Penulis Puisi Lama dan Modern

Penulis Puisi Lama dan Modern

Anda atau anak Anda mungkin berminat menjadi seorang penulis puisi ? Pengarang puisi sekarang dengan jaman dulu agaknya sudah mengalami pergeseran nilai.

Jaman sekarang menulis puisi nan semula ialah hobi bisa menjadi sebuah mata pencaharian. Masih pula berbonus menjadi terkenal, diundang membacakan puisi ciptaannya sendiri dan tentu ada reward materi nan dapat diperoleh seiring dengan perkembangan eksistensi karya puisinya tersebut.



Pengertian Puisi dan Penulis Puisi

Puisi ditinjau dari bahasa Yunani antik ialah seni tertulis dengan bahasa sebagai baku kualitas estetik.

Segi estetik bahasa serta pengulangan rima ialah dua hal nan membedakan antara puisi dan prosa. Meskipun disparitas ini masih dipertentangkan oleh para pakar bahasa. Para pakar bahasa modern mendefinisikan puisi bukan sebagai jenis literatur namun sebagai perwujudan khayalan manusia belaka.

Sehingga pengertian pengarang puisi dalam khazanah modern ialah orang nan mewujudkan imajinasinya, bukan dalam literatur dan hanya menjadikan puisi sebagai ajang kreativitas belaka.



Menulis Puisi, Karena Hobi atau Bakat

Menulis puisi berarti menuangkan khayalan ke dalam deretan kalimat atau beberapa patah kata atau suku kata saja. Setelah khayalan Anda tertuang dengan baik terbentuklah sebuah puisi. Hasilnya ialah puisi nan mudah dicerna dan gampang diapresiasi oleh orang awam, dan ada pula nan sulit dipahami dan ditangkap ide penulisannya.

Maka timbul pertanyaan, apakah pengarang puisi sebenarnya ialah orang nan berbakat atau sebab hobi? Sebagian dugaan mungkin benar, bahwa ia lahir sebab memang talenta alam nan dimiliki, nan kemudian dieksploitasi dengan cara nan sahih dan terarah hingga sampai dapat melahirkan karya-karya puisi nan hebat dan abadi sepanjang masa. Contohnya, Khairil Anwar dengan puisinya ‘Antara Kerawang – Bekasi’.

Namun sebagian dari mereka lahir sebab bermula dari hobi tulis menulis. Ada ide atau khayalan nan ingin dituangkan ke dalam bentuk puisi. Dan ada dorongan dan peluang buat merilis atau mempublikasikan puisinya. Sehingga akhirnya dikatakanlah ia sebagai seorang pengarang puisi.

Menulis puisi juga dapat dilatihkan atau diturunkan kepada orang lain. Tentunya hal tersebut membutuhkan waktu nan tak sebentar sebagaimana orang nan sudah memiliki sebuah keahlian buat menulis sebuah puisi.

Ketika seseorang ingin memiliki sebuah keahlian buat menulis sebuah puisi maka hal tersebut bukanlah seusuatu nan mustahil atau tak mungkin sebab bisa dipelajari. Kita harus banyak membaca berbagai macam puisi dan literatur agar kita sendiri akan menjadi kaya oleh kata-kata.

Semakin kaya kita akan kata-kata maka puisi nan dihasilkan akan menjadi semakin indah. Jadi buat menjadi seorang pengarang puisi dapat dikarenakan talenta nan dimiliki tetapi dapat juga sebab keinginannya buat menjadi seorang pengarang puisi dengan cara belajar baik dari buku maupun seorang guru.

Tentunya nan perlu menjadi catatan ialah adanya keinginan nan kuat dari dalam diri orang tersebut buat belajar. Tanpa adanya semangat ini, maka apapun itu tak akan baik hasilnya.



Penulis Puisi Lama dan Modern

Pengarang puisi lama umumnya ialah para penulis nan karya-karyanya melegenda, abadi, dan menjadi sebuah maha karya puisi nan meledak dan tercatat rapi dalam sejarah sastra.

Penulis seperti ini biasanya masih mengindahkan kaidah-kaidah penulisan serta pakem-pakemnya. Seperti jumlah bait dalam sebuah puisi, jumlah baris dalam satu bait, bentuk penulisan puisi, pengulangan rima, dan lain-lain.

Sedangkan pengarang puisi modern, biasanya ialah penulis dadakan nan lebih mengandalkan perasaan atau naluri pada saat menuliskan puisi. Suasana hati lebih mendominasi ide-ide puisi nan ditulisnya.

Baris-baris pada penulisan puisi bisa berupa apa saja, bentuk melingkar, zig zag atau lurus rata kiri sampai akhir bait puisi. Yang diutamakan oleh pengarang puisi modern sekarang ini ialah perwujudan khayalan serta penyampaian pemikirannya. Bukan terletak pada pakem-pakem dan kaidah penulisan puisi nan benar.

Beberapa puisi nan bisa Anda browsing di internet, umumnya ialah puisi modern atau puisi cyber. Yang sebenarnya justru agak memprihatinkan. Karena sifatnya nan hanya berupa ‘pemadatan makna kata’ dan sama sekali tak mengindahkan pokok, pakem dan kaidah penulisan puisi nan benar. Penulis seperti ini baik nan pemula atau bahkan penyair aktif lebih menekankan pada gaya bahasa saja dan bukan pada kaidah puisinya.



Penulis Puisi Legendaris

Cukup banyak pengarang puisi Legendaris di ranah Indonesia nan bisa Anda kenali. Contohnya ialah si ‘burung merak’ atau almarhum W.S. Rendra. Kemudian Sutardji Calzoum Bachri dengan puisi ‘unik’nya, dan Elly Sigar Rusadi nan menonjolkan ‘alam’ dalam puisinya. Di masa revolusi ada Khairil Anwar, Sutan Takdir Alisyahbana dan di masa pra sejarah Indonesia ada para Empu dengan syair-syair mereka seperti Negara Kertagama dan syair Sutasoma.

Dalam skala global pun banyak pengarang puisi nan menjadi legendaris. Nama dan karyanya begitu abadi. Contohnya ialah Kahlil Gibran dengan puisi-puisinya nan sudah dibukukan dan tersebar dalam berbagai bahasa. Seperti kumpulan puisi Sayap-sayap Patah, nan lebih banyak menggambarkan pengalaman percintaannya dengan kekasihnya.

Ada juga Boris Leonidovich Pasternak, atau lebih dikenal dengan Boris Pasternak. Lelaki Rusia nan terkenal dengan karya novel epiknya: Dr. Zhivago.Bahkan karya puisi Boris Pasternak nan ditulis tahun 1917, Saudariku, Hidup, menjadi sebuah karya nan banyak dibicarakan dan diperdebatkan oleh para pakar bahasa dunia.



Bila Pengarang puisi Menjadi Pilihan Karier Anda

Apabila Anda ingin menjadi pengarang puisi, ketahui sahih apakah ini ialah pilihan hayati Anda ataukah hanya sebagai pengisi waktu senggang? Apapun jawabannya ialah penentu dan motivasi di masa berikutnya. Sebaiknya Anda pahami pula dan pelajari pakem-pakem/kaidah penulisan puisi nan benar.

Menjadikan apapun sebagai mata pencaharian ialah sebuah pilihan hayati kita meskipun pilihan tersebut terkadang nyeleneh atau bahkan tak masuk akal bagi orang lain. Yang menjadi catatan ialah kita harus memiliki sebuah tanggung jawab nan besar ketika menentukan pilihan itu ialah sebuah pilihan nan baik bagi diri kita sebab setiap pilihan nan telah dipilih memiliki pengaruh baik pada diri kita sendiri maupun kepada orang lain.

Menjadikan sebuah puisi sebagai pilihan karir memang tak cukup menjanjikan jika dibandingkan dengan berbagai profesi nan lainnya. Tetapi ada keunggulan nan dimiliki oleh seorang pengarang puisi jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya yakni tak harus pergi ke kantor. Selain itu, waktu kerja juga tak terikat seperti seseorang nan kerja di kantoran. Keterikatan seorang penulis hanya pada waktu menjelang deadline saja.

Inilah nan membedakan antara pekerjaan nan satu ini dengan pekerjaan nan lainnya, bahkan sebab terlalu seringnya berada di rumah dan tak pernah ke kantor dianggap sebagai seorang pengangguran. Hal tersebut dapat saja terjadi sebab budaya kita nan mengharuskan seseorang pergi ke kantor atau toko buat memperoleh uang dan tak dapat saja duduk di rumah ketika mencari uang.

Untuk sebagian masyarakat nan masih kurang terbuka ilmu pengetahuannya tentang teknologi, pekerjaan nan seperti ini dianggap sebagai sesuatu nan kurang nyata. Bahkan kita akan dianggap sebagai seorang nan menganut ilmu hitam atau supranatural sebab tanpa pergi kemana-mana tetapi uang terus mengalir ke dalam kantong kita.

Tentunya sebagai orang nan dianggap sebagai penganut ilmu hitam dan supranatural akan mendapatkan sebuah kondisi sosial nan tak cukup nyaman. Kemanapun kita pergi di lingkungan tersebut akan selalu mendapatkan kecurigaan sehingga menjadikan hayati serasa tak nyaman dan kondusif lagi. Tetapi inilah nan terjadi di masyarakat kita nan ternyata di era modern ini masih ada nan berpikiran primitif.

Ditinjau dari segi lain, menjadikan kemampuan menulis puisi sebagai pekerjaan nan primer juga belumlah cukup baik sebab minat baca dan kurang apresiatifnya masyarakat kita terhadap budaya tulis. Jadi jika hanya mengandalkan penulisan puisi saja dirasakan kurang cukup.

Ada baiknya selain menulis puisi juga menulis prosa ataupun buku nan tentunya akan majemuk sekali sehingga konsdisi keuangan juga akan lancar. Mengapa dapat demikian? Ketika job di penulisan puisi lagi sepi kita dapat menulis buku ataupun menulis prosa nan tentunya penggemarnya lebih banyak jika dibandingkan dengan puisi.

Penerbit buku juga sekarang ini semakin banyak sehingga besar kemungkinan buat memperoleh peluang dan pemasukkan nan cukup buat memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun ditabung. Hal tersebut akansangat tampak lain jika hanya mengandalkan satu bidang saja yakni puisi sebagai mata pencaharian nan utama.