Pentingnya Sejarah Perjuangan Pahlawan

Pentingnya Sejarah Perjuangan Pahlawan

Perjuangan Cut Nyak Dien melawan Belanda dan mengusir pemerintah kolonial Belanda dari Tanah Rencong begitu gigih dan tidak kenal menyerah. Perjuangan Cut Nyak Dien semakin membuat pemerintah kolonial Belanda kewalahan menghadapinya. Strategi berperangnya memang begitu cerdik. Seorang perempuan nan begitu cerdas, berani, dan penuh kecintaan terhadap Bumi Pertiwi.

Kota Aceh ialah salah satu kota nan memiliki banyak sejarah. Salah satu peninggalan sejarahnya ialah Mesjid Baiturrahman. Inilah ikon Aceh, nan menjadi kebanggaan masyarakat Serambi Mekkah, yakni Masjid Baiturrahman.

Masjid megah ini selain buat beribadah umat Islam, masjid ini merupakan bukti dokumentasi nyata tentang awal masuknya Islam ke Aceh nan dibawa oleh pedagang Gujarat. Masjid Baiturrahman menegaskan pula bahwa Aceh itu sebagai Serambi Mekkahnya Indonesia.

Masjid ini dibangun pada abad 17, di masa era kesultanan Iskandar Muda. Awalnya, masjid ini ialah masjid kesultanan, tapi seiring meluasnya Islam di Aceh, masjid ini dibuka buat masyarakat umum. Masjid ini sudah mengalami beberapa ekspansi dan renovasi, termasuk menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, termasuk perjuangan seorang Cut Nyak Dien.



Perjuangan Cut Nyak Dien

Beliau lahir di Lampadang, Aceh, pada 1850. Ayah dan suaminya merupakan pejuang kemerdekaan. Ketika Belanda menduduki tanah kelahirannya, beliau mengungsi dan berpisah dengan ayah dan suaminya. Perpisahan ini menjadi akhir rendezvous beliau dengan suami tercintanya. Teuku Ibrahim Lamnga, suaminya, gugur dalam pertempuran dengan Belanda di Gletarum, Juni 1878.

Cut Nyak Dien tak menerima penghinaan nan dilakukan pemerintah kolonial Belanda nan pada awalnya menyerang Aceh dan membinasakan loka ibadah. Kemarahannya terhadap Belanda semakin menjadi saat suami pertamanya, Teuku Cek Ibrahim Lamnga, gugur dalam perang.

Selang 2 tahun setelah kematian suaminya, beliau menikah lagi dengan salah seorang pejuang hebat bernama Teuku Umar. Cut Nyak Dien dilamar pejuang Aceh bernama Teuku Umar. Bersama suami keduanya ini, Cut Nyak Dien semakin bersemangat buat mengusir penjajah Belanda. Guna mempertahankan wilayah dan kemerdekaan, Cut Nyak Dien tidak gentar maju berperang melawan Belanda nan memiliki persenjataan canggih.

Namun sayang, kisah tragis nan pernah dialaminya kembali terulang. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada 11 Februari 1899. Setelah suaminya Teuku Umar meninggal, Cut Nyak Dien meneruskan perjuangannya sendirian. Namun, ia tidak gusar. Tak kalah mental meski ditinggal suami tercinta nan gugur di medan perang. Cut Nyak Dien terus melakukan gempuran terhadap markas-markas Belanda bersama para pengikutnya.

Cut Nyak Dien menjadi orang nan paling dicari oleh Belanda buat dibunuh sebab perjuangannya mengancam keberadaan dan kelangsungan pemerintah kolonial Belanda di bumi Serambi Mekkah. Namun, perjuangan Cut Nyak Dien dikhianati oleh anak buahnya, Pang Lot, nan memberi tahu Belanda loka persembunyian Cut Nyak Dien.

Cut Nyak Dien nan ketika itu telah tua dan buta sebab matanya mengalami kerabunan akut, tak dapat menghindar lebih jauh dari agresi Belanda nan tiba-tiba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Kemudian, diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Perjuangan Cut Nyak Dien mesti terhenti sebab ia ditahan di Sumedang.

Di dalam tahanan, ia dijuluki sebagai Ibu Perbu karena Cut Nyak Dien begitu paham dengan ajaran agama. Seorang ulama bernama Ilyas nan juga ditahan memberinya julukan tersebut.

Pada 6 November 1906, perjuangan Cut Nyak Dien benar-benar berakhir dengan kepulangannya kepada Sang Pencipta. Ia dimakamkan di Sumedang dan makamnya baru ditemukan pada 1959 atas perintah gubernur Aceh bernama Ali Hasan.

Pencarian makan Cut Nyak Dien berdasarkan atas data nan ditemukan di Belanda. Berkat semangat pantang menyerahnya, beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden RI No. 106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964.

Perjuangan Cut Nyak Dien dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, menginspirasi pengarah adegan Eros Djarot buat mengabadikannya dalam sebuah film pada 1988. Christine Hakim didaulat menjadi aktor nan memerankan Cut Nyak Dien. Film Tjoet Nja' Dhien mendapat penghargaan Piala Gambaran sebagai kategori film terbaik dan film ini menjadi film pertama produksi Indonesia nan diputar di Festival Film Cannes.

Perjuangan Cut Nyak Dien tidak berhenti dengan kematiannya. Perjuangan pahlawan bangsa ini akan terus tumbuh, hidup, dan abadi, dalam jiwa bangsa Indonesia, khususnya rakyat Aceh.



Pentingnya Sejarah Perjuangan Pahlawan

Para pahlawan dan tokoh nasional Indonesiayang tak pernah merasa lelah buat membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan. Mereka bahu-membahu berjuang, berperang tanpa memikirkan keselamatannya demi memperoleh kemerdekaan. Sungguh besar jasa dan pengorbanan mereka bagi negara.

Sejarah merupakan peristiwa nan terjadi di masa lampau. Jadi, apa pun nan sudah terjadi dan terlewati, itu merupakan sejarah. Hari kemarin pun termasuk sejarah. Namun, harus digarisbawahi, walau sejarah itu ialah ilmu nan meneliti kondisi di masa lalu, tapi pada kenyataannya, masa lalulah nan membentuk masa sekarang dan nan menjadi pondasi bagi masa depan.

Banyak sejarah-sejarah nan menceritakan sebuah kerajaan besar nan hancur sebab orang-orangnya gila kekuasaan, sehingga pada akhirnya memicu kudeta, seperti sejarah perjuangan Cut Nyak Dien di atas.

Dari cerminan sejarah masa lalu, diharapkan menjadi sebuah peringatan agar kita lebih mawas diri buat bersikap dan bertindak. Jadi, ilmu sejarah diperlukan buat cerminan diri. Tanpa masa lalu, seorang manusia tak akan pernah ada. Bukankah sebuah bangsa dan seorang individu dibentuk oleh masa lalunya. Satu detik saja berlalu, itu ialah sebuah goresan sejarah kehidupan.

Bangsa Indonesia terlahir sebab sejarahnya nan menjadikan negara ini berdiri. Dahulu, tak ada nan namanya negara Indonesia, nan ada hanya kerajaan-kerajaan nan menguasai pulau-pulau nan ada di Indonesia.

Bagaimana kita dapat mengetahui asal usul tersebut, yaitu dengan mempelajari buku pelajaran sejarah Indonesia. Apakah kita tak penasaran dengan sejarah terbentuknya negara sendiri dan bagaimana kehidupan masa lalu?

Mengenal sejarah negara sendiri bisa menambah pengetahuan kita dan menambah kecintaan terhadap negara Indonesia ini. Dengan begitu kita bisa belajar dari sejarah tersebut.

Bagaimana bangsa kita akan maju, apabila tak melihat dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Banyak nan diberikan oleh orang-orang terdahulu terhadap kemajuan bangsa ini. Tapi, mengapa mempelajari buku pelajaran sejarah saja malas, bagaimana dapat mengetahui sejarahnya tanpa mempelajarinya.

Sejarah ialah pengetahuan nan intinya berupa mengulas masa lalu dari majemuk sumber. Sumber itu pun tak muncul begitu saja, diperlukan penelitian seksama buat memastikan bahwa sejarah itu pernah ada dan terjadi. Lalu, dituangkan dalam bentuk tulisan nan dapat dibuat sebagai bahan laporan. Tentu saja bukan sekadar tulisan semata. Semua disertai bukti nan saling menguatkan.

Oleh karena itu, seringkali dalam sejarah dicantumkan tanggal, tahun, bahkan hari. Karena dengan mencantumkan waktunya, kita bisa menelusuri berbagai peristiwa dan mengaitkannnya dengan peristiwa nan lain.

Sebagai contoh, ketika Anda lahir, Anda niscaya lahir pada hari, tanggal, dan tahun tertentu. Untuk memudahkan ingatan, orangtua Anda tentu akan mencatatnya pada referensi lahir, yaitu akte lahir. Ketika sejarah tentang kelahiran Anda ditelusuri, Anda akan menemukan banyak hal menarik, dan bila ditulis dalam sebuah laporan, dia akan berbentuk seperti hapalan. Begitupun dengan sejarah. Penulisan tahun dan tanggal ialah bukti bahwa kejadian itu konkret terjadi.

Dalam mempelajari sejarah tak hanya dengan membaca buku atau melihat film saja. Kita bisa melakukan studi tour ke tempat-tempat sejarah atau museum nan menyimpan benda-benda sejarah.

Banyak cara nan membuat kita menyukai sejarah. Memang banyak nan harus dihapal dalam mempelajari buku pelajaran sejarah, tapi kita dapat melakukan itu dengan mudah.

Dengan banyaknya media dan teknologi nan canggih, alasan belajar sejarah itu membosankan dapat diatasi. Apabila kita hobi membaca, maka kita bisa belajar sejarah melalui buku pelajaran sejarah, buku-buku cerita bergambar, atau novel.

Apabila kita tak hobi mambaca, kita bisa memanfaatkan media visual, yaitu dengan menonton film-film sejarah. Jika, kita bahagia jalan-jalan, maka kita dapat mempelajari sejarah dengan studi tour ke tempat-tempat sejarah.

Kita tinggal memilih caranya saja nan bisa membuat kita tahu akan sejarah-sejarah nan harus kita pelajari. Jangan bersikap tak peduli pada sejarah sebab sejarah ialah salah satu faktor nan membuat kita lebih maju dan membuat diri kita menjadi lebih baik.

Jadi, bukan sebab sejarahnya nan membosankan, tapi bagaimana cara kita mempelajarinya. Apakah dari buku pelajaran sejarah, buku cerita, film, atau tempat-tempat sejarah, kita tinggal memilihnya. Semoga informasi mengenai perjuangan Cut Nyak Dien bisa menambah pengetahuan kita tentang sejarah para pahlawan.