Ketegasan Umar bin Khattab

Ketegasan Umar bin Khattab

Membicarakan tokoh pejuang Islam , kita bisa memulainya dari para sahabat Rasulullah saw. Ketokohan para sahabat dalam perjuangan menegakkan Islam tentunya bisa menginspirasi tokoh-tokoh Islam setelahnya, termasuk juga tokoh-tokoh Islam nan ada di Indonesia. Salah seorang sahabat nan paling dekat dengan Rasulullah saw. ialah Ali bin Abi Thalib ra.

Saat Perang Uhud, kaum muslimin sedikit mengalami kekalahan. Penyebab utamanya ialah sebab ada sebagian sahabat nan tak menaati perintah Rasulullah saw. Tentara Islam dengan mudahnya bisa dikalahkan oleh musuh sehingga banyak tentara Islam nan gugur syahid.

Ketika Rasulullah saw. berada dalam kepungan, mereka menyebarkan warta bahwa Rasulullah saw. telah wafat. Kabar angin tentang wafatnya Rasulullah telah menyebabkan ketidaktenteraman di hati para sahabat sehingga banyak menimbulkan perselisihan dan kekacauan.



Keberanian Ali bin Abu Thalib

Pada saat kaum kafir mengepung tentara Islam, Ali ra. tak melihat Rasulullah saw. berada. Kemudian Ali ra. mencari Rasulullah saw. di antara kaum muslimin nan masih hayati dan di antara mereka nan telah gugur. Tetapi, Ali ra. tetap tak menemukannya. Ali ra. berkeyakinan bahwa tak mungkin Rasulullah saw. wafat. "Mungkin Allah Swt telah murka terhadap dosa-dosa kami dan mengangkat kekasihNya ke surga." bisik Ali ra. dalam hati.

Ali ra. tak bisa mengira-ngira kemungkinan lainnya nan terjadi pada diri Rasulullah saw. Tidak ada jalan lain bagi Ali ra. selain maju terus menghadapi kaum kafir, bertempur sampai titik darah penghabisan. Ali ra. sendiri merasa bahwa akan wafat syahid di medan pertempuran.

Ali ra. menyerang pasukan kaum kafir dengan sangat hebatnya. Beliau mencerai-beraikan pasukan musuh hingga membuka jalan buat keluar dari kepungan musuh. Pada saat itulah Ali ra. bisa melihat kembali paras Rasulullah saw. Betapa gembiranya hati Ali ra. dan konfiden bahwa para malaikat telah diutus oleh Allah Swt. buat melindungi Rasulullah saw.

Ali ra. pun segera menghampiri Rasulullah saw. dan berdiri gagah di sampingnya. Sementara itu, Ali ra. melihat sebarisan pasukan musuh hendak menyerang Rasulullah saw. Rasulullah saw. berkata kepada Ali ra., "Ali pergilah, halangi musuh-musuhku itu."

Mendengar perintah tersebut, Ali ra. langsung menghadang pasukan musuh seorang diri hingga menewaskan beberapa orang di antara mereka. Setelah itu, Ali ra. kembali melihat sebarisan pasukan musuh hendak menyerang Rasulullah saw. Maka sekali lagi Rasulullah saw. berteriak kepada Ali ra., "Ali pergilah, halangi musuh-musuhku itu." Ali ra. pun menggempur musuh-musuh itu seorang diri.

Ketika peristiwa hebat itu terjadi, Malaikat Jibril a.s. telah datang dan memuji keberanian Ali ra. dan baktinya dalam menyelamatkan Rasulullah saw. Pada saat itu, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Ali ialah bagian dariku dan saya ialah bagian dari Ali." Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Aku ialah bagian dari kalian berdua."

Keberanian Ali bin Abi Tahlib ra. ini bisa menjadi pelajaran bagi kita, umat akhir zaman nan tak hayati di zaman Rasulullah saw. Semangat jihad buat membela agama dan Rasulnya bisa kita tunjukkan dengan bekerja dan berpikir keras dalam melawan segala bentuk tantangan dan rintangan nan sengaja dibuat oleh musuh-musuh Islam. Walahu'alam bishawab.



Kelemahlembutan Utsman bin Affan

Utsman bin Affan merupakan salah satu tokoh pejuang Islam nan juga berjasa dalam membukukan Al Quran. Ia merupakan sahabat rasul sekaligus saudagar kaya nan dikenal akan kelembutannya serta kedermawanannya.

Sebagai sahabat Rasulullah, ia dianggap sebagai sahabat muslim nan paling jujur dan baik hati. Ia juga sangat pemalu sehingga Rasul memperlakukan Utsman berbeda dengan perlakuannya terhadap sahabatnya nan lain.

Hal tersebut terlihat saat Utsman masuk buat menemui Rasul dan beliau langsung duduk seraya membetulkan pakaiannya. Sementara itu, jika sahabatnya nan lain masuk buat menemui Rasul, ia tetap bersikap sewajarnya.

Hal tersebut terjadi sebab kelemahlembutan nan dimiliki oleh Utsman bin Affan sehingga banyak orang nan malu akan konduite baik, rendah hati, dan kelembutannya.

Peran Utsman dalam menegakkan Islam terlihat saat Rasul memerintahkannya buat mendatangi Abu Sofyan penduduk Mekkah buat memberi kabar bahwa kaum muslim dari Madinah akan datang buat beribadah ke Mekkah.

Ia kemudian dipercaya buat memegang amanat sebagai walikota di Kota Madinah. Lantas pada saat perang Teluk, ia pun mendermakan sebagian kekayaannya nan terhitung besar jumlahnya buat disumbangkan demi kepentingan perang tersebut.

Selain itu, ia juga merupakan Khalifah pertama nan memperluas masjidilharam dan masjid Nabawi. Kebijakannya dalam memimpin umat Islam juga memberinya pengalaman berharga saat harus berhadapan dengan petinggi-petinggi nan memiliki dendam dampak pemecatan nan dilakukan oleh Utsman.

Hingga pada waktunya, sahabat Rasul tersebut mati sebab dibunuh oleh orang-orang nan ingin mengudetanya sebagai pemimpin di kota Madinah.



Ketegasan Umar bin Khattab

Rasulullah merupakan orang nan sangat bersyukur sebab memiliki sahabat nan berkarakter macam-macam. Ada nan sangat berani, ada nan sangat pemalu, dan ada juga nan sangat keras dan tegas dalam memegang prinsip Islam.

Yang terakhir disebutkan itu ialah Umar bin Khattab. Khulafaur Rasyidin nan kedua tersebut merupakan sahabat Rasul nan dikenal sebab sangat keras dalam memisahkan hal nan sahih dengan hal nan batil atau salah.

Sebelum memeluk agama Islam, Umar bin Khattab ialah orang nan terkenal sangat membenci Muhammad dan pengikutnya. Bahkan ia berani melakukan upaya pembunuhan terhadap Rasul nan dianggap membawa ajaran nan tak sinkron dengan tradisi nenek moyang.

Akan tetapi, dalam perjalanan menuju loka Rasul, ia kemudian mendengar kabar bahwa adik perempuannya telah memeluk agama Islam. Mendengar kabar tersebut, ia semakin berang dan berusaha memberikan sanksi kepada adiknya itu.

Ketika hendak memarahi adiknya, ia kemudian melihat adiknya itu sedang membaca Al Quran. Lantas didengarkannyalah apa nan dibaca oleh adiknya hingga ia merasa terhanyut dan meyakini adanya kebenaran dari ajaran Islam nan dibawa oleh Muhammad. Ia pun kemudian masuk Islam.

Semenjak masuk Islam, ia tak segan-segan buat menghukum orang-orang nan melakukan kesalahan sekecil apapun. Namun, ia juga tak pernah meragukan orang-orang nan melakukan kebenaran nan dikehendaki dalam agama Islam.



Keyakinan Abu Bakar Ash Siddiq

Abu Bakar merupakan sahabat Rasul nan pertama kali memeluk agama Islam. Ia merupakan seorang pedagang sekaligus pelajar nan dipercaya bisa menafsirkan mimpi oleh masyarakat sekitarnya.

Ia diberi gelar Ash Siddiq oleh Rasul setelah ia meyakini kebenaran bahwa peristiwa Isra Miraj nan dialami oleh Rasulullah bukanlah suatu kebohongan, melainkan kebenaran nan memang harus diyakini oleh umat Islam.

Sama seperti umat Islam lainnya, ia juga mendapatkan siksaan dari kaum Quraisy. Namun, sebab ia merupakan seorang nan dianggap terpelajar, maka ia pun bebas dan dapat membebaskan umat Islam lainnya dari golongan hamba sahaya atau budak.

Pada saat Rasul sakit, Abu Bakar ialah orang pertama nan ditunjuk buat memimpin shalat sehingga sepeninggal Rasul, adalah nan kemudian diangkat menjadi Khalifah.

Perang terbesar nan dicetuskan semasa kepemimpinan Abu Bakar ialah perang Ridda, yakni perang nan diakibatkan oleh perlawanan dari orang nan mengaku bahwa dirinya ialah nabi pengganti Nabi Muhammad saw.

Perannya dalam memperjuangkan Islam juga terbukti dari adanya pelestarian Al Quran nan kemudian disusul oleh pembukuan Al Quran oleh Utsman bin Affan pada kepemimpinan berikutnya.

Dari keempat tokoh pejuang Islam tersebut, banyak hal nan tentu saja dapat kita ambil teladannya. Keberanian, kelemahlembutan, ketegasan, dan keyakinan mereka merupakan hal-hal nan juga patut kita contoh agar dapat terus memperjuangkan kebenaran di jalan Allah.