Pidato tentang Pendidikan Berkaitan dengan Kerja Keras

Pidato tentang Pendidikan Berkaitan dengan Kerja Keras

Untuk membuat teks pidato tentang pendidikan nan menyentuh hati dan didengarkan oleh para hadirin bukanlah sesuatu nan mudah. Luasnya cakupan nilai-nilai pendidikan juga harus dibuat sangat khusus agar pidato tidak terlalu panjang dan bertele-tele. Membawa contoh konkret dalam pidato dengan intonasi nan berapi-api pun mungkin akan terdengar menakutkan.

Dunia memang telah berubah. Pada masa perjuangan zaman pemerintahan Sukarno, gaya pidato berapi-api dengan semangat nan sangat berkobar seperti Sukarno ialah satu tipe orator ulung. Saat ini teknik pidato gaya Sukarno tak dapat diambil 100% dan diterapkan begitu saja di mana pun saja. Ada orang nan bahagia mendengarkan pidato terutama pidato tentang pendidikan dengan suara nan lembut, tetapi penuh ketegasan dengan kata-kata nan mudah dicerna.



Cakupan Pidato tentang Pendidikan dalam Keluarga

Pendidikan itu memiliki berbagai cakupan nan sangat luas. Banyak hal nan harus dibenahi dan diatur dalam global pendidikan ini. Misalnya, pidato tentang pendidikan dalam keluarga dan bagaimana seorang suami membina mental istrinya agar tegar dan menjadi pejuang sejati.

Tidak ada salahnya bila dalam isi pidato mengambil cuplikan surat cinta dari H. Agus Salim buat istrinya. Isi surat cinta itu tak mendayu-dayu penuh rayu dan romatisme nan cengeng. Dalam surat cinta itu pun H. Agus Salim nan menguasai tujuh bahasa asing dan terkenal dengan kemampuannya dalam mengolah kata ini meletakkan diri sebagai seorang kekasih dan imam dalam keluarganya.

Bacakan saja cuplikan surat cinta itu dengan suara nan syahdu. Tentunya para pendengar sudah tahu siapa H. Agus Salim. Hal ini agar makna pembacaan surat cinta itu dapat dipahami dengan baik. Sebelum membacakan isi surat cinta itu, berilah sedikit kata pengantar nan akan membuat para pendengar siap menerima informasi.

Berikut ini ialah satu contoh bagaimana seorang H. Agus Salim mendidik istrinya dengan menenangkan jiwa dan batin sang istri. Kata-kata sang Pahlawan Nasional ini sangat bersahaja, tetapi makna nan ada di setiap kata perlu kita simak sebagai bagaimana dari contoh bagaimana mendidik istri.

"Bismillahirrahmanirrahim' MERDEKA! Dinda sayang, terima kasih atas surat Dinda nan menyenangkan hati itu. Dalam keadaan nan sesungguhnya merupakan bala, masih juga bisa kita menyaksikan nikmat Allah subhanahu wata'ala nan dalam kesukaran bisa juga memberi kelapangan. Kanda seperti nan sudah kerap dinda katakan, rupanya diperlakukan Allah dengan istimewa... karena itu baiklah kita bersyukur memuji Allah swt. atas rahmat karunia-Nya nan terang terbukti dan dengan sabar menantikan dengan harap apa-apa takdir-Nya tentang itu. Sementara itu, yakinlah Dinda akan cinta afeksi kanda dan terimalah peluk ciumku dengan salam dan doa". Berkenaan dengan masa datang, tenangkan hati dengan asa dan percaya kepada Allah swt. sabar dan tawakal..." Itulah kata-kata nan begitu latif menenangkan jiwa."

Setelah membacakan penggalan surat cinta H. Agus Salim buat istrinya itu, berikanlah waktu sejenak kepada para pendengar buat menarik napas. Surat cinta itu tentunya memberikan getaran rasa nan mendalam nan membuat pendengar mungkin ada nan meneteskan air mata. Waktu jedah itu akan semakin membuat perenungannya seolah diberi ruang.

Setelah sejenak menarik napas, pembicara dapat melanjutkan pidato tentang pendidikan dalam keluarga ini dengan mengulas sedikit isi surat cinta itu bahwa sebagai imam, laki-laki harus sangat tegar dan mempunyai keluasan ilmu agama nan dalam. Dengan keluasan ilmu agamanya itu, ia akan dapat membimbing istri dan anaknya agar terhindar dari barah neraka.

"Suami ialah pemimpin. Hanya pimpin nan berilmulah nan pantas mendapatkan penghargaan dan penghormatan nan tulus. Pelajari ilmu, manfaatkan setiap detik waktu buat memperdalam ilmu agar dapat menjadi pemimpin nan hebat di dalam keluarga."

Kata-kata tersebut dapat menjadi kata epilog dari pidato tentang pendidikan dalam keluarga. Pidato itu memang sangat cocok dibawakan di tengah-tengah para pemuda nan sedang menuntut ilmu. Mereka membutuhkan contoh bagaimana menjadi ayah dan suami nan baik. Bagaimana memanfaatkan waktu mudanya sebaik-baiknya.



Pidato tentang Pendidikan Wanita

"Hormati wanita bila ingin menjadi manusia mulia". Kalimat ini dapat menjadi kalimat pembuka pidato tentang pendidikan wanita. Maraknya pelecehan wanita nan terjadi mungkin saja sebab sudah rusaknya sistem pendidikan nan tak memungkinkan lagi seorang pendidik bercerita tentang hal-hal nan berhubungan dengan kehidupan.

Para pendidik telah sangat terpaku kepada bahan ajar dan lembar kerja siwa nan harus habis diajarkan sebelum waktu ujian datang. Apabila tak selesai maka guru dianggap lalai.

Padahal pendidikan ini bukan hanya tentang ilmu nan tertuang dalam kurikulum. Ada banyak hal nan harus disampaikan kepada siswa termasuk tentang bagaimana laki-laki menghargai wanita dan bagaimana wanita menghargai sesama wanita dan menghargai dirinya sendiri.

Tanpa adanya waktu buat memberikan sekilas tentang makna saling menghargai ini dan memberikan contoh nyata, bagaimana dapat para generasi muda menyadari bahwa mereka bukan hanya harus membawa 'angka-angka' setelah menamatkan sekolahnya. Namun mereka seharusnya membawa nilai-nilai kehidupan nan maknanya jauh lebih bagus dibandingkan dengan 'angka-angka' nan tertera di ijazah atau rapor.

Pidato tentang pendidikan wanita ini dapat juga memberikan contoh tentang perjuangan para wanita dalam merebut kemerdekaan. Dapat juga perjuangan seorang Kartini nan rela menerima kodratnya sebagai seorang wanita dan menjadi seorang ibu demi menghargai apa nan telah dilakukan oleh orangtuanya. Kisah wanita hamil nan dengan susah payah mengandung anak dan melahirkan juga dapat dijadikan contoh.

"Bisa dibayangkan kalau wanita hamil harus lari turun gunung? Coba sekarang, ambil karung beras berisi 10 kilo saja. Letakkan di perut dan berlarilah sepanjang 100 meter saja. Bagaimana rasanya? Itu hanya buat waktu sejenak. Ibu kita membawa kita ketika dalam kandungan selama berbulan-bulan. Perubahan hormon nan menyebabkan mereka pusing, mual, dan mau muntah ialah salah satu kesusahan nan dialami seorang wanita hamil. Jadi kalau kalian melihat wanita hamil di dalam bus kota, cobalah buat menghargainya dan kalau kalian duduk, berikan bangku kalian buat ibu itu. Kalau pun kalian berdiri, lihatlah sekeliling kalau-kalau masih ada bangku nan kosong. Jadilah pemuda siaga nan mau dan selalu mau peduli dengan ibu hamil".

Isi pidato tersebut akan lebih membahana dan menyentuh kalbu apabila saat membawa karung beras sebanyak 10 kilo gram tersebut benar-benar diperagakan. Peragaan itu akan lebih terasa menyentuh hati dan pengalaman tersebut akan membekas terutama bagi anak nan diberi kesempatan membawa karung beras tersebut.



Pidato tentang Pendidikan Berkaitan dengan Kerja Keras

"Siapa orang muda paling kaya sekarang? Mark Zuckerberg, bukan? Apakah ia mendapatkan kekayaannya dengan hanya tidur dan berleha-leha sambil main game sepanjang hari? Niscaya tidak, bukan? Dia niscaya bahagia main game, tetapi dia niscaya juga tahu waktu kapan main game dna kapan belajar serta bekerja keras mewujudkan cita-citanya."

Kata-kata pembuka buat pidato tentang pendidikan berkaitan dengan kerja keras itu dapat juga diteruskan dengan memberikan contoh apa nan telah dilakukan oleh orang-orang paling kaya di global lainnya. Misalnya, bagaiman kesederhanaan Warren Buffet dan Bill Gates.

Misalnya, buat membuat anaknya tahu bagaimana hayati dan mau bekerja keras, ternyata Warren Buffet tak mewariskan hartanya nan berlimpah ruah itu kepada anak-anaknya. Dia malah memberikan 99% hartanya ke yayasan nan dipimpin temannya, Bill Gates. Anak-anaknya hanay mendapatkan $100 ribu dollar saja.

Contoh-contoh itu dapat membuat pidato tentang pendidikan lebih terasa maknanya dibandingkan bila hanya memberikan teori. Semoga bermanfaat.



Hakikat Pendidikan dalam Pidato Tentang Pendidikan

Dalam membuat pidato tentang pendidikan, ada hal-hal nan harus dimasukkan sebagai substansi krusial nan menyangkut global kependidikan. Salah satunya ialah proses pendidikan nan menyangkut hakikat serta metode pendidikan nan baik buat memperoleh hasil pendidikan nan baik pula.

Kebanyakan para praktisi pendidikan lebih mementingkan materi pidato dibandingkan dengan esensi dari pidato itu sendiri. Sebagai contoh, seorang guru nan memberikan pidato tentang pendidikan lebih condong buat mendidaktis para muridnya agar tak malas sekolah.

Padahal, esensi nan diharapkan dari sebuah pidato tentang pendidikan ialah pentingnya mencari ilmu buat masa depan sang anak. Bukan ketakutan akan guru dan orang tua nan selama ini melingkungi si anak sehingga tetap sekolah walaupun dalam keadaan terpaksa.

Tidak hanya itu, dalam berbagai kesempatan pun pidato tentang pendidikan kerap kali disuguhkan dalam bentuk nan normatif, kaku, dan tak menarik sama sekali.

Padahal, pidato tentang pendidikan merupakan salah satu faktor nan mendukung tercapainya tujuan pendidikan nan diterapkan di Indonesia. Misalnya saja, pada penataran guru-guru, pidato nan disampaikan hanyalah berkisar cara mengajar nan baik dan mudah diterima oleh murid.

Padahal, ruh mengajarnyalah nan semestinya ditekankan oleh para guru sehingga mengajar bukan hanya memberikan materi nan sinkron dengan kurikulum, tapi juga membuat para murid memahami maksud dari apa nan diajarkan oleh guru mereka.

Hakikat pendidikan seperti inilah nan belum dipahami sepenuhnya oleh para praktisi pendidikan di Indonesia. Kebayakan dari mereka menganggap bahwa menjadi guru ialah sebuah pekerjaan nan dilakukan dengan cara memenuhi kewajibannya sebagai pengajar.

Lebih dari itu, guru memiliki nilai-nilai moral nan patut diteladani sebagai "yang digugu dan nan ditiru". Oleh sebab itu, tugas guru bukan hanya mengajar,tapi juga mendidik dengan sepenuh hati agar bisa menghasilkan generasi penerus bangsa nan berkualitas secara akademik, mental, dan spiritual.



Nilai-Nilai Filosofis dalam Global Pendidikan

Seperti nan sudah disebutkan di atas, ada disparitas signifikan antara mengajar dengan mendidik. Mengajar ialah bagaimana seorang pengajarmemberikan materi nan tepat dengan cara nan juga tepat terhadap muridnya agar materi tersebut bisa dihapalkan dengan baik.

Sementara itu, mendidik ialah bagaimana seorang pendidik memberikan materi disertai pemahaman-pemahaman mengenai nilai-nilai filosofis nan terdapat di dalam materi tersebut.Sebagai contoh, seorang pengajar bisa dengan mudah memberikan rangkuman dan catatan krusial mengenai definisi karya sastra beserta jenis-jenisnya; sedangkan seorang pendidik wajib mengenalkan nilai filosofis nan terdapat dalam karya sastra tersebut.

Pendidik memiliki kewajiban nan lebih matang dibandingkan dengan pengajar. Oleh sebab itulah, seseorang baru dikatakan berpendidikan apabila mampu menghadapi berbagai situasi lingkungan (bukan hanya memiliki nilai akdemik nan tinggi).

Dalam mendidik, seseorang diharapkan mampu menunjukkan kepribadianterbaik sehingga bisa pula diteladani oleh murid-muridnya. Kepribadian inilah nan nantinya akan menentukan seberapa baik kualitas kehidupan nan dimiliki oleh manusia berpendidikan tersebut.

Nilai-nilai nan harus ditekankan selain hakikat pendidikan ialah proses belajar. Proses belajar ini wajib dipahami oleh para praktisi kependidikan agar mampu menghargai proses. Tanpa proses belajar nan baik, tak mungkin dihasilkan kualitas hayati seseorang nan baik pula. Dengan begitu, para guru akan lebih memberikan arahan kepada murid-muridnya agar senantiasa menghargai proses belajar daripada hasil instan nan memuaskan.

Sebagai contoh, dewasa ini banyak orang tua nan sibuk memasukkan anak mereka ke forum bimbingan belajar hanya agar anak mereka mendapatkan ranking atau nilai tinggi di sekolahnya, serta dapat masuk ke perguruan tinggi nan diidam-idamkan.

Secara filosofis, dalam hal tersebut tak ditemukan nilai penghargaan terhadap proses belajar sebab waktu nan dipergunakan buat bimbingan belajar hanya dipenuhi dengan tips-tips mengerjakan soal nan cepat dan tepat tanpa mempertimbangkan nilai-nilai lain nan harus dipelajari oleh murid.

Cara instan seperti ini mungkin sudah lazim di kalangan pelajar Indonesia.Namun, hal tersebut dapat menjadi bumerang bagi para pelajar tersebut apabila disandingkan dengan para pelajar dari luar negeri nan lebih mementingkan proses belajar dibandingkan dengan hasil instan nan menakjubkan.



Fungsi Metode Pendidikan bagi Pembelajaran

Selain hakikat pendidikan serta nilai-nilai filosofis nan terdapat di dalamnya, metode pendidikan juga krusial buat dibahas dalam pidato tentang pendidikan. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembelajaran sebab menyangkut cara nan efektif dalam belajar.

Metode pendidikan sendiri merupakan ilmu nan digunakan buat melakukan proses pendidikan. Dengan kata lain, metode pendidikan merupakan perkakas nan digunakan buat mencapai tujuan pendidikan.

Metode pendidikan nan dilakukan para guru haruslah berupa kajian nan terarah agar sinkron dengan planning dan tujuan pendidikan. Cara tersebut kemudian diaplikasikan dalam proses belajar murid agar pemahaman nan diharapkan bisa tercapai dengan baik.

Metode pendidikan juga harus disesuaikan dengan ciri murid-muridnya. Oleh sebab itu, guru nan baik tak akan menerapkan metode nan sama terhadap dua murid nan memiliki kepribadian nan berbeda. Atau kalaupun sulit buat melakukan metode nan berbeda, seorang guru juga dapat melakukan pendekatan spesifik kepada murid nan memiliki permasalahan dalam proses belajar.

Beberapa jenis metode pendidikan kemudian dilakukan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Jenis-jenis metode tersebut adalah:

  1. Metode umum, yakni metode nan diterapkan dalam proses belajar anak dengan memberikan materi sinkron kurikulum (meliputi definisi, asal muasal, dll.), contoh pertanyaan dan jawaban, serta latihan.

  2. Metode khusus, yakni metode nan dilakukan secara spesifik dengan tujuan nan spesifik pula, seperti bermain sambil belajar, praktik membuat puisi di luar ruangan, diskusi, mendengarkan cerita, dan kelas berjalan.

Berbagai Tema Menarik dalam Pidato Tentang Pendidikan

Untuk mendapatkan proses belajar nan menarik, diperlukan pula metode dan tema nan menarik dalam mendidik. Salah satunya ialah membuat kegiatan belajar diselingi dengan kegiatan bermain.

Begitu juga dalam memberikan pidato dengan tema pendidikan ini. Tidak selamanya tema nan diangkat harus berkisar bagaimana cara mendidik nan benar, membuat murid-murid cepat pintar, atau hal-hal lain nan menyangkut pendidikan secara normatif. Pidato tentang pendidikan nan menarik juga dapat mengangkat tema-temasosial, politik, psikologis, dan aspek kehidupan lain nan berhubungan dengan kehidupan manusia.

Misalnya saja, pidato dengan judul "Dampak Positif dan Negatif Bacaan Komik Bagi Para Pelajar". Dari sudut pandang normatif, tema tersebut tak menyimpan kesan edukatif sama sekali. Apalagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, komik masih diangap sebagai pengganggu stabilitas kaum pelajar dalam menuntut ilmu.

Akan tetapi, jika dilihat dengan menggunakan kacamata filosofis, hal tersebut juga mampu memacu pelajar buat lebih memahami segala nan dilakukannya, termasuk membaca komik.Bacaan nan digandrungi para pelajar tersebut bisa diambil nilai-nilai moralnya sehingga para pelajar tersebut tak hanya mengambil sisi hiburannya saja, tapi juga menangkap sinyal-sinyal moral nan terdapat dalam bacaan tersebut.

Pendekatan seperti inilah nan seyogyanya dilakukan oleh para guru dalam hal mendidik. Karena sinkron perubahan zaman, kondisi anak-anak pun akan berubah sehingga pendidik nan baik diharapkan mampu memberikan kontribusi nan juga sinkron dengan kondisi generasi muda pada zaman nan serba modern ini.

Dengan begitu, pidato tentang pendidikan tak lagi menjadi hal nan membosankan bagi para praktisi akademik. Tapi juga menjadi sesuatu nan menarik sekaligus memotivasi mereka buat lebih aktif dalam menyumbangkan kemampuan mereka di bidang pendidikan.