Syarat Lokasi Budidaya Cacing Tanah

Syarat Lokasi Budidaya Cacing Tanah

Sebagian besar dari kita mungkin merasa jijik dan takut jika melihat cacing tanah. Ya, binatang nan satu ini memang sangat menjijikkan sebab tak memiliki tulang belakang, bentuknya nan panjang, hitam kecoklatan, dan berlendir. Meskipun menjijikkan, cacing tanah ini dapat mendatangkan banyak laba bagi kita sebab itu tak salah jika ada nan memilih budidaya cacing tanah sebagai mata pencaharian.



Manfaat Cacing Tanah

Anda niscaya bertanya, laba apa nan dapat kita dapatkan dari cacing tanah? Jangan salah, cacing tanah ini memiliki banyak manfaat, di antaranya ialah sebagai berikut.



1. Sebagai pakan ternak

Kandungan protein, mineral, dan lemak nan cukup tinggi pada cacing tanah membuatnya cocok dijadikan buat bahan pakan ternak. Contohnya, ikan, kodok, udang, unggas, dan lain-lain.



2. Sebagai bahan standar obat atau ramuan buat menyembuhkan beberapa peyakit.

Banyak orang percaya dan membuktikan sendiri bahwa cacing tanah dapat menyembuhkan beberapa penyakit, misalnya meredakan demam, menyembuhkan hipotensi/tekanan darah rendah, menyembuhkan typus, persendian, dan sakit gigi.



3. Sebagai bahan standar kosmetik

Binatang nan menggelikan, yaitu cacing ternyata dapat diolah sebagai bahan standar kosmetik, di antaranya bisa dipakai sebagai bahan kosmetik pelembab dan lipstick.



4. Menjadi bahan makanan bagi manusia

Kandungan protein nan tinggi dalam cacing tanah membuatnya dapat dijadikan sebagai alternatif makanan olahan manusia, sebagaimana daging ayam maupun daging sapi.



5. Menyuburkan tanaman

Cacing tanah ini sangat bermanfaat dalam bidang pertanian sebab cacing tanah bisa menghancurkan bahan organik nan menyebabkan aerasi dan struktur tanah menjadi lebih baik dan subur.

Selain kegunaan nan sudah aku sebutkan di atas, cacing tanah juga memiliki beberapa kegunaan buat kesehatan, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes.
  1. Menurunkan kadar kolesterol dursila dalam darah.
  1. Meningkatkan imunitas tubuh.
  1. Menurunkan hipertensi
  1. Penambah nafsu makan
  1. Menyembuhkan beberapa penyakit dampak infeksi saluran pencernaan, di antaranya diare, disentri, dan typus.
  1. Menyembuhkan penyakit dampak gangguan perut, di antaranya maag, gangguan lambung.
  1. Menyembuhkan beberapa penyakit dampak infeksi saluran pernafasan, di antaranya flu, bronchitis, TBC, asma, batuk.

Banyaknya kegunaan dari cacing tanah ini membuat sebagian orang meliriknya sebagai sumber mata pencaharian. Budidaya pada cacing tanah ialah pekerjaan nan cukup mudah dan tak membutuhkan banyak waktu buat mengurusnya, namun dapat menghasilkan laba nan besar. Anda ingin mencobanya? Untuk itu, simak klarifikasi tentang budidaya pada cacing tanah berikut ini.



Jenis-Jenis Cacing Tanah

Sebelum memulai usaha budidaya pada cacing tanah, Anda harus tahu beberapa jenis cacing tanah, nan di antaranya ialah famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi , dan Lidrillus .

Nah, buat cacing tanah nan banyak dibudidayakan ialah Pheretima, Perionyx , dan Lumbricus . Ketiganya memiliki kesukaan nan sama, yakni sama-sama menyukai bahan organik nan berasal dari sisa-sisa makanan hewan (kompos) dan sisa-sisa tumbuhan.



Syarat Lokasi Budidaya Cacing Tanah

Tanah nan digunakan sebagai media hayati cacing harus banyak mengandung bahan organik, misalnya dari daun nan berguguran, kotoran hewan, maupun hewan nan sudah mati.

Binatang ini sangat suka dengan segala hal nan sifatnya mudah bususk karena tubuhnya akan lebih mudah mencerna makanan tersebut. Agar petumbuhannya dapat optimal, cacing tanah membutuhkan media tanah nan netral, sedikit asam atau memiliki keasaman antara 6 hingga 7 sebab kondisi semacam ini akan membantunya mengadakan pembusukan (fermentasi).

Sedangkan buat kelembaban tanah nan signifikan dalam masa pertumbuhan cacing tanah antara 16 hingga 30 persen. Suhu nan paling tepat dalam masa pertumbuhannya ialah 15 hingga 250 C. Namun, jika suhu di sekitar rumah Anda lebih dari 250 C, usahakan buat membuat loka bernaung dan kelembabannya terjaga.

Jadi, loka nan cocok buat memelihara cacing tanah ini ialah loka nan tak terkena gambaran sinar matahari penuh. Contohnya di belakang rumah atau ruangan spesifik dengan atap nan tak menghantarkan panas, misalnya genteng, ijuk, bamboo, rumbia, dan lain-lain.



Pedoman Budidaya Cacing Tanah

1. Buatlah kandang terlebih dahulu.

Buatlah kandang dengan peralatan nan mudah diperoleh dan murah harganya, misalnya dari ijuk, bamboo, dan papan bekas. Kandang dapat dibuat dengan ukuran bebas, di dalamnya dapat dibuat semacam rak bertumpuk, bertingkat, atau saling berjajar.



2. Pembibitan

Langkah kedua nan harus dilakukan ialah mempersiapkan segala sesuatu nan diperlukan buat budidaya cacing tanah, misalnya menyiapkan media hayati cacing, menyiapkan bibit nan unggul. Berikut ini beberapa hal nan harus diperhatikan dalam memilih bibit cacing.

Jika Anda ingin mulai beternak cacing dalam skala kecil, Anda dapat mengambilnya dari alam, yakni berasal di loka akhir kotoran-kotoran hewan nan diternakan dibuang maupun pembuangan sampah nan membusuk. Namun, jika Anda ingin beternak cacing dalam skala besar, Anda dapat membelinya kepada peternak cacing.



3. Memelihara bibit cacing tanah

Pemeliharaan dapat terbagi menjadi beberapa tahap, di antaranya sebagai berikut.

  1. Memelihara cacing harus disesuaikan dengan loka nan tersedia.
  1. Memelihara cacing tanah mulai dari skala kecil, setelah jumlahnya bertambah, maka sebagian nan lain dipindahkan ke kandang nan lainnya.
  1. Pemeliharaan dengan cara kombinasi antara kedua cara nan tersebut di atas.
  1. Pemeliharaan spesifik kokon hingga anak cacing, baru setelah cacing dewasa, ia akan dipindahkan ke dalam bak nan lain.
  1. Pemeliharaan spesifik cacing tanah dewasa nan akan dikomersilkan sebagai bibit.


4. Perhatikan sistem pembiakan cacing tanah.

Setelah semua langkah di atas siap, maka penanaman dapat langsung dilakukan dalam loka pemeliharaan. Cara memasukkan tak sekaligus memasukkan bibit nan ada, melainkan secara perlahan.

Letakkan beberapa cacing tanah di atas media tanah nan tersedia, lalu perhatikan dengan saksama bibit cacing tersebut. Usahakan bibit sudah masuk ke dalam tanah. Apabila cacing terlihat masuk ke media tanah, maka bibit lainya dapat mulai dimasukkan lagi.

Amati kembali setelah dua hingga tiga jam buat memastikan apakah cacing tetap berada di media atau bermunculan di atas media, atau bahkan keluar dari media. Jika dalam waktu tersebut, semua cacing tetap berada dalam media, cacing tanah sudah kerasan dan medianya juga sudah cocok.

Namun, jika cacing berkeliaran di atas media atau meninggalkan media, berarti cacing tak betah atau medianya tak cocok. Untuk mengatasinya, Anda harus menggantinya dengan media nan baru.



5. Perkawinan cacing (Reproduksi)

Cacing tanah merupakan jenis hewan hermaprodit , yakni dalam satu tubuh mempunyai dua alat kelamin, betina dan jantan. Meskipun demikian, ia tak dapat melakukan pembuahan secara individu.

Perkawinan nan terjadi antara sepasang cacing tanah, bisa menghasilkan satu kokon dengan beberapa telur. Kokon memiliki bentuk nan lonjong, dengan ukuran ½ dari ujung batang korek api.

Anda dapat meletakkan kokon di loka yg lembab dan tunggu 14 hingga 21 hari sampai kokon menetas. Pada setiap kokon dapat menghasilkan 2 sampai 20 ekor atau rata-rata 4 ekor. Cacing tanah dapat disebut dewasa jika sudah berumur 2 hingga 3 bulan, dengan tanda-tanda munculnya klitelum (gelang) pada tubuh cacing bagian depan.



6. Pemeliharaan

Pemberian pakan dapat dilakukan secara rutin sehari sekali, dengan jumlah sinkron dengan berat cacing nan dipelihara. Bahan makanan cacing dapat berupa kotoran hewan atau dedaunan. Beberapa hal nan perlu diamati dalam pemberian makanan buat cacing tanah ialah sebagai berikut.

  1. Bahan makanan buat cacing harus dilembutkan, misalnya diblender terlebih dahulu.
  1. Pakan nan sudah lembut dapat ditaburkan secara merata, akan tetapi jangan sampai seluruh permukaan media tertutupi.
  1. Pemberian pakan cacing selanjutnya dapat dilakukan dengan memperhatikan pakan sebelumnya. Jika masih tersisa, maka dicampur terlebih dahulu dan dosis pakan sebaiknya dikurangi.
  1. Perbandingan pakan nan diberikan pada cacing ialah 1:1.


7. Penggantian Media

Media tumbuh sudah menjadi tanah atau nan sudah terdapat banyak kokon (telur) nan seharusnya segera diganti agar cacing dapat berkembang dengan cepat dan baik. Pisahkan anak, telur, dan juga induknya pada media nan berbeda. Lakukan penggantian media ini dalam waktu dua minggu sekali.



8. Hama dan penyakit cacing tanah

Agar Anda sukses membudidayakan cacing tanah dengan baik, selain cara-cara di atas, Anda harus mengenal beberapa hama dan penyakit nan menyerang hewan ini.

Beberapa hama dan versus cacing tanah nan harus dihindarkan, antara lain hewan unggas, semut, kumbang, lalat, tikus, kelabang, lipan, katak, lintah, ular, kutu, tupai, dan lain-lain.



9. Panen cacing tanah

Hasil nan diharapkan dari beternak cacing, yaitu kascing dan biomas . Panen cacing tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun cara nan sangat popular dan biasa dilakukan ialah memakai alat penerangan, yaitu lampu neon, lampu petromaks, dan bola lampu.

Karena sifat cacing nan terlalu sensitif bila terkena cahaya, maka langkah tersebut dapat membuat cacing tanah berkumpul. Setelah itu, kita tinggal memanen cacing tanah dengan mudah.

Demikian informasi mengenai cacing tanah nan sangat besar khasiatnya bagi kehidupan manusia. Semoga informasi tentang budidaya cacing tanah dapat bermanfaat bagi Anda semua.