Panglima Perang Islam - Salahuddin Al Ayyubi

Panglima Perang Islam - Salahuddin Al Ayyubi

Seperti nan telah kita ketahui bersama bahwa dalam Islam memiliki beberapa panglima perang Islam nan tersohor. Kehebatan mereka terkenal sampai kemana-mana. Tidak hanya di jazirah Arab, tetapi juga sampai ke benua Eropa dan Asia. Bahkan melalu panglima perang Islam inilah, dua negara adikuasa pada waktu itu harus tumbang dan tertunduk malu. Tiada nan akan mengira bahwa negara nan digambarkan sebagai negara tidak beradab memiliki kekuatan nan luar biasa.

Kekuatan kerajaan Romawi nan sangat kuat dan kekuatan kerajaan Persia juga tak boleh diremehkan. Keduanya tunduk pada panglima perang Islam nan menggerogoti kekuasaan kedua negara adidaya tersebut.

Siapa nan tak kenal Romawi? Negara adidaya nan pada waktu itu memiliki pasukan-pasukan elit nan terlatih buat berperang. Mereka menguasai hampir seluruh wilayah Eropa. Jumlah pasukan perang mereka juga tergolong amat besar. Ratusan ribu pasukan seperti nan biasanya digambarkan dalam film-film dokumenter.

Semua kekuatan itu tumbang dan tunduk pada kepiawaian para panglima perang Islam. Bahkan, tak membutuhkan waktu nan lama, kurang lebih waktu nan dibutuhkan hanya 18 tahun para panglima Islam mampu menguasai sebagian besar wilayah kekuasaan negara adidaya tersebut. Waktu nan tergolong singkat buat mampu menumbangkan sebuah negara adidaya.

Jika kita membayangkan, negara adidaya nan sedang berkuasa ialah Amerika Serikat. Mampukah kita atau negara lain nan dalam kurun waktu 18 tahun sukses menguasainya? Ini semua dilakukan secara fisik yakni oleh pihak militer kaum muslimin pada waktu itu. Beberapa panglima perang Islam nan tersohor dan menorehkan prestasi nan gemilang hingga diingat sampai sekarang ialah sebagai berikut.



Panglima Perang Islam - Ali bin Abi Thalib

Beliau ialah salah satu orang nan terkenal dalam global Islam dan juga merupakan sosok nan patut disegani. Beliau sendiri lahir di Mekkah yakni pada tahun 599M. Beliau ialah shahabat sekaligus menantu dari Nabi Muhammad SAW. Beliau memiliki nama nan sebenarnya ialah Haydar bin Abu Thalib. Haydar memiliki arti "singa".

Beliau dilahirkan dari seorang ibu nan bernama Fatimah binti Asad. Beliau diberi nama Haydar nan berarti "singa" memiliki asa bahwa beliau akan menjadi seorang pejuang nan tangguh, seperti seekor singa nan memiliki kekuatan buat menaklukan hewan lain serta menjadi rajanya di padang pasir.

Sebagai bentuk penghormatan nan mendalam kepada pamannya, Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW mengangkat Ali sebagai anak angkatnya. Hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebab pamannya, Abu Thalib, juga pernah mengasuh Nabi Muhammad SAW ketika masih kecil. Selain itu, Ali diangkat menjadi anak angkat juga sebab dari pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah tak dikaruniai seorang anak laki-laki.

Nama Ali mulai terkenal ketika terjadi perang Khaibar. Perang antara kaum muslimin nan dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi nan berada di Khaibar. Perang Khaibar ini ialah perang nan maha dahsyat waktu itu sebab benteng nan dimiliki oleh kaum Yahudi begitu kokoh dan kuat. Kaum Yahudi memiliki benteng nan berlapis-lapis. Selain benteng nan berlapis-lapis, persediaan makanan di dalam benteng juga sudah tersuplai penuh buat waktu nan lama, yakni sekitar 1-2 tahun.

Dalam perang ini, Nabi Muhammad SAW memerintahkan Abu Bakar dan Umar nan merupakan para shahabat Nabi buat menghancurkan benteng tersebut, tetapi tetap tak mampu menjebol benteng khaibar nan begitu kokoh. Akhirnya, muncullah Ali sebagai panglima perang nan maju ke depan benteng Khaibar.

Ali sukses menjebol benteng dan menjadikan pintu benteng sebagai tamengnya. Sejak dijebolnya benteng Khaibar oleh Ali, benteng demi benteng pertahanan Yahudi sukses ditundukkan. Akhirnya Yahudi kalah dan menyerah. Walaupun demikian, Rasulullah tetap mengampuni mereka dengan tak membumihanguskan semua bangsa Yahudi.



Panglima Perang Islam - Khalid ibn Al-Walid

Khalid ibn Al-Walid merupakan salah seorang panglima perang Islam nan patut disegani. Dalam setiap peperangan nan dijalankannya belum pernah mengalami kekalahan. Bahkan lebih dari seratus pertempuran nan dipimpinnya dalam memerangi tentara Romawi dan Persia, beliau tak pernah terkalahkan. Beliau menjabat sebagai panglima perang pada massa kepemimpinan Rasulullah dan Abu Bakar serta Umar. Hal ini merupakan bukti bahwa beliau merupakan seorang panglima perang Islam nan tangguh.

Dalam perang Mu'tah, beliau bergabung dalam pasukan kaum muslim sebagai tentara biasa. Dalam perang ini, kaum muslimin hanya berjumlah sekitar tiga ribu pasukan nan melawan pasukan Romawi nan berjumlah seratus sampai dua ratus ribu pasukan.

Khalid ibn Al-Walid diangkat menjadi panglima perang melawan pasukan Romawi setelah ketiga panglima perang kaum muslim sahid di medan tempur. Oleh sebab selisih jumlah nan besar, Khalid ibn Al-Walid menggunakan taktik nan luar biasa.

Pasukan kaum muslimin dibariskan memanjang agar memberikan kesan pada pasukan romawi kalau pasukan muslim berjumlah banyak. Selain itu, pasukan nan biasanya berada di posisi sayap kanan pun dipindah menuju sayap kiri, sedangkan pasukan nan berada pada sayap kiri dipindah ke kanan. Hal ini ditujukan agar memberikan kesan orang baru pada setiap pertempuran.

Selain perpindahan posisi pasukan, Khalid ibn Al-Walid juga memerintahkan pasukan kaum muslim buat membentuk kumpulan debu pasir nan berterbangan. Hal ini buat memberikan kesan pada pasukan romawi bahwa pasukan kaum muslimin mendapatkan bencana donasi nan banyak.

Khalid ibn Al-Walid lebih memilih mundur dengan pelan-pelan ke padang pasir daripada menyerang langsung ke pasukan Romawi. Oleh sebab merasa takut buat dijebak dalam padang pasir, pasukan Romawi nan berjumlah ratusan ribu kemudian bergerak mundur.

Perang ini berakhir selama tujuh hari. Kedua pasukan menarik diri dari kancah pertempuran. Sungguh suatu hal nan patut diacungi jempol bahwa dengan pasukan nan berjumlah sekitar tiga ribu orang mampu menahan dan mengusir mundur pasukan musuh nan berjumlah ratusan ribu pasukan.

Setelah perang ini, perang demi perang nan dipimpinnya pun selalu menuai hasil nan gemilang. Kegemilangan Khalid ibn Al-Walid sebagai panglima perang Islam berakhir ketika khalifah umar memberhentikannya sebagai seorang panglima perang. Dalam pertempurannya, beliau tak pernah kalah.



Panglima Perang Islam - Salahuddin Al Ayyubi

Siapa nan tak kenal dengan salahuddin? Karakternya pernah diangkat dan dimainkan dalam sebuah film nan berjudul Kindom of Heaven. Sosok seorang panglima perang Islam nan berwibawa, arif, dan bijak itulah citra dari Salahuddin. Beliau merupakan panglima perang Islam nan berasal dari Kurdi. Beliau sendiri lahir di sekitar wilaya Tikrit atau nan dikenal dengan nama Irak buat saat ini.

Nama Salahuddin sebagai panglima perang Islam sangat terkenal di kalangan kaum muslim dan non muslim. Kepiwaiannya mempertahankan mesir nan waktu itu lagi goyah sempat membelakkan mata semua orang. Walau mesir mendapat gempuran dari tentara salib dan kondisi dalam negeri sendiri nan masih belum stabil, Salahuddin mampu mengatasi semua masalah itu. Inilah nan membuat orang mulai mempertimbangkan Salahuddin, terutama Nuruddin nan merupakan tuan dari Salahuddin.

Kegemilangan terus diraih oleh Salahuddin. Beliau sukses mengalahkan pasukkan salib dan pasukan romawi serta mempersatukan kaum muslimin. Dalam kepemimpinannya damaskus, Yerusalem, sukses direbut dan dipertahankan sampai akhir hayatnya.

Beliau meninggal pada tahun 1193 nan bertepat di Damaskus. Orang-orang tentu tak akan pernah melupakan nama beliau baik dari kalangan muslim maupun tentara salib. Hal ini sebab kearifan dan kepintarannya serta sikap welas asihnya dalam mengampuni pihak musuh nan sudah terbukti kalah perang melawannya.

Ketiga nama di atas ialah hanya sebagian kecil nama panglima perang Islam. Semuanya berjuang demi kemuliaan Islam di bumi tercinta ini. Setiap kepiawaian dan kehandalan mereka di medan perang selalu terkenang dan disebutkan dalam kisah-kisah nan seru. Semua budi baik pastilah akan terkenang dan menebarkan harum wangi ke seluruh penjuru negeri dan sepanjang masa.