Kesalahan Fatal Menulis Artikel buat Jurnal Ilmiah

Kesalahan Fatal Menulis Artikel buat Jurnal Ilmiah

Bagi para peneliti, dan akademisi, menulis artikel ilmiah dan mempublikasikan tulisan dalam jurnal ilmiah ialah suatu keharusan. Kewajiban ini ialah sebagai wujud tanggung jawab mereka pada perkembangan ilmu pengetahuan.

Selain buat alasan tersebut, mereka juga memiliki kepentingan buat mendapatkan dana penelitian dari institusi ataupun pemerintah, buat keperluan kenaikan pangkat, dan buat kepentingan akreditasi institusi pendidikan.



Menulis Artikel buat Jurnal Ilmiah

Ada banyak sekali jenis jurnal ilmiah nan terbit di dunia. Untuk jurnal – jurnal ilmiah nan terakreditasi secara internasional, seleksi naskah ilmiah nan diberlakukan sangat ketat.

Selain itu biaya publikasi nan dikenakan pada penulis cukup mahal. Sebagai contoh, jurnal American Physiological Society mengenakan biaya sebesar $360/halaman. Selain itu, taraf penolakan naskahnya pun cukup tinggi, kemungkinannya sekitar 50 – 70%.
Biasanya, terdapat beberapa alasan primer terhadap penolakan makalah. Diantaranya adalah

  1. Tidak ada kebaruan dalam pembahasan dan riset nan dilakukan
  2. Perancangan eksperimen nan kurang cermat.
  3. Hipotesis tak bisa dibuktikan.
  4. Tidak sinkron buat diterbitkan dalam jurnal.
  5. Teknik penulisan nan tak baik.


Tips Menulis Artikel buat Jurnal Ilmiah

Berikut ini ialah beberapa tips buat para peneliti dan akademisi nan ingin menulis artikel ilmiah dan mempublikasikan karyanya di jurnal ilmiah nan terakreditasi, baik nasional maupun internasional:

  1. Cobalah buat mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai jurnal incaran Anda dan tim editornya.
  2. Berikan alasan Anda mengirimkan artikel pada surat pengantar naskah.
  3. Tulislah artikel dengan teknik penulisan nan baik. Perhatikan ejaan, tata baha dasan tanda-tanda baca.
  4. Cantumkan surat keterangan nan cukup, mutakhir; setidaknya nan terbit 3-5 tahun belakangan, komprehensif dan benar.
  5. Pahami “Instructions for Authors.


Kesalahan Fatal Menulis Artikel buat Jurnal Ilmiah

Dalam menulis artikel ilmiah, hindari kesalahan-kesalahan fatal nan akan mempengaruhi integritas Anda sebagai peneliti dan akademisi, misalnya:

  1. Memanipulasi data.
  2. Menduplikasi manuskrip.
  3. Publikasi berlebihan, misalnya dengan menggunakan data nan telah dipublikasi oleh jurnal lain atau dalam website.
  4. Melakukan plagiat / penjiplakan.
  5. Konflik kepentingan dari penulis.

Sebuah ilmu akan berkembang selama orang – orang nan mencintainya senantiasa menuliskannya. Sebaliknya, ilmu pengetahuan akan binasa jika tak ada lagi publikasi tulisan ilmiah. Seorang llmuwan dihargai dari apa nan telah mereka hasilkan, bukan dari apa nan telah mereka coba lakukan. Penulisan artikel buat jurnal ilmiah ialah salah satu bukti konkret seorang ilmuwan.



Menulis Deskiptrif buat Jurnal Ilmiah

Lebih dari penulisan jenis lain, menulis deskriptif berusaha buat merecal pengalaman hayati dan terlibat atau setidaknya memberikan kesan keterlibatan bagi pembaca. Penulisan ini sering dianggap sebagai salah satu bentuk nan paling kreatif dalam menulis sebab pada dasarnya mampu membangkitkan emosi pembaca melalui kekuatan kata-kata.

Sebuah esai deskriptif nan baik, misalnya, memiliki kemampuan buat membangkitkan indera pembaca dan memberi akibat nan langgeng pada pikirannya. Imbas ini bisa dicapai bukan melalui statistik dan fakta, tetapi dengan pelukisan rinci dan pengamatan.

Saat Anda memulai dengan tulisan deskriptif, salah satu hal nan paling krusial ialah mengidentifikasi apa nan hendak dijelaskan. Biasanya, sebuah esai deskriptif akan mencakup penggambaran berikut ini: tempat, orang, hewan peliharaan, obyek, pengalaman, atau memori. Apa pun nan Anda alami atau rasakan tentang subjek bisa menjadi titik fokus dari tulisan deskriptif.

Sementara itu penulisan deskiptif dapat menjadi latihan kreatif latif buat hanya menjelaskan apa pun nan Anda amati, tetapi dalam penulisan deskriptif, sering kali ada alasan eksklusif buat apa pun nan telah ditetapkan buat di kiaskan. Titik masuk ke alasan ini bisa membantu buat tetap fokus dan melakukan infus pelukisan pada bahasa dengan emosi atau perspektif tertentu.

Misalnya, Anda menulis esai deskriptif tentang anjing peliharaan. Anda mungkin telah memilih buat menulis tentang bagaimana anjing Anda terlihat dan cara dia berinteraksi dengan. Alih-alih hanya memberikan citra generik dari fitur ini, Anda dapat menyampaikan betapa Anda mencintai kecerdasan si anjing dan mengapa anjing itu menarik dari sisi nan dapat diamati

Untuk mencapai hal ini, salah satu dari paragraf harus dapat fokus pada titik nan menggambarkan bagaimana anjing Anda bersikap dalam pola nan behavioristik, ingat saja percobaan Ian Pavlov pada seekor anjing dalam pengkondisian terapan. Anda juga dapat menceritakan tentang bagaimana anjing akan menyondol ke dekat Anda dengan stimulus eksklusif dan selanjutnya tinggal dicatatkan segala jenis perubahannya.

Jika ada satu hal nan perlu diingat ketika Anda melakukan segala jenis penulisan deskriptif, itu ialah pepatah nan terkenal - "Tampilkan, jangan katakan." Tapi, bagaimana adanya semacam pertunjukan dan tak sekedar memberitahu lewat semacam permohonan agar orang tahu. Nah, mengambil dua contoh:

  1. Saya merasa lelah di loka kerja saat ini.
  2. Saat hari berlalu di loka kerja, aku merasakan kram mulai terbentuk di pangkal leher saya, mata aku mulai merasa murung, dan layar komputer di depan aku mulai terlihat kabur.

Nah kalimat pertama hanya memberitahu pembaca Anda secara langsung bahwa Anda merasa lelah di loka kerja saat ini, nan kedua menunjukkan pembaca bagaimana Anda mendeskripsikan si lelah. Penulisan deskriptif nan efektif penuh dengan 'kalimat nan menunjukkan, menjelaskan tahapan' seperti itu sebab bentuknya memungkinkan pembaca buat mengalami atau membayangkan apa nan penulis rasakan buat dirinya sendiri.

Namun, juga jangan harus berlebihan. Jangan hanya menggunakan kata-kata deskriptif hanya demi mengisi halaman atas. Penulisan harus mampu menarik pembaca, maka penulis harus mengatakan hal-hal di mana pembaca bisa berhubungan atau berempati.

Latar belakang pengantar sering bisa memberikan pengaturan nan efektif buat bagian residu potongan. Penulisan deskriptif nan besar memiliki kemampuan memikat pembaca, menarik dia buat terus membaca kanan sampai akhir. Sementara memberikan rincian penting, itu ialah bagaimana mereka disajikan nan membuat perbedaan.

Oleh sebab itu, saat menulis, salah satu cara nan paling efektif buat membuat pengalaman di gambarkan seolah hayati bagi pembaca ialah dengan menggunakan kelima indera: bau, penglihatan, suara, rasa, dan sentuhan. Ketika pelukisan difokuskan pada indra, Anda memberikan rincian khusus dan hayati sedemikian rupa sehingga menunjukkan pembaca apa nan Anda gambarkan.

Oleh sebab itu, cobalah ambil waktu buat brainstorming, sebelum benar-benar memulai menulis. Misalnya, jika Anda akan menggambarkan rangkaian bunga, Anda dapat menuliskan beberapa ide sebelum mulai menggambarkannya, seperti: vas bunga, warna, jenis bunga, daun, batang, gaya, bentuk, segar, dll Setelah Anda memiliki kata-kata dasar, Anda dapat memulai kalimat deskriptif buat masing-masing. Kemudian, melanjutkan dari sana.

Bahasa nan berhubungan dengan emosi nan kuat seperti cinta, kebencian, kekaguman, atau rasa jijik bisa memberikan jangkauan dan intensitas pada perasaan. Anda bisa membuat akibat nan luar biasa jika sanggup menggunakan spektrum nan luas dari segala jenis kata-kata nan mencakup semua indera.

So.. membuat menulis artikel deskriptif dapat menjadui pengalaman nan berharga, baik bagi pembaca maupuan diri Anda sendiri. Jika Anda menyukai apa nan Anda tulis, kemungkinan besar bahwa pembaca Anda juga akan menyukainya, yakini saja.