Penyebab Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Indikator Kemiskinan

Penyebab Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Indikator Kemiskinan

Kemiskinan di Indonesia masih menjadi permasalahan buat sebagian masyarakat Indonesia. Meskipun pemerintah sudah mengupayakan dengan membuat kebijakan buat menekan kemiskinan, kemiskinan di Indonesia tetap saja terjadi. Keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari seberapa besar pemerintah dapat mengentaskan kemiskinan, termasuk kemiskinan di Indonesia. Lalu, mengapa kemiskinan di Indonesia masih saja tetap terjadi?

Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Kemiskinan di Indonesia bukanlah barang baru dan bukan pula kenyataan baru. Kemiskinan di Indonesia sudah terjadi bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Bila di masa penjajahan wajar saja jika kemiskinan di Indonesia terjadi, namun setelah kita merdeka sudah sepantasnya kita menjauhi kemiskinan. Tetapi tetap saja kemiskinan di Indonesia dapat kita lihat di hampir semua wilayah d Indonesia. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua mengapa kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi.



Kemiskinan di Indonesia - Taraf Kemiskinan nan Selalu Tinggi

Setelah kita merdeka, pemerintah nan telah terbentuk segera membuat berbagai program buat memperbaiki kondisi negara, salah satunya ialah mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Program pengentasan kemiskinan di Indonesia selalu menjadi agenda krusial setiap periode pembangunan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari data kemiskinan di Indonesia nan terjadi.

Pada masa Orde Baru saja, di mana kita pernah mengalami pertumbuhan perekonomiansebesar 7,5 persen dalam kurun waktu tahun 1970-1996, namun juga diikuti dengan taraf kemiskinan di Indonesia nan juga tinggi.

Kemiskinan di Indonesia pada Orde Baru masih saja tetap terjadi sekalipun pertumbuhan perekonomian selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1996, persentase taraf kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen dengan jumlah sebesar 34,5 juta orang penduduk.

Ironisnya, persentase kemiskinan di Indonesia nan sebesar itu bertolak belakang dengan data para ekonom nan menyatakan jika pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tersebut juga tinggi. Lalu jika memang demikian, mengapa berbeda dengan kondisi di lapangan? Kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi.

Tidak hanya cukup sampai kepemimpinan Orde Baru saja nan menyatakan ketidaksinkronan antara pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan taraf kemiskinan di Indonesia. Di masa Reformasi sekarang pun, ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian dan taraf kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi. Apa nan tercatat tak sinkron dengan kondisi masyarakat Indonesia sebenarnya.

Masih banyak masyarakat kita nan tergolong dalam garis kemiskinan. Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan bagi kita semua mengapa kemiskinan di Indonesia seakan masih inheren dan tak mau pergi. Hal ini terbukti dari data Badan Pusat Statistik tahun 2003, nan menyatakan taraf kemiskinan di Indonesia masih saja tinggi, yaitu sebesar 17,4 persen dengan jumlah penduduk 37,4 juta orang.



Menelusuri Kemiskinan di Indonesia buat Sebuah Solusi

Tidak ada asap jika tak api, demikian juga dengan kemiskinan di Indonesia. Tidak akan terjadi kemiskinan di Indonesia jika tak ada penyebabnya. Lalu kira-kira apa nan menjadi penyebab dari kemiskinan di Indonesia? Mengapa sejak awal merdeka kita masih belum dapat mengentaskan kemiskinan di Indonesia sepenuhnya? Apakah ada nan harus kita benahi buat mencari sebuah solusi dari kemiskinan di Indonesia?

Untuk mengetahui dan menelusuri penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa saja nan menjadi indikator terjadinya kemiskinan di Indonesia. Jika mengetahui indikator apa saja nan mengindikasikan kemiskinan, kita dapat merumuskan apa saja penyebab dari kemiskinan di Indonesia. Berikut beberapa indikator dari kemiskinan.

  1. Ketidakmampuan seseorang buat memenuhi kebutuhan pokok dasarnya seperti sandang, pangan, dan papan.
  1. Terbatasnya akses buat memnuhi kebutuhan dasar hayati nan lainnya seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, air bersih, listrik dan sebagainya.
  1. Tidak memiliki agunan masa depan nan baik seperti tak memiliki investasi terhadap pendidikan dan pekerjaan.
  1. Ketidaksiapan mental nan memadai terhadap goncangan hayati baik nan bersifat individual ataupun massa.
  1. Sumber daya manusia nan masih minim ditambah dengan sumber daya alam nan terbatas sebab minimnya pengetahuan.
  1. Masih kurangnya apresiasi masyarakat terhadap kegiatan sosial antarsesama masyarakat.
  1. Tidak memiliki akses nan baik antara lapangan pekerjaan dengan mata pencaharian masyarakat nan berkesinambungan.
  1. Indikator kemiskinan di Indonesia selanjutnya ialah tak mampunya seseorang bekerja dikarenakan keterbatasan fisik, seperti stigma dan keterbelakangan mental.
  1. Lalu indikator kemiskinan di Indonesia nan terakhir ialah masih tingginya taraf ketergantungan masyarakat dalam kehidupan sosialnya seperti anak-anak terlantar, para tuna wisma, janda miskin, kelompok nan tinggal di loka terpencil, dan masalah sosial lainnya.

Indikator-indikator kemiskinan di atas nan menjadi dasar dari penyebab kemiskinan di Indonesia . Bila kita cermati semua indikator kemiskinan tersebut, berdasarkan faktayang dapat kita lihat di lapangan, hampir semuanya terjadi di Indonesia. Jadi, wajar saja jika sampai saat ini taraf kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi.



Penyebab Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan Indikator Kemiskinan

Berdasarkan indikator kemiskinan nan sudah kita data tersebut, dapat diambil intisari penyebab kemiskinan di Indonesia. Berikut beberapa hal nan menjadi penyebab kemiskinan di Indonesia.

  1. Perkembangan pendapatan per kapita secara global. Pendapatan per kapita secara dunia di Indonesia dapat menjadi penyebab kemiskinan di Indonesia, terutama jika pendapatan per kapita mengalami kemerosotan. Bila produktivitas sumber daya manusia dan alam meningkat, maka pendapatan per kapita juga akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika produktivitas sumber daya manusia dan alam menurun, maka pendapatan per kapita akan mengikuti. Kemerosotan pendapatan per kapita dapat terjadi bila meningkatnya baku perkembangan daerah, politik ekonomi nan sudah tak sehat, serta beban hutang nan ditanggung.
  1. Merosotnya pandangan hidup kerja dan produktivitas dalam masyarakat. Kemerosotan pandangan hidup kerja dan produktivitas dalam masyarakat kita terjadi sebab tak didukung dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia nan baik. Untuk selalu memiliki pandangan hidup kerja dan produktivitas nan baik, sumber daya manusia harus dibenahi supaya dapat memaksimalkan sumber daya alam nan ada sehingga masyarakat nan memiliki sumber daya manusia nan baik dapat menjamin taraf kehidupannya dengan maksimal tanpa ketergantungan nan berlebihan.
  1. Biaya hayati nan tinggi. Sudah menjadi hukum alam jika biaya hayati meningkat sedangkan pendapatan tak sesuai, maka tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Meningkatnya biaya hayati dalam masyarakat eksklusif merupakan indikasi ketidakseimbangan pendapatan nan diperoleh masyarakat nan tak ditunjang dengan keahlian kerja, sementara persaingan dalam global kerja terus meningkat. Jika demikian, wajar saja bila kemiskinan di Indonesia masih saja terjadi.
  1. Subsidi dari pemerintah nan tak merata. Penyebab kemiskinan di Indonesia nan terakhir ialah subsidi nan tak merata dari pemerintah terhadap daerah. Penyebab kemiskinan di Indonesia dalam hal ketidakmerataan subsidi ini akan menyulitkan terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok dalam masyarakat serta minimnya agunan keamanan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin.

Dengan mengetahui indikator-indikator kemiskinan, setidaknya kita dapat menanggulangi dan mengurai penyebab dari kemiskinan di Indonesia. Kita tak dapat hanya menyalahkan salah satu pihak saja, dalam hal ini ialah pemerintah. Namun, demikian upaya nan telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia sebaiknya kita sikapi dengan bijaksana. Jangan hanya mengandalkan tetapi sekaligus melakukan upaya antisipasi dari indikator kemiskinan di Indonesia nan ada.

Kebijakan pemerintah nan diterapkan buat mengentaskan kemiskinan di Indonesia juga harus kita apresiasikan dengan baik, seperti kebijakan mengikuti wajib belajar sembilan tahun, ikut mensukseskan program keluarga berencana, meningkatkan produktivitas kerja berdikari melalui UKM, memaksimalkan sumber daya manusia buat mengolah sumber daya alam Indonesia nan kaya, serta menanamkan pandangan hidup dan motivasi kerja nan baik, sehingga akan meminimalkan angka pengangguran. Bila hal itu kita terapkan, bukan tak mungkin taraf kemiskinan di Indonesia dapat teratasi.