Hal Awal buat Halaman Awal Kehidupan

Hal Awal buat Halaman Awal Kehidupan

Halaman awal kehidupan dapat menjadi sebuah peristiwa nan sangat latif dan dapat menjadi sesuatu nan sangat kejam. Tangisan pertama seorang bayi nan didambakan seolah menjadi penerang dalam kegelapan gua dalam perut bumi.

Sebaliknya, tangisan awal bayi nan tidak diharapkan terdengar bak gelegar guruh di tengah badai–begitu mengagetkan dan menakutkan. Begitulah citra halaman awal kehidupan–berbeda satu sama lainnya.

Bila halaman awal kehidupan itu berjalan latif dan damai, anak akan tumbuh menjadi sosok nan menyenangkan. Menggoreskan rasa kondusif dan tentram di halaman awal kehidupan seorang anak akan membuat sang anak merasa tidak pernah sendiri di global nan penuh dengan tajam duri kehidupan.

Saat cinta kasih tertulis latif di halaman awal itu, anak pun akan merasa hidupnya penuh cinta. Orang-orang nan penuh cintalah nan dapat membagikan cinta itu kepada orang lain. Sebaliknya, orang-orang nan tidak punya cinta dan tidak terbungkus cinta hanya akan membuat masalah dan terus bermasalah hingga dia menemukan cinta.

Cinta akan membuat seorang kaisar kejam menjadi seorang pujangga romantis nan terlihat begitu lembut. Cinta bahkan dapat membuat Buto Ijo menjadi seorang vegetarian sehingga tidak ingin memangsa Timun Emas. Cinta dapat membuat lautan menjadi taman apung nan indah, bahkan menjadi sebuah kota.

Cinta dapat membuat seorang kanibal nan tidak tahu sopan santun menjadi seorang penyabar nan penuh kasih sayang. Cinta dapat membuat sakit menjadi nikmat. Cinta membuat benci menjadi maaf. Cinta ialah kata pertama nan harusnya tergores latif di halaman awal kehidupan. Tanpa cinta, hayati tidak mungkin menghidupkan.



Awal dari Halaman Awal Kehidupan

Jauh sebelum ‘terbit’nya halaman awal kehidupan itu dua orang antagonis jenis nan akan menerbitkan halaman awal kehidupan seseorang itu harusnya sudah mempersiapkan diri dengan sangat matang. Sampai pada saatnya penulisan bimbingan kehidupan pada halaman awal tersebut akan berjalan lancar berdasarkan keilmuan dan pengetahuan nan akan membantu melejitkan kehebatan sang penghuni baru dunia.

Menjadi orang tua bukanlah hal nan mudah. Kebingungan, keraguan, kelelahan sebab belum terbiasa dengan ritme kehidupan nan baru, dapat mengubah euforia penyambutan bayi menjadi masa-masa baby blues nan berkepanjangan. Bila ini terjadi, dapat dipastikan bahwa halaman awal akan berisi hal-hal menyedihkan nan akan memengaruhi kehidupan anak ke depannya.

Bimbingan orang nan lebih berpengalaman dan keinginan bertanya ialah jalan terbaik nan dapat ditempuh. Sang ayah harus mampu menjadi pemimpin nan sabar dan penuh kasih, di saat sang ibu terjebak ke dalam baby blues nan membuat sang ibu membenci anaknya atau bahkan ingin melakukan hal-hal nan sepatutnya tak dilakukan oleh ibu kepada anaknya. Peranan ayah ini akan menjadi hal nan latif tertera di halaman awal kehidupan sang anak.



Hal Awal buat Halaman Awal Kehidupan

Tiada satu pun manusia nan terlahir di global ini membawa perlengkapan seperti kepunyaan Pak Janggut dengan kantong ajaibnya. Semua bayi terlahir tanpa mempunyai apapun termasuk ilmu pengetahuan. Apa nan pernah didengar dan dirasakannya kala masih berada di dalam kehangatan rahim ibundanya ialah sesuatu nan masih abstrak.

Sang bayi butuh donasi orang-orang nan ada di sekitarnya agar dia mempunyai Norma dan ketrampilan hidup. Oleh sebab itulah, halaman awal kehidupan ialah bagaimana orang tua membentuk karakter bayi. Pemberian air susu ibu nan teratur ialah salah satu bentuk pemberian arah bagaimana menjadi disiplin.

Rekaman ini akan tercatat di halaman awal lorong-lorong otak sang bayi. Tapi jangan meremehkan kehebatan kemampuan bayi. Tanpa diketahui, sebenarnya halaman awal kehidupan bayi itu berkembang sangat pesat. Apalagi kalau bayi terekspos dengan sangat luar biasanya ke kehidupan global nan begitu bervariasi.

Kehadiran majemuk sifat manusia nan ada di sekeliling bayi akan memberikan rangsangan nan hebat ke otak bayi merah tersebut. Bayi akan cepat sekali berkembang dan perkembangan itu akan mengagetkan orang tuanya.

Jadi, kalau orang tua menginginkan halaman awal kehidupan anaknya benar-benar seperti nan telah direncanakan dan diidamkan, mereka harus tahu masa-masa perkembangan dan kapan waktu terbaik menanamkan keyakinan-keyakinan tertentu.



a. Lima Tahun Pertama ( The Golden Age )

Inilah saat halaman awal kehidupan mulai ditulis. Lembar kosong itu harus ditulis dengan hal-hal nan nantinya akan membimbing anak selamat menjalani kehidupan di global dan di akhirat. Hal-hal nan menyangkut keyakinan terhadap Tuhan dan ketuhanan ialah hal paling pokok dan sakral nan wajib ada.

Pada masa 5 tahun pertama ini, orang tua harus memegang kendali penulisan pada halaman awal kehidupan anak sebab setelah itu akan sangat sulit bagi orang tua memberikan ‘doktrin-doktrin’ nan ingin mereka tanamkan kepada anaknya.

Semakin banyak orang nan ditemui oleh anak dan semakin banyak pengalamannya, anak biasanya akan mudah membantah dan tak ingin mengikuti kata-kata orang tuanya. Jadi, mumpung sang anak masih belum tahu apa nan harus dilakukan, berilah perintah apa saja nan harus dilakukannya.

Jangan sampai halaman awal kehidupannya hanya dipenuhi dengan umpatan, caci maki, pertengkaran, dan kebencian. Upayakan bahwa paling tak 80% isi halaman awal kehidupan anak ialah hal-hal nan berkaitan dengan cinta dan estetika jalan meraih keberkahan hidup.



b. Lima Tahun Kedua ( The School Year )

Saat anak mulai memasuki usia sekolah, halaman awal kehidupannya akan dipenuhi oleh kata-kata dan perintah dari guru-gurunya. Kalau apa nan diyakini oleh pihak sekolah berbeda dengan apa nan diyakin oleh orang tua maka isi halaman awal itu akan berupa hal-hal nan kadang menyakitkan hati. Orang tua merasa terkalahkan oleh guru anaknya.

Untuk menghindari sejarah kurang baik dalam halaman awal kehidupan sang anak, ada baiknya orang tua mengadakan pengamatan terhadap calon sekolah anaknya. Bila perlu orang tua meluangkan waktu buat berdiskusi sekali dua kali dengan pihak sekolah.

Hal ini buat menyamakan pandangan terhadap kehidupan agar anak nantinya tak bingung. Apalagi sekolah tak hanya tentang guru, tapi juga kurikulum dan teman-teman sebaya sang anak.



c. Lima Tahun Ketiga ( The World of Rebillion )

Memasuki usia 11-15 tahun, anak akan semakin paham apa nan dia inginkan dan apa nan dia tidak inginkan. Walaupun halaman awal kehidupannya penuh cinta, pada masa-masa hormon pertumbuhan semakin hangat ini, anak manis dapat saja menjadi anak susah diajak bicara.

Pada masa ini, orang tua harus mampu menahan keinginan buat terus melanjutkan penulisan di halaman awal kehidupan anaknya. Orang tua harus mulai berpikir bahwa sang anak tak lagi berada di halaman awal kehidupan tapi sudah memasuki halaman kedua kehidupannya.

Biarkan anak berkembang dengan normal. Orang tua kini dapat menempatkan diri sebagai teman dan pengawas nan baik nan selalu siap menjadi seperti bantal dan guling nan empuk sebagai sandaran bagi anaknya.