MLM dan Kontroversi

MLM dan Kontroversi

Masyarakat awam niscaya akan langsung mengaitkan MLM dengan penjualan. Suatu pendapat nan tak keliru. MLM memang berhubungan dengan pemasaran produk secara langsung.Sekadar informasi tambahan, ada tiga jenis pemasaran secara langsung nan dikenal masyarakat, yaitu sebagai berikut.



1. One On One

Seorang penjual melakukan transaksi langsung dengan konsumen. Tak seperti MLM, mereka bekerja sendiri dan umumnya mendapat komisi. Sales yang biasa menawarkan barang dagangannya ke rumah-rumah ialah contohnya.



2. Party Plan

Seorang penjual biasanya mencari loka atau menyediakan rumahnya buat mengadakan semacam sales party. Sekelompok orang kemudian diundang buat mendemonstrasikan produk nan akan dijual.



3. MLM Penjualan Bertingkat

Untuk lebih jelasnya bagaimana MLM penjualan bertingkat serta serba-serbi MLM, akan dibahas di bawah ini.



MLM - Mengenal Lebih Jauh MLM

MLM, apakah Itu? MLM ialah singkatan dari Multi Level Marketing . MLM merupakan salah satu cara pemasaran nan sedang ramai dilakukan. MLM bisa disebut sebagai pemasaran berjenjang. Saat ini, banyak orang nan bersentuhan langsung dengan MLM. Bukan pemandangan aneh melihat berbagai jenis produk nan dipasarkan dengan cara ini.

MLM memiliki sejarah nan cukup panjang. MLM ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran nan menjual makanan dan vitamin dengan label Nutrilite. Kedua profesor ini berasal dari Universitas Chicago.

MLM mulai dilakukan pada tahun 1940-an.Sekadar menyebut contoh, ada beberapa perusahaan nan melakukan MLM di negara ini. Misalnya saja Oriflame, Tupperware, Tianshi, atau Sophie Martin dan Amway dipasarkan dengan cara ini.

Produk-produk di atas tak dijual bebas di toko-toko atau supermarket. Melainkan bisa dibeli langsung di tempat-tempat khusus. MLM memberi kesempatan pada setiap orang buat menjalankan bisnisnya sendiri dengan biaya nan murah. Caranya pun tergolong sederhana dan aplikatif.

Menariknya, MLM melibatkan konsumennya secara langsung. Konsumen bisa menjadi kawan usaha dan mendapatkan komisi penjualan dari barang-barang nan sukses laku. Bahkan meski hanya dipakai sendiri, seorang anggota MLM berhak mendapat potongan harga. Besarnya beraneka, tergantung kebijaksanaan perusahaan.

Contohnya begini, Anda membeli sebuah produk dengan harga katalog Rp 1.000.000,00. Sinkron ketentuan, member atau anggota nan membelinya akan mendapat rabat sebesar 30%. Itu berarti Anda hanya perlu membayar sebesar Rp 700.000,00 saja. Jika Anda membeli buat kepentingan sendiri, diskon sebesar itu cukup lumayan, bukan?

Sementara itu, kalau Anda berniat menjualnya dengan harga sinkron katalog, laba nan diperoleh cukup menggiurkan, bukan? Begitulah kira-kira citra penjualan dengan sistem MLM. Jadi, tak mengherankan kalau bisnis MLM kian marak belakangan ini.

Jika dapat menggaet anggota-anggota baru nan rajin dan potensial, laba besar siap menanti Anda. Setiap pembelian barang akan mendapat poin. Pada akhirnya, poin nan tinggi akan membuat Anda mendapatkan insentif nan luar biasa. Apalagi dengan kemajuan saat ini nan membuat proses pemasaran justru kian mudah.

MLM pun dapat dijalankan dari rumah, tanpa harus berjumpa langsung dengan pembeli. Begitu juga dengan perekrutan anggota baru. Lho, bagaimana caranya? Itulah gunanya internet, teman! Coba saja Anda browsing di internet.

Anda akan menemukan banyak sekali orang-orang nan menjalankan bisnis MLM ini. Semuanya mengiming-imingi dengan hal senada, yaitu kapital kecil dengan kesempatan meraih laba nan sangat besar. Bisnis MLM memang sedang menjadi primadona. Terutama bagi para ibu rumah tangga. Mengapa? Karena bisnis ini memungkin seorang perempuan buat mendapat penghasilan tanpa harus meninggalkan rumah.

Kalaupun terpaksa keluar rumah, tak setiap hari. Waktunya pun sangat fleksibel. Jadi, tak harus mematuhi jam kerja antara jam 8 hingga jam 4 sore, misalnya. Tertarik?



Cara Menjadi Anggota MLM

Berbisnis dengan MLM memang tergolong aman. Namun, Anda tetap saja harus berhati-hati. Bagaimanapun, selalu ada celah nan dapat dimanfaatkan oleh orang-orang nakal nan ingin mencari keuntungan. Beberapa poin berikut ini ada baiknya Anda perhatikan dengan teliti, terkait MLM:

  1. Setiap orang hanya memiliki satu kesempatan buat menjadi member .
  2. Harus ada barang atau jasa nan akan dijual kepada konsumen.
  3. Ada pelatihan kepada calon member untuk sosialisasi produk dan cara memasarkan dengan tepat.
  4. Barang nan dijual tak tersedia di pasar bebas.
  5. Perekrutan anggota baru tak akan memberi laba kepada member . Kecuali anggota baru itu melakukan transaksi.
  6. Perhatikan sejarah perusahaan. Lama berdirinya bisa dijadikan pertimbangan utama. Ada baiknya jika Anda juga mencari tahu kisah-kisah berhasil nan sudah dicatat perusahaan itu.
  7. Perusahaan terdaftar pada APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia).
  8. Layanan purna jual nan diberikan. Misalnya saja adanya agunan penggantian barang jika saat diterima sudah mengalami kerusakan.
  9. Memiliki sistem nan mudah buat dilaksanakan.Itulah beberapa hal nan harus Anda perhatikan sebelum mulai memilih MLM tertentu.

Kesuksesan orang-orang di sekitar Anda tentu akan memberi dorongan nan positif. Jadi, tak ada salahnya bertanya dulu pada orang-orang nan sudah menjalankan bisnis dengan cara ini. Lebih baik lagi jika mereka berhasil mengaplikasikan sistem MLM ini dalam meraup laba nan menjanjikan.



MLM dan Kontroversi

Kesuksesan MLM selama lebih dari setengah abad ini, banyak nan mengadopsi cara-caranya. tak sedikit nan berujung pada penipuan sebab tak ada produk nan dijual. Anda mengenalnya dengan istilah money game . Dan bisnis ini pun sedang ramai. Banyak orang nan terkecoh dan merasa tertipu.

Money game disebut juga dengan penggandaan uang atau arisan berantai.Untuk mengetahui disparitas money game dangan MLM, ada beberapa hal nan harus Anda perhatikan. Karakteristik khas money game ialah sebagai berikut.

  1. Tidak mempunyai produk buat dijual. Kalaupun ada, produknya bisa dikatakan kurang jelas.
  1. Menawarkan imbalan nan menggiurkan meski buat setiap perekrutan anggota baru. (Logikanya, bagaimana kita mendapat insentif besar hanya dari perekrutan anggota baru? Istilahnya member get member ).
  1. Dijanjikan mendapat laba besar tanpa harus bercapek-ria, sedangkan kita tahu bahwa setiap laba besar harus diupayakan dengan kerja keras.

Itulah beberapa hal nan membedakan money game dengan MLM. Anda dapat melihat dengan jelas, bukan?Namun, semua hal-hal bagus niscaya akan mengundang kontroversi. Atau setidaknya dianggap sebagai kelemahan dari sistem MLM ini.

Misalnya saja harga-harga produk MLM nan cenderung lebih tinggi dibanding harga barang-barang homogen dengan kualitas nan sama. Juga kadang ada member sebuah MLM nan sangat bergairah menawarkan barang dagangannya. Hal-hal seperti itu kadang malah mengganggu bagi orang lain. Karena sebenarnya cukup banyak juga nan tak tertarik dengan bisnis MLM.

Bagaimanapun, MLM telah menjadi kenyataan nan sangat menarik di global bisnis. Sistem ini pun dianggap telah berjasa bagi banyak orang sebab berkesempatan buat terjun ke global bisnis dengan kapital nan cukup minim. Tidak sedikit para pelaku bisnis dengan sistem MLM nan sudah menjaring kesuksesan dan meraup nilai rupiah nan menggiurkan.

Banyak juga para pekerja kantoran nan menjadikan bisnis ini sebagai sampingan dan tetap memberi penghasilan nan tak sedikit. Akhirnya, mereka pun beralih buat menekuni bisnis MLM dengan total. Nah , bagaimana dengan Anda?