Cara Melestarikan Lingkungan Hidup

Cara Melestarikan Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan hayati ialah segala sesuatu nan ada di sekitar kita nan berupa makhluk hidup. Baik itu manusia, binatang, maupun tumbuhan. Intinya, semua nan memiliki nyawa dan tergolong sebagai makhluk nan bernapas ialah bagian dari lingkungan hidup.

Dari pengertian lingkungan hayati tersebut, bisa disimpulkan bahwa semua manusia ialah bagian dari lingkungan hidup. Oleh sebab itu, kita harus memiliki pencerahan buat menjaga kelestarian lingkungan hayati tersebut. Bukan justru sebaliknya, menjadi predator buat merusak kelestarian lingkungan hidup.

Semakin berkurangnya wilayah hutan dan langkanya jenis binatang eksklusif merupakan bukti dari rusaknya lingkungan hidup. Faktor terbesar nan menjadi penyebab kenyataan tersebut ialah kerakusan manusia.

Atas nama industrialisasi dan hawa nafsu, manusia menjadi penghancur bagi kehidupan kedua jenis makhluk hayati tersebut. Bahkan dewasa ini, manusia sudah tak lagi memikirkan nilai-nilai humanisme sehingga secara moral dan spiritual, manusia modern telah mengalami kemunduran nan besar dalam sejarah kehidupannya.

Berkurangnya hutan di global menjadikan tak ada penyaring udara kotor nan berdampak makin menipisnya lapisan ozon. Lubang ozon di atmosfer semakin besar dampak polusi udara hasil pembakaran industry besar langsung meluncur ke angkasa. Sebab, hutan nan berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida, jumlahnya tak sebanding dengan polusi nan terjadi.

Demikian pula dengan kehidupan binatang. Penangkapan beberapa jenis binatang, secara tak langsung sebenarnya sudah merugikan manusia itu sendiri. Contohnya dengan penangkapan ular sanca atau burung hantu, berdampak pada makin mengganasnya populasi tikus nan merusak sawah petani. Padahal, hanya dengan satu ekor ular sanca dapat menjaga sawah seluas satu hektar dari ancaman tikus.



Pemahaman Masyarakat Indonesia Mengenai Lingkungan Hidup

Salah satu cara nan harus dilakukan agar manusia, terutama masyarakat Indonesia, lebih menghargai lingkungan hayati ialah dengan dibekali wawasan dan pengetahuan tentang pengertian lingkungan hayati nan sehat.

Tanpa dibekali wawasan tersebut, manusia Indonesia mungkin tak akan terlalu memahami pengertian lingkungan hayati nan baik dan bermanfaat bagi keselamatan hayati masyarakat Indonesia dan manusia di seluruh dunia.

Setelah dibekali pemahaman mengenai pengertian lingkungan hayati tersebut, para aktivis pecinta lingkungan serta pihak pemerintah seyogyanya memberikan solusi dan wahana serta prasarana nan lengkap buat masyarakat Indonesia agar dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga lingkungan hidup.

Mayoritas masyarakat Indonesia hanya mengenyam pendidikan sampai ke jenjang SMA. Bahkan di beberapa loka dan lingkungan terpencil, masih banyak masyarakat nan sama sekali tak mengenyam pendidikan secara formal.

Pendidikan tersebut dianggap sebagai sebuah pemborosan nan tak berguna bagi beberapa masyarakat primordial sebab asumsi bahwa pendidikan bukannya memperbaiki kehidupan lingkungan hidup, malah sebaliknya.

Pendidikan membuat manusia semakin pintar dan modern, namun semakin tinggi pula taraf keegoisannya sehingga nan dipikirkan hanya bagaimana cara menaklukkan global dengan ilmu dan wawasan nan didapatnya dari pendidikan tinggi.

Kenyataan seperti ini membuat kita menjadi miris sebab di satu pihak, pendidikan diciptakan buat membuat masyarakat berpikiran maju dan semakin memperbaiki hal-hal nan ada di sekeliling kita.

Akan tetapi di sisi lain, manusia modern justru lebih berpotensi sebagai perusak dibandingkan dengan masyarakat primordial nan memahami pengertian lingkungan hayati tanpa mengenyam pendidikan formal manusia modern.

Sebagai contoh, masyarakat Baduy nan terdapat di desa Kanekes Banten lebih memahami pengertian lingkungan hayati nan sebenarnya dibandingkan masyarakat modern nan berada di Jakarta.

Masyarakat Baduy sama sekali tak menerima orang luar dan benda-benda kimia sebab hal itu dianggap berpotensi buat merusakkan alam lingkungan hidup. Sementara itu, masyarakat modern dengan sewenang-wenang membuang sampah dan limbah pabrik sembarangan hanya demi laba individu.



Dampak Buruk Kelalaian Manusia

Jika sekarang ini kita sudah sulit menemukan sungai nan higienis dari sampah, maka kemungkinan besar suatu saat nanti kita juga akan sulit menemukan air higienis buat minum sebab ulah nan dilakukan oleh manusia modern.

Jika sudah sampai pada termin kritis seperti itu, pemahaman mengenai pengertian lingkungan hayati tak lagi menjadi salah satu solusi sebab mengetahui hal tersebut tanpa pelaksanaan konkret dalam kehidupan sehari-hari sama saja dengan membuang-buang waktu dan tenaga kita buat menghapalkan apa nan dimaksud dengan lingkungan hidup.

Manusia modern harus lebih memperhatikan perilakunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan hayati demi kelangsungan hayati manusia.karena jika manusia tak menjaga konduite mereka, akan muncul hal-hal jelek nan kelak akan menyusahkan kehidupan manusia di dunia.

Beberapa akibat jelek nan akan terjadi jika manusia tetap lalai dalam memperhatikan pengertian lingkungan hayati beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut.

  1. Kurangnya air higienis nan tersedia dampak polusi air nan ditimbulkan oleh limbah pabrik dan pembuangan sampah sembarangan sumber mata air atau sungai-sungai.
  2. Minimnya oksigen nan dibutuhkan oleh manusia sehingga penyakit akan mudah datang. Akibat tersebut muncul pada masyarakat kota nan kebanyakan menggunakan bahan bakar buat menjalankan kendaraan bermotor.
  3. Semakin panasnya udara nan kita dapatkan sebab lapisan ozon nan menipis dampak emisi gas hiperbola nan muncul dampak ulah manusia, seperti penggunaan listrik nan sia-sia, merokok, dan kendaraan bermotor nan tak menggunakan penyaringan udara (knalpot).
  4. Berkurangnya populasi binatang di global sebab perburuan liar dengan tujuan pribadi. Hal ini dapat kita temukan sekarang ini di berbagai hutan di Indonesia.
  5. Berkurangnya populasi pepohonan rimbun nan terdapat di hutan dampak penebangan liar nan bertujuan buat mendapatkan laba individu semata.

Selain lima akibat jelek nan mungkin saja terjadi (bahkan sudah terjadi saat ini), masih banyak lagi akibat jelek lain nan mungkin tak dapat diprediksi oleh manusia. Oleh sebab itulah, manusia modern harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan hayati sekitar agar senantias lestari.



Cara Melestarikan Lingkungan Hidup

Setelah memahami pengertian lingkungan hidup, salah satu tujuannya ialah agar manusia dapat mengerti tentang arti lingkungan hidup. Selain itu, manusia juga diharapkan buat dapat menjaga lingkungan hayati agar tetap lestari. Beberapa cara yan dapat dilakukan buat melestarikan lingkungan hayati di antaranya ialah :

  1. Menghentikan penebangan hutan secara liar atau pembalakan. Sebab, hutan memiliki peran sebagai paru-paru bumi nan menyaring udara kotor dan menghasilkan udara segar dan sehat bagi manusia.
  2. Hindari membuang sampah sembarangan, terutama sampah nan tak mudah hancur seperti plastik. Karena hal ini akan menyebabkan tanah kurang sehat dan merusak ekosistem tanah. Seperti kurang suburnya tanaman dan matinya binatang dalam tanah seperti cacing. Padahal, cacing sangat dibutuhkan buat menggemburkan dan menyuburkan tanah.
  3. Budayakan menggunakan peralatan nan ramah lingkungan atau dapat didaur ulang. Hal ini buat mengurangi jumlah sampah nan ada di bumi.
  4. Kurangi konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor buat mengurangi polusi. Tanamkan Norma buat menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti nan menggunakan bahan bakar tenaga surya atau juga bersepeda.

Kembangkan budaya buat menanam pohon di sekitar kita. Hal ini akan memperbanyak jumlah pohon nan ada di bumi dan sebagai media buat memperbaiki kualitas udara bumi.

Dari gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor primer nan berpengaruh terhadap kerusakan alam dan lingkungan hayati ialah ulah manusia nan lebih mementingkan ego dan kerakusan mereka.

Selain mendapatkan penyuluhan, sarana, dan prasarana buat senantiasa menjaga kelestarian lingkungan hidup, manusia modern juga butuh penyuluhan secara spiritual buat lebih menghargai lingkungan hayati tersebut demi kelangsungan hayati nan sehat di masa depan.

Manusia modern tak hanya harus bertindak dengan memikirkan sisi humanisme saja, tapi juga harus memikirkan kelompok makhluk hayati lain nan selama ini hayati berdampingan dan memberikan banyak kegunaan kepada kita selaku umat manusia.

Hal nan harus ditanamkan pada diri manusia modern ialah adanya rasa menghargai dan menyayangi segala sesuatu nan hayati di ala mini sebab sejatinya, menjaga alam sama saja dengan melakukan penyembahan besar terhadap siapa nan menciptakan alam tersebut.

Kasih sayang terhadap tumbuhan dan binatang ialah hal nan harus dibenahi oleh masyarakat modern. Manusia modern harus mulai belajar menghargai kegunaan kedua makhluk hayati tersebut dalam pengertian lingkungan hayati nan sebenarnya. Bukan sekadar menjaga dalam ruang lingkup nan sempit seperti memelihara binatang peliharaan saja.