewasa mereka akan sungguh-sungguh menjadi orang nan bijak dan bukan sekedar mengaku bijak sebab dimakan usia.



Waspada Bullying Sejak Usia Dini

Bullying perlu diwaspadai sejak dini khususnya oleh para orang tua. Mereka sebaiknya memperhatikan perkembangan jiwa anak-anaknya dengan sungguh-sungguh. Konduite nan kasar, suka memaksa, berteriak, mengancam dan meremehkan orang lain bisa menjurus buat menjadi pelaku bullying .

Lambat laun anak-anak dengan karakter semacam itu akan mencoba mengintimidasi anak-anak lain khususnya mereka nan lebih muda atau lebih lemah. Konduite nan terlalu sensitif, penakut, rentan, mudah tertekan dan pendiam juga merupakan target empuk buat menjadi korban bullying .

Tidak mudah memang buat meletakkan landasan nan tepat bagi anak-anak dan remaja agar mereka bisa menumbuhkan karakter terbaik nan bisa muncul dari dalam diri mereka. Namun nan niscaya hendaknya sejak dini para orang tua mengarahkan anak-anaknya buat berlaku sopan, menahan diri, mengemukakan pendapat secara terbuka dan mampu memberikan alasan nan masuk diakal.

Jika logika atau nalar anak-anak mengenai hal nan baik dan jelek sudah berjalan dengan paripurna sejak awal, mudah-mudahan mereka akan terlepas dari cengkraman bullying baik sebagai pelaku maupun korban.



Kenali Tanda Remaja Korban Bullying

Sebagaimana pengertian bullying di atas, Korban bullying cenderung cemas, pasif, sensitif, anak secara fisik lemah nan merasa mereka layak depresi. Perasaan kalah itu mengikuti korban dari kelas 6-9 sampai usia 23 dan terus merasa bahwa, sebagai orang dewasa, mereka rentan terhadap depresi dan miskin harga diri.

Maka dari itu Orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda bullying mungkin, sebab anak-anak bisa menyembunyikan masalah dan tak mau berbicara tentang ditindas sebab mereka takut bully akan menghukum mereka. Anak-anak mungkin menjadi korban ketika mereka:

  1. Apakah enggan buat pergi ke sekolah,
  2. Tiba-tiba melakukan konduite jelek di kelas,
  3. Tidak mengajak teman sekelas rumah buat bermain,
  4. Apakah murung dan memiliki aktualisasi diri tiba-tiba marah, atau
  5. Meminta uang jajan lebih banyak sebab dia di palak kawannya.

Tapi jangan samapi langkah-langkah Orang tua buat membantu anak bisa dituduh overprotective, begitu banyak orangtua bertanya-tanya buat apa mereka harus membiarkan anak-anak mengatasi masalah ini sendiri. Tetapi para pakar mengatakan bahwa anak-anak nan diintimidasi mengalami kesulitan berurusan dengan penyalahgunaan itu sendiri dan perlu bimbingan orang dewasa.

Ketika seorang anak mengeluh tentang pengganggu, orang tua harus:

  1. Serius mendengarkan,
  2. Bermain peran dengan anak pada solusi buat situasi berbahaya, memberikan mereka harga diri dengan jalan memperkuat fisik mereka.
  3. Membuat catatan atau jurnal dari penyalahgunaan,
  4. Diskusikan dengan guru atau staf sekolah,
  5. Melibatkan anak dalam kegiatan eksul nan menyenangkan intinya membuat alternatif global nan menyenangkan baginya.
  6. Memantau efektivitas planning ini.

Untuk mencegah anak-anak menjadi korban kronis para pengganggu, orang tua harus mendorong anak-anak menemukan 'harga diri dan menemukan cara buat membantu anak menghindari situasi buat menjadi tumbal.