Perjalanan Isra’ Dan Mi’raj

Perjalanan Isra’ Dan Mi’raj

Menurut beberapa riwayat mukjizat nabi Muhammad SAW jumlahnya mencapai ratusan, tapi nan paling besar ialah Al Qur’an Nur Karim dan perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Al Qur’an ialah mukjizat nabi Muhammad nan dijadikan sebagai panduan umatnya sampai umat akhir zaman dan sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu yaitu Zabur, Taurat, dan Injil. Al-Qur'an dikatakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW dan ummatnya sebab ayat demi ayat diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril dan diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Tentu saja kejadian ini belum pernah terjadi dengan para nabi sebelumnya. Wahyu pertama diterima Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro ketika sedang melakukan muhasabah yaitu ayat pertama nan berbunyi "Iqra" atau bacalah.

Dalam perkembangan agama Islam selanjutnya, ayat pertama nan diterima oleh Nabi Muhammad SAW tersebut ditafsirkan sebagai petunjuk atau langkah awal nan memandu manusia, bahwa membaca baik ayat nan tersurat maupun ayat nan tersirat, merupakan satu langkah krusial buat menuju peradaban bagi dirinya sendiri dan bagi peradaban manusia. Dengan kegiatan membaca, apapun dapat diketahui, sehingga seorang manusia akan terbebas dari buta huruf dan terbebas dari pikiran jahiliyah. Karena itulah Al-Qur'an sungguh merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW terbesar, sekaligus menjadi mukjizat bagi seluruh manusia terutama nan telah sukses menyelami lautan hikmah al-Qur'an.

Sedangkan perjalanan Isra’ dan Mi’raj ialah mukjizat nan diberikan kepada Nabi buat memperkuat keteguhan hati Nabi dan sebagai penghormatan kepadanya. Ini juga merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW terbesar mengingat beberapa hal. Pertama, isra atau perjalanan malam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, sedangkan Mi'raj nan berarti naik, yaitu kegiatan Nabi Muhammad SAW naik dari Mesjidil Aqsa menuju Sidratal Muntaha. Ada nan mengartikan Sidratal Muntaha ini sebagai lapisan langit ke tujuh. Baik kegiatan Isra terlebih lagi Mi'raj, pada saat itu mustahil dapat dilakukan dalam perjalanan semalam. Kendaraan nan terbilang paling cepat waktu itu ialah dengan menggunakan kuda. Kalaupun mau menggunakan kuda terbaik, tetap saja tak mungkin melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dalam semalam, apalagi bila perjalanan semalam itu dilanjutkan menuju langit ke tujuh. Kejadian Isra dan Miraj menjadi mukjizat nabi Muhammad SAW sebab melakukan sesuatu nan tak dapat dicapai dengan akal manusia pada waktu itu bahkan sampai dengan sekarang. Dan kejadian Isra dan Miraj ini hanya dapat diterima semata-mata dengan keimanan. Dengan ketinggian Iman seorang muslim.



Latar Belakang Isra’ Dan Mi’raj

Pada saat itu Nabi sedang mengalami kesedihan nan sangat mendalam setelah berdakwah di Tha’if tak seorang pun nan mau beriman kepada ajakannya, bahkan masyarakat disitu menyerang Nabi dan mengejeknya. Padahal loka ini merupakan kampung halaman leluhurnya sendiri.

Ketika beliau memutuskan buat kembali ke Mekah dan hendak keluar dari Tha’if, penduduk Tha’if melemparinya dengan batu secara bertubi tubi sehingga darah kudus mengucur dari kaki beliau.

Dalam keadaan diusir sampailah beliau di suatu kebun milik dua orang kaya di Tha’if. Beliau pun duduk buat beristirahat sejenak di bawah pohon anggur, dan saat itu pemilik kebun anggur tersebut melihat Rasulullah SAW dan merasa iba sehingga menyuruh pembantunya buat memberikan anggur kepada Nabi Muhammad SAW.

Pembantu tersebut bernama Adas, ia seorang nasrani nan berasal dari daerah nabi Yunus, dan pada akhirnya ia pun masuk Islam.

Ketika Rasulullah kembali ke Mekah beliau kembali mendapat penolakan seperti nan dialaminya di Tha’if hingga kesedihannya semakin mendalam terhadap kaumnya. Nabi merasakan keterasingan tanpa penolong, manusia mulai meninggalkan beliau. Pada saat inilah terjadi peristiwa besar dan mukjizat terbesar pada diri beliau, yaitu perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Dan ketika peristiwa Isra dan Miraj ini berlangsung kemudian mulai tersebar beritanya, tidak sedikit orang nan menolak sebab mustahil seorang Muhammad dapat melakukan perjalanan luar biasa tersebut. Tak sedikit pula nan menganggapnya perkataan Muhammad itu ialah dusta. Namun beberapa orang nan telah beriman semakin teguh keimanannya setelah mengetahui Nabi Muhammad SAW melakukan perjalan Isra dan Miraj dalam semalam.



Perjalanan Isra’ Dan Mi’raj

Berdasarkan kisah, sebelum Isra’ dan Mi’raj Nabi bertawaf di Ka’bah seorang diri dengan keadaan pucat wajahnya sambil menangis bercucuran air mata. Allah melihat kekasih-Nya nan khusyu' itu, lalu Allah menurunkan perintah-Nya kepada malaikat Jibril agar menemani Nabi Muhammad SAW.

Ketika Nabi sedang tertidur Jibril as berdiri di sisi kepala Nabi, dan pandangan Jibril itu membangunkan beliau, kemudian jibril berkata, ‘salam kepadamu wahai Nabi nan mulia. Allah SWT ingin agar engkau melihat sebagian tanda tanda kebesaran-Nya.

Nabi Muhammad SAW berjalan keluar bersama jibril dan menuju Buraq yaitu makhluk nan menyerupai burung dan memiliki sayap terbuat dari cahaya. Buraq inilah nan dijadikan kendaraan perjalanan Isra’ dan mi’rajnya Nabi.

Nabi Muhammad SAW dan Jibril menunggangi Buraq nan melesat bagaikan anak panah dari cahaya di atas gunung di kota mekah ke arah gunung Sina yaitu loka nan diberkati dimana Allah SWT pernah berdialog dengan Nabi Musa as, dan kemudian menuju ke Baitul Maqdis di negeri Palestina.

Ketika beliau masuk Baitul Maqdis, para Nabi telah berkumpul dan menunggunya, kemudian melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai para Nabi membubarkan diri kembali ke langit masing-masing, Nabi Muhammad pun kembali menunggangi Buraq bersama jibril menaiki langit demi langit. Beliau melampaui alam materi dan alam ruhani.

Akhirnya, sampailah beliau di Sidratul Muntaha dan menyaksikan surga nan tak bisa kita pahami dan kita bayangkan. Manusia manapun tak akan mengetahuinya sebab ilmu manusia hanya sedikit, sedangkan ilmu ini hanya Allah nan memilikinya.

Sampailah Rasulullah berjumpa Allah SWT dan bersujud di hadapan Tuhan nan Maha Agung. Dari kisah mukjizat nabi muhammad inilah aplikasi sholat diwajibkan atas kaum muslimin.

Dari perjalanan isra dan miraj tersebut ada dua kejadian primer nan akan menjadi pelajaran bagi umat manusia saat itu dan sampai akhir jamana. Pertama ialah pada setiap lapis langit ketika Nabi Muhammad melakukan Miraj, saat itulah diperlihatkan berbagai macam type dan siksaan nan dialami oleh manusia sewaktu berada di dunia. Kemudian dengan tekun Nabi Muhammad SAW bertanya kenapa manusia menderita seperti itu, kenapa disaksi semacam itu, apa nan telah dilakukannya selama berada di dunia. Malaikat Jibril menerangkan satu demi satu, sehingga Nabi Muhammad SAW memperoleh pelajaran nan akan semestinya menjadi pelajaran juga bagi seluruh umat manusia tentang hari akhirat dan hukum karena dampak nan berlaku pada masing-masing individu.

Hal krusial kedua nan diperoleh Nabi Muhammad SAW dari kegiatan Isra dan Miraj, ialah diterimanya kewajiban salat bagi seluruh umat Islam nan telah baligh tanpa kecuali selain nan telah dilarang oleh Islam. Dalam sebuah riwayat pada awalnya perintah menjalankan salat bagi umat Islam ini berjumlah 50 waktu salat sehari semalam. Kemudian, Nabi Muhammad nan telah mengetahui karakter manusia pada umumnya, meminta keringanan agar jangan sebanyak itu. Obrolan dan negosiasi terjadi hingga akhirnya ditetapkan bahwa kewajiban salat bagi umat Islam nan telah baligh ialah lima waktu dalam sehari semalam.