Artikel Tentang Korupsi – Korupsi Mencederai Hati Rakyat

Artikel Tentang Korupsi – Korupsi Mencederai Hati Rakyat

Artikel tentang korupsi hampir setiap hari bisa Anda baca dari berbagai media nan terbit. Artikel nan menyorot konduite pejabat daerah sampai pusat nan menyalahgunakan wewenangnya dengan tujuan memperkaya diri sendiri sangat mudah Anda temukan. Bahkan sudah menjadi misteri generik jika banyak pejabat daerah atau wakil rakyat nan menjadi sorotan dalam artikel tentang korupsi. Artikel tentang korupsi ini di satu sisi bagus buat menimbulkan imbas jera, tetapi pada saat nan bersamaan membawa imbas nan tak baik bagi perkembangan mental generasi muda.

Sepertinya korupsi dikalangan pejabat ialah hal nan wajar dan biasa. Mereka tahu hal apa nan akan diterima sebagai konsekuensi korupsi. Seringkali kita baca dalam artikel tentang korupsi nan berisi bahwa para pejabat itu seperti tak memiliki rasa malu sebab telah melakukan korupsi. Bahkan dalam artikel tentang korupsi juga kita dapat lihat nan terjadi malah pejabat seakan berlomba melakukan tindak korupsi. Seolah-olah siapa nan tak melakukan tindakan korupsi ialah orang nan tak waras.



Artikel Tentang Korupsi – Tindak Korupsi

Artikel tentang korupsi ini memaparkan secara jelas bahwa korupsi ialah suatu penyalahgunaan wewenang atau jabatan dengan tujuan buat memperkaya diri sendiri. Dari artikel tentang korupsi juga kita dapat ketahui bahwa, korupsi juga dapat diartikan sebagai tindakan menyelewengkan uang rakyat atau negara. Konduite korupsi nan dilakukan pejabat ini sangat meresahkan dan merugikan rakyat. Artikel tentang korupsi telah membuktikannya, bahwa banyak uang negara nan diselewengkan.

Tingkat korupsi sangat tinggi terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan sebab masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Hukuman hukum nan diberikan pada pelaku korupsi masih terlalu ringan sehingga tak segan pada pejabat nan lainnya buat meniru konduite korupsi. Bila kita cermati, kasus korupsi di Indonesia seringkali terjadi. Mengapa demikian? Artikel tentang korupsi telah mengungkapkan banyak kasus korupsi nan terjadi. Namun, tetap saja meskipun sudah diberitakan dalam artikel tentang korupsi, kasus korupsi di negeri ini seakan tak pernah mati.

Terkadang kita suka bertanya-tanya mengapa kasus korupsi ini rasanya sulit lepas dari bangsa ini. Bahkan satu kasus korupsi belum selesai, datang lagi satu korupsi nan baru. Berdasarkan artikel tentang korupsi, tak hanya pejabat ataupun wakil rakyat nan tertangkap melakukan tindak korupsi, pegawai negeri dilingkungan departemen pun juga melakukan hal nan sama. Bahkan departemen pajak sudah dua kali pegawainya tertangkap melakukan tindak korupsi.

Seringkali kita melihat di artikel tentang korupsi, semua pelaku duperlakukan seperti tahanan tindak pidana pada umumnya, bahkan harus diadili dalam persidangan. Seperti nan baru-baru ini kita lihat dalam kasus dugaan korupsi nan dilakukan oleh Nazaruddin dalam kasus suap wisma atlet. Tidak hanya media cetak atau artikel tentang korupsi nan menyotor kasus ini, semua media massa termasuk televisi juga menanyangkan jalannya sidang kasus wisma atlet ini. Tidak hanya sampai di situ, butntut dari kasus wisma atlet ini seakan belum menemukan titik terang. Diduga masih ada otak atau pelaku nan sebenarnya belum terungkap.

Berbagai kasus tindak korupsi nan diulas di berbagai artikel tentang korupsi ini mau tak mau juga berpengaruh terhadap masyarakat terutama generasi bangsa. Secara tak langsung apa nan mereka baca dalam artikel tentang korupsi ini sedikit mengganggu, bahkan tak sporadis membuat mereka sedikit frustasi. Sebagian lagi ada nan sudah tak percaya dengan kinerja wakil rakyat ataupun para pejabat nan mengemban amanat rakyat. Jadi wajar saja jika ada nan beranggapan para pejabat dan wakil rakyat sangat rentan dengan tindak korupsi.



Artikel Tentang Korupsi – Akibat Korupsi

Banyaknya warta dan artikel tentang korupsi nan Anda ikuti dari berbagai media bukan tanpa makna. Makna dari warta korupsi tersebut ialah penderitaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana tak menderita, di tengah kondisi masyarakat nan masih banyak kesulitan dan mengalami kemiskinan, para wakil rakyat dan pejabatnya malah menghambur-hamburkan uang rakyat. Amanah nan diemban buat kesejahteraan rakyat, malah di makan sendiri dan buat memperkaya diri sendiri.

Artikel tentang korupsi nan dibuat dengan tujuan supaya pelaku tindak korupsi menjadi malu dan jera, malah membawa akibat nan berat bagi perkembangan mental masyarakat Indonesia. Pemberitaan nan hampir dikatakan didominasi oleh tindak kasus korupsi, membuat masyarakat sedikit terganggu. Lalu apa akibat nan dialami oleh masyarakat atau bangsa Indonesia, dengan pemberitaan di artikel tentang korupsi ini? Berikut beberapa akibat negatif nan dialami bangsa kita dampak dari tindak korupsi nan diberitakan dalam artikel tentang korupsi:

  1. Gara-gara korupsi pembangunan banyak terhambat. Uang nan digunakan buat membangun malah dibawa kabur, atau tak digunakan buat kepentingan pembangunan.
  1. Sarana prasarana nan merupakan fasilitas rakyat nan krusial tak bisa dinikmati bahkan belum bisa diwujudkan dengan baik.
  1. Kesejahteraan nan seharusnya menjadi hak rakyat belum bisa diwujudkan sampai dengan saat ini. Kemiskinan masih akrab dengan sebagian rakyat Indonesia. Pengangguran masih tinggi tak hanya di daerah, tetapi di kota-kota besar pun tingakat pengangguran masih meningkat.
  1. Pendidikan belum dapat dinikmati secara merata oleh anak Indonesia. Akses kesehatan murah dan berkualitas belum bisa menjangkau seluruh rakyat. Terutama bagi masyarakat nan tinggal di daerah atau di wilayah terpencil.

Secara generik korupsi benar-benar melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Meski kita sudah memasuki era reformasi, dan lepas dari pengaruh orde baru, namun bibit korupsi kolusi dan nepotisme pada masa orde baru masih belum dapat dihilangkan. Reformasi nan didengung-degungkan akan membawa perubahan menjadi lebih baik lagi, pada kenyataannya belum dilaksanakan dengan jujur. Bahkan masyarakat masih merasa dirugikan.

Semangat dan upaya pemberantasan korupsi di era reformasi ditandai dengan keluarnya berbagai produk perundangan-undangan dan dibentuknya institusi khusus, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi. Asa terhadap produk-produk hukum diatas ialah praktek Korupsi sebelum reformasi bisa dibawa kemeja hijau dan uangnya dikembalikan pada negara, sedangkan pada pasca reformasi bisa menjadi suatu usaha preventif.

Namun apa nan terjadi dilapangan tidaklah sinkron nan diharapkan. Beberapa kasus korupsi dimasa orde baru ada nan sampai kemeja hijau. Walau ada nan sampai pada putusan hakim tapi lebih banyak nan dipetieskan atau bahkan hanya sampai pada penyidik dan Warta acara perkaranya (BAP) mungkin disimpan dilemari sebagai koleksi pribadi pengadilan.



Artikel Tentang Korupsi – Korupsi Mencederai Hati Rakyat

Korupsi besar-besaran nan dilakukan para pejabat negara, atau mereka nan mendapat amanah menjadi pemimpin di Indonesia, sepertinya benar-benar sulit di hilangkan. Bagaimana tidak, ketika era pemerintahan orde baru, faktor primer nan mendorong terjadinya reformasi ialah KKN ( Korupsi,Kolusi dan Nepotisme). Ini dapat kita lihat dari berbagai artikel tentang korupsi nan diterbitkan oleh beberapa media massa.

Saat ini, sudah sekian tahun masa reformasi berjalan, namun tanda-tanda konduite jelek nan terjadi di masa orde baru yaitu KKN belum berkurang. Korupsi masih tinggi terjadi meskipun upaya pemberantasan korupsi juga sudah dilakukan. Buktinya artikel tentang korupsi masih saja bergulir seperti bola, seakan artikel tentang korupsi ini akan terus menangkap para pelaku tindak korupsi.

Disisi lain penegakan hukum masih lemah, serta masih banyaknya oknum aparat penegak hukum dan oknum di kepolisian nan tega bermain-main, dengan memperjual belikan hukum nan secara jelas ini mencederai hati rakyat.

Melihat kondisi pembangunan di Indonesia belum berjalan dengan baik ini gara-gara korupsi dapat membuat generasi bangsa frustasi. Bagaimana tak putus harapan jika semua hal macet gara-gara dikorupsi dan mereka nan korupsi ternyata tak mendapat hukuman tegas nan sebanding dengan kesalahan nan dilakukan.



Upaya Pemberantasan Korupsi

Korupsi nan terjadi besar-besaran dan terus menerus, nan terjadi di Indonesia bukan berarti tak dicari solusi nan paling jitu. Namun nan terjadi ialah mereka nan harusnya menjadi pemberantas korupsi ternyata juga ikut terjun menjadi koruptor.

Upaya pemberantasan korupsi juga dilakukan, salah satunya ialah mulai diberikannya pendidikan anti korupsi sejak dini nan dimasukkan dalam kurikulum ]sekolah. Masih banyak Anda temui dalam artikel tentang korupsi, berarti masih banyak kegagalan pendidikan anti korupsi di sekolah-sekolah.

Kegagalan memberikan pendidikan anti korupsi bisa dilihat dari program kantin kejujuran di sekolah, nan ternyata masih belum membuahkan hasil. Kegagalan dalam pendidikan anti korupsi di Indonesia terjadi sebab miskinnya keteladanan nan diberikan para pemimpin, orang tua maupun guru.