Tentang Negara Suriah, Perang, Konflik, dan Militer Suriah

Tentang Negara Suriah, Perang, Konflik, dan Militer Suriah

Berita tentang militer Suriah akhir-akhir ini sering muncul di berbagai media. “Perdana Menteri (PM) Suriah, Wael Al-Halqi memuji bahwa pencapaian nan telah dilakukan oleh militer Suriah dalam memerangi agresif nan beroperasi di negeri tersebut. Menurutnya sudah dekat.” Warta ini dilansir dari detikNews.com pada hari Rabu, 22/05/2013 pukul 14:16 WIB dengan Headline News nan sangat menarik, yaitu “PM Suriah Sebut Kemenangan Melawan Pemberontak Sudah Dekat “.



Tentang Negara Suriah, Perang, Konflik, dan Militer Suriah

Berita-berita seputar perang dan konflik nan terjadi di Suriah telah bergaung sejak dua tahun belakangan ini. Berita-berita tentang pemberontakan, pembantaian nan dilakukan oleh pihak-pihak terkait, serta jatuhnya korban-korban dampak kesadisan perang dan para pengungsi rakyat sipil negara Suriah telah mewarnai media cetak maupun media elektronik, baik dalam negeri maupun luar negeri sepanjang 2012 hingga saat ini.

Sebenarnya, apa nan terjadi dengan salah satu negara Timur Tengah ini? Bagi masyarakat Indonesia dan terutama bagi sebagian orang nan rajin mengikuti perkembangan dari peristiwa perang saudara di Suriah ini, tentu sudah paham dan mempunyai opini eksklusif sehingga tak sabar buat melihat kelanjutannya.

Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia melalui beberapa ormasnya telah mengambil tindakan konkret sebab merasa terpanggil buat membantu saudaranya sesama muslim dengan cara penggalangan dana buat obat-obatan serta kebutuhan pangan serta pakaian bagi warga sipil nan menjadi korban perang di Suriah. Sementara itu, bagi kita nan tak pernah mengikuti perkembangan politik Suriah, ada baiknya juga sedikit mengungkap awal mulanya terjadi konflik di negara tersebut.



Negara Suriah atau Syiria

Suriah merupakan sebuah negara nan termasuk ke dalam Asia Barat dan memiliki letak sangat strategis buat menuju pintu gerbang ke negeri Barat ataupun Timur seperti Lebanon, Turki, Irak, Yordania, dan Israel. Tak heran sepanjang catatan sejarah, negeri ini pernah menjadi rebutan negara-negara adikuasa. Salah satunya ialah Perancis nan sukses menduduki negara ini, tetapi akhirnya Suriah sukses memerdekan diri dari Perancis pada 1946. Suriah juga mendapat julukan negeri Syam dalam bahasa Arab. Mayoritas penduduknya beretnis Arab nan notabene banyak memeluk agama Islam.

Seperti halnya negara-negara berkembang nan telah memperoleh kedaulatan secara penuh dari penjajah asing, negara Suriah pun tak luput dari pergolakan dan perebutan kekuasaan buat memperebutkan kekuasaan. Dalam catatan sejarah bahkan hingga kini, negara Suriah beberapa kali mengalami pergolakan politik di dalam negeri.

Di mulai tahun 1949 sampai tahun 1971, selalu terjadi peristiwa perebutan kekuasaan pemerintahan. Pada 1963, Presiden Suriah, Hafez Al-Assad memberlakukan Undang-Undang Darurat Militer buat meredam gejolak politik di negaranya. UU Darurat Militer ini masih berlanjut hingga tahun 2011 lalu di bawah pemerintahan Bashar Al-Assad nan diangkat menjadi presiden pada 2000 berdasarkan pungutan suara secara aklamasi menggantikan posisi ayahnya, Hafez Al-Assad.



Pasukan Militer Negara Suriah

Dalam rangka mengatasi berbagai konflik dan perebutan kekuasaan di negaranya, pemerintah Suriah memperkuat pasukan militernya dengan mensuplai senjata modern dari sahabat dekatnya yaitu Rusia. Hal ini pula nan menjadi Suriah sempat mendapat predikat Rusianya Timur Tengah.

Berkat kekuatan militer negara Suriah dan persenjataan modern nan dimilikinya, beberapa negara di kawasan eksklusif menaruh asa besar pada Suriah buat dapat menyelesaikan konflik nan terjadi di negaranya serta konflik antara beberapa negara Timur Tengah dengan negara Israel. Tapi sayang, beberapa negara blok barat menilai bahwa sistem pemerintahan Suriah tak demokratis. Kemungkinan hal ini diakibatkan entah sebab interaksi baiknya dengan Rusia atau sebab perang saudara nan berkepanjangan.

Akibat opini blok barat ini, berimbas pula pada interaksi Suriah dengan negara-negara Arab lainnya nan sama-sama bergabung dalam negara Timur Tengah. Seperti diketahui, pada umumnya, negara-negara Arab selalu beraliansi ke Amerika Perkumpulan nan notabene ialah blok barat.

Mereka menganggap bahwa penempatan militer negara Suriah di kawasan konflik Timur Tengah akan mengganggu kekuatan versus nan pada umumnya di sokong oleh blok barat. Bahkan, beberapa fakta pernah menyusupi kasus nan berusaha merongrong kembali kedaulatan Suriah, terutama tampuk kursi kepresidenannya. Tapi, hal itu sukses digagalkan berkat kekuatan militernya.

Kudeta demi perebutan kekuasaan sukses ditumpas oleh pemerintah Suriah dengan donasi milternya nan kuat dan menganggap bahwa tak akan pernah ada revolusi di negaranya sebab hak-hak rakyat sipil telah dipenuhi secara adil. Tapi hingga kini, gejolak di negara itu masih berlangsung, bahkan sebagian rakyat memosisikan dirinya sebagai pihak oposisi atau bersebrangan.



Konflik di Suriah

Tampaknya konflik di Suriah semakin meruncing setelah adanya pasukan nan menamakan dirinya Tentara Pembebasan Suriah atau FSA (Free Syrian Army) nan dibentuk pada tanggal 29 Juli 2011 dan diumumkannnya dalam sebuah video dan dirilis melalui internet. FSA ini menyatakan dirinya sebagai pihak oposisi dan merupakan koalisi Nasional buat revolusi Suriah.

FSA menganggap bahwa Basharf Al-Assad telah kehilangan daya efektifnya sebagai presiden . Tapi, persengkataan ini di bantah oleh pemerintah sendiri dengan menyatakan bahwa FSA tak mempunyai tujuan politik apa pun selain berusaha merebut kursi kepresidenan. Beberapa wilayah krusial di Suriah sukses dikuasai oleh FSA seperti dilansir oleh pernyataan Sekjen PBB, Ban Ki Moon.

Kubu FSA ini semakin besar dengan bergabungnya sebagian rakyat sipil nan tadinya hanya berdemo kepada pemerintahan absah buat segera menghentikan gejolak politik di dalam negeri dengan menolak campur tangan militer negara Suriah sebab mereka menganggap kekerasan tak akan menyelesaikan masalah.

Tapi, hal ini tampaknya sia-sia. Bahkan, perang saudara semakin berkecamuk di dalam negeri. Hal ini terlihat dari berita-berita seputar perang Suriah antara pemberontak dengan pemerintah nan sah. Kata damai tampaknya semakin jauh dari negeri Suriah.

Hal nan paling dirugikan dari perang ini ialah penduduk sipil nan tak berdosa seperti wanita dan anak-anak. Hingga saat ini, belum ada data seksama nan niscaya tentang korban-korban perang nan telah berjatuhan, terutama penduduk sipil nan terluka dan terbunuh diperkirakan telah mencapai ribuan.

Sebagian penduduk sipil pun telah sukses mengungsi ke pedalaman Suriah dan juga negara-negara tetangga di sekitarnya. Tapi, ada juga beberapa negara tetangga nan akhirnya menolak dan menghentikan membludaknya para pengungsi ini. Seperti Lebanon, nan menolak kehadiran korban perang dari Suriah sebab persediaan obat-obatan nan terbatas serta rumah-rumah sakit di negaranya telah disesaki oleh para pengungsi tersebut.

Begitu juga dengan Yordania banyak menolak pengungsi dari Suriah sebab dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas perekonomian negaranya sebab begitu banyaknya rakyat sipil Suriah nan sukses memasuki wilayahnya.



PBB Turun Tangan

Konflik di Suriah membuat dewan keamanan PBB selaku organisasi Internasional , akhirnya turun tangan dalam mengatasi konflik berkepanjangan di Suriah. Campur tangan dewan keamanan PBB dalam menyelesaikan kasus Suriah rupanya tak lepas dari desakan beberapa negara Arab nan selama ini bersebrangan dengan Suriah atas pencaplokan militer negara Suriah di kawasan konflik Timur Tengah. Bahkan, mereka telah memengaruhi lembaga-lembaga tinggi di Perserikatan Arab buat membekukan keanggotaan Suriah dari perserikatan tersebut.

Terlepas dari konfrontasi nan berkepanjangan antara militer Suriah dengan kelompok di dalam negeri Suriah serta pihak-pihak asing nan ikut menunggangi perang saudara tersebut, ada manusia-manusia nan tak berdosa dan tak mempunyai kepentingan apa pun nan menjadi korban kekejian perang ini, yaitu rakyat sipil sebagai rakyat Suriah nan absah dan berhak memperoleh keadilan dan ketenangan buat hayati di negaranya sendiri.