Komunisme

Komunisme



Ragam Sistem Politik

Sistem politik di berbagai negara Eropa itu sangat menarik buat disimak. Bagaimana negara Perancis akhirnya menjadi negara nan demokratis. Bayangkan seorang Napoleon Bonaparte nan tak memiliki darah biru pun dapat mengangkat dirinya menjadi seorang kaisar. Kebencian rakyat Perancis dengan orang-orang nan mengaku bangsawan atau orang-orang nan berkedudukan lebih tinggi sebab ia keturunan seorang bangsawan, telah membuat mereka berpikir buat membentuk negara nan lebih demokratis.

Mereka membongkar semua hal nan berkaitan dengan kerajaan atau kekaisaran dan menggantinya dengan negara nan lebih adil menurut versi mereka. Beda denga negara Inggris nan hingga kini masih mempertahankan sistem monarki walaupun sang ratu dan anggota kerajaan lainnya tak terlalu berpengaruh ke dalam ranah politik. Perancis dipimpin oleh seorang presiden nan dipilih melalui pemilihan umum. Sejak menjadi negara nan demokratis, Perancis tumbuh menjadi kiblat beberapa negara buat belajar tentang demokrasi.

Orang-orang belajar dan mempelajari bagaimana negara Perancis menjalankan pemerintahannya. Inggris lain lagi. Rakyatnya seolah mempertahankan sistem kerajaan demi mengangkat gambaran dan banyak kegunaan nan mereka dapatkan dari sistem pemerintahannya seperti itu. Terutama buat bidang pariwisata. Orang awam banyak berpikir tentang anggota kerajaan.


Entah mengapa anggota kerajaan Inggris ini mendapatkan sorotan lebih besar dibandingkan dengan anggota kerajaan dari negara Belanda, Spanyol atau negara Eropa nan masih mempunyai kaum bangsawan lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa penampilan dan paras anggota kerajaan Inggris memang lebih menarik buat dilihat. Mulai dari keberadaan Lady Diana nan mendapatkan begitu banyak sorotan hingga menantunya Kate Middleton.

Dua orang anaknya, Pangeran William dan Pangeran Harry nan telah dewasa pun masih menjadi target bidikan kamera dan tulisan berbagai hal tentang mereka tetap menarik perhatian banyak orang. Lamanya kekuasaan Ratu Elizabeth II juga menjadi satu bahan pembicaraan nan tiada henti. Hingga akhirnya diperkirakan bahwa Pangeran Charles tak akan naik tahta. Ia dengan segala kisha percintaan nan membuat hati banyak orang mengharu biru memang dianggap kurang pantas menjadi Raja Inggris.

Putranya, Pangeran William ialah pilihan nan tepat. Apalagi kini istri Pangeran William dikabarkan sedang mengandung seorang anak. Bagaimana dengan kehidupan anggota keluarga kerajaan dari negara lain? Tidak banyak nan mengeksposnya. Mungkin saja daya jualnya tak tinggi sehingga wartawan tak terlalu menginginkan warta tentang mereka. Begitulah kehidupan anggota kerajaan Inggris nan membuat banyak orang merasa memiliki mereka. Padahal mereka sendiri mungkin merasa biasa saja.

Mau tak mau sistem politik di negara Eropa ini menjadi sesuatu nan tidak henti dibicarakan. Belum lagi banyaknya negara Eropa baru nan masuk setelah kejatuhan Uni Soviet. Kalau dahulu masih ada negara Eropa nan menganut sistem komunis, ternyata kini setelah berbagai perkembangan nan terjadi, negara-negara Eropa itu lebih melihat bahwa sistem demokrasi ialah pilihan terbaik. Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan buat rakyat.

Ketika semua orang merasa memiliki negara mereka, maka mereka pun akan mengikuti anggaran dan hukum nan ditetapkan oleh anggota parlemen nan telah mereka pilih. Pemilihan anggota parlemen ini terkadang sedikit ekstrim sebab siapapun dapat menjadi anggota parlemen asalkan ia mampu terpilih oleh sejumlah suara tertentu. Bahkan ada seorang model dan bintang porno nan menjadi anggota parlemen di Italia.

Ketika masa pemilihan berlangsung, sang bintang porno itu membiarkan semua bagian tubuhnya dijamah oleh banyak orang. Ia bahkan benar-benar menjual dirinya demi mendapatkan kursi di parlemen. Entah apa nan dapat ia lakukan di parlemen, nan niscaya ialah ia terpilih dan mewakili banyak orang di parlemen Italia. Inilah sistem politik di Italia nan begitu vulgar dan liar. Bahkan mafia pun pernah sangat menguasai parlemen Italia. Ketika mafia berkuasa, maka berbagai kejahatan dan korupsi meningkat.

Bagaimana dengan sistem politik di berbagai negara Eropa lainnya? Sebelum Lady Diana begitu disorot oelh berbagai media, sebenarnya beberapa tahun sebelumnya media mempunyai satu sosok nan sangat disenangi. Ia ialah Ratu dari kerajaan Monako. Sang ratu nan merupakan seorang mantan seniman itu memang mempunyai kecantikan nan diatas rata-rata. Ia pun disorot sedemikain rupa hingga kematiannya nan tragis menyisakan kisah sedih nan tidak bertepi.

Anak-anaknya bermasalah dan sang raja sepertinya tak mampu memberikan pengarahan kepada putra putrinya. Namun, negara Monako ini tetap kuat dan tetap saja menjadi pusat pariwisata dan perjudian. Bahkan perhelatan F1 diselenggarakan dengan keunikan nan cukup menggugah. Sirkuitnya sebenarnya merupakan jalan raya nan biasa diewati oleh masyarakat umum. Ini juga nan menjadi salah satu daya tarik Monako dengan kota Monte Carlonya.



Monarki

Sistem politik ini sifatnya kerajaan. Seorang kepala negara ditunjuk secara turun-menurun, bukan melalui pemilihan. Menurut Jason Duguit dalam Traite de Doit Constitutional, jika ingin melihat apakah negara ini monarki atau bukan, lihatlah apakah dia mempunyai raja atau tidak. Jika memiliki raja, berarti ia menganut monarki. Monarki terus berkembang hingga melahirkan beberapa cabang, di antaranya sebagai berikut.


1. Monarki Absolut
Sistem pemerintahan nan mendaulatkan semua pemegang kebijakan pada raja atau ratunya. Seluruh rakyat harus patuh terhadap undang-undang nan dibuat oleh raja dan ratu. Kekuasaan mereka tak terbatas. Monarki mutlak pernah diterapkan di Perancis pada zaman Raja Louis XIV nan tekenal dengan slogan "negara ialah saya".

Pada saat itu nan terjadi ialah raja menjadi sangat berkuasa hingga ia pun dapat menentukan kematian seseorang. Ia nan begitu berkuasa hayati dalam kemewahan. Sedangkan rakyatnya diminta buat membayar pajak nan tinggi demi membiayai kemewahan hayati nan dijalankan oleh rajanya. Tentu saja rakyat menjadi memberontak. Mereka menyadari bahwa sang raja bukanlah Tuhan nan tak akan mati. Raja sama dengan mereka, yaitu manusia biasa. Akhirnya sang raja digulingkan.

2. Monarki Konstitutional
Dalam sistem pemerintahan ini, kekuasaan raja dan ratu terbatas. Ia harus melihat undang-undang sebelum bertindak. Jadi, raja dan ratu tak dapat berbuat semena-mena. Sistem pemerintahan ini pernah dianut oleh Denmark. Itulah mengapa raja Denmark tak terlalu terdengar kiprahnya di kancah percaturan politik dunia. Beda dengan Ratu Inggris nan cukup populer.

3. Monarki Parlementer
Sistem monarki nan paling kompleks. Raja dan ratu hanya sebagai simbol kekuasaan dan tak mempunyai kekuatan dalam mengambil kebijakan. Semua kebijakan dilakukan oleh perdana menteri nan bertanggung jawab kepada parlemen. Negara Eropa nan menganut sistem ini ialah Inggris dan Belanda.



Komunisme

Ini ialah sebuah paham politik nan diciptakan oleh Marx dan Engles. Berawal dari protes terhadap kapitalisme pada abad ke-19. Dalam paham ini, buruh dan tani dianggap menjadi kekuatan primer sebuah negara. Tujuan primer komunisme ialah menghilangkan kelas antara kaum kapitalis dan proletar. Yang berarti, dalam sebuah negara penganut komunis. Semua sifatnya rata dan sama. Tidak ada si kaya dan miskin. Semua produksi dan sistem ekonomi sepenuhnya dikuasai oleh negara.


Di Eropa, ideologi politik ini sangat identik dengan negara Rusia. Bahkan, buat mendalami komunis, beberapa tokoh komunis Indonesia harus belajar ke Rusia. Ideologi politik ini sempat diterapkan oleh Uni Soviet dan Rusia pada zaman kekuasaan Vladimir Stalin dan Lenin.



Republik

Dalam republik, sistem pemerintahan sebuah negara dibangun oleh rakyat. Bukan melalui keturunan bangsawan, seperti monarki. Ciri-ciri nan paling khusus dari sebuah negara nan menganut sistem pemerintahan republik ialah diadakannya pemilihan generik dalam memilih presiden. Ketika bentuk pemerintahan sudah menjadi republik, demokrasi harus menjadi acuan primer negara tersebut. Beberapa negara Eropa nan menganut sistem ini, antara lain Jerman, Italia, dan Swiss.