Sejarah Persib Bandung Mengiringi Hadirnya Bobotoh Persib

Sejarah Persib Bandung Mengiringi Hadirnya Bobotoh Persib

Setiap pertandingan sepak bola di manapun selalu dimeriahkan oleh para supporter fanatik atau holigan, misalnya Bobotoh Persib . Namun kehadiran mereka tidak hanya sekadar memberi dukungan kepada tim kesayangan nan tengah berlaga. Tak jarang, para supporter fanatik ini justru membuat kerusuhan nan bahkan mengakibatkan pertandingan dibatalkan. Salah satunya ialah Bobotoh Persib.



Holigan Ala Indonesia

Bagi para pecinta sepak bola niscaya sudah familiar dengan istilah holigan. Istilah ini mengacu pada fans fanatik sepak bola Inggris nan kerap kali ulah dan kerusuhan buat melampiaskan kekecewaan jika tim favorit mereka kalah bertanding. Holigan juga dapat Anda temui di Indonesia, yaitu pada diri Bobotoh Persib.

Seiring popularitas olahraga sepak bola, holiganisme juga meluas ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Bahkan aksi para holigan tanah air tidak kalah brutal dari holigan di Inggris. Acapkali fanatisme mereka terhadap klub-klub sepak bola eksklusif memicu aksi destruksi baik di dalam maupun di luar stadion. Salah satunya ya ulah dari Bobotoh Persib ini.

Di Indonesia, fanastime hiperbola terhadap klub sepak bola eksklusif seringkali mengakibatkan bentrok antar kelompok supporter. Perseteruan paling sengit ialah antara supporter Persija Jakarta nan biasa disebut dengan The Jak dengan pendukung Persib Bandung atau Bobotoh Bandung.

Dua holigan itu benar-benar fanatik terhadap masing-masing klubnya. Umpatan kotor, cacian, melecehkan dan merasa klubnya paling bagus ialah hal wajar nan kerap kali terjadi, pun dengan Bobotoh Persib nan sangat fanatik.



Supporter Abadi bagi Persib Bandung

Supporter fanatik Persib Bandung memang dikenal dengan sebutan Bobotoh atau Bobotoh Persib. Istilah bobotoh berasal dari bahasa Sunda nan berarti orang-orang nan mendorong atau membangun semangat bagi orang lain nan akan terlibat dalam sebuah kompetisi.

Bobotoh Persib Bandung terbagi menjadi beberapa kelompok, dan nan terbesar ialah Viking dan Bomber. Bobotoh Persib Bandung berjumlah ratusan ribu orang, dan mereka selalu siap sedia memberikan dukungan dalam setiap pertandingan Persib.

Bobotoh Persib Bandung tidak hanya berasal dari Kota Bandung. Bobotoh Persib tersebar di seluruh Jawa Barat, mulai dari Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Cirebon, Kuningan, Karawang, bahkan hingga Jakarta, Tangerang, dan Serang.

Setiap Persib Bandung menjadi tuan rumah pertandingan atau hanya laga uji coba, stadion selalu membludak. Fanatisme Bobotoh Persib terhadap Persib memang luar biasa. Salah satu kelompok Bobotoh Persib Bandung nan cukup solid dengan banyak anggota ialah Viking Persib Club.

Berdirinya kelompok Bobotoh Persib ini dipelopori oleh Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat. Hingga kini mereka masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama Viking nan menjadi sebutan bagi Bobotoh Persib sendiri ialah nama suku di kawasan Skandinavia, Eropa Utara. Mereka dikenal dengan karakter nan keras, berani, gigih, solid, patriotis, dan bahagia berperang dan menaklukkan.

Viking Persib Club pertama kali menunjukan eksistensinya pada Perserikatan Indonesia I tahun 1993, nan disebut-sebut sebagai kompetisi semi profesional pertama di Indonesia. Atribut nan Bobotoh Persib kenakan semakin mempertegas eksistensi mereka dengan jargon nan diusung “Persib Sang Penakluk!”.

Semakin berkembangnya anggota Viking Persib Club, membuat pengelolaan dan manajemen dituntut buat lebih teratur dan teroganisir. Maka kemudian ditunjuklah seorang Panglima, nan diharapkan mampu berperan sebagai sosok nan memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu di lapangan. Panglima ialah pelindung para Bobotoh Persib.

Sedangkan jabatan Ketua Generik disandang Heru Joko, nan menjalani fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Yoedi Baduy menjabat sebagai Sekretaris Umum, memiliki bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara administratif. Ketiganya ditasbihkan sebagai pemimpin atau leader Viking Persib Club. Sudah bisa dipastikan bahwa mereka ialah gegedugna Bobotoh Persib.

Peran Bobotoh Persib kemudian berkembang bukan hanya sebagai objek pelengkap dan pendukung dalam setiap pertandingan nan melibatkan Persib. Berbagai kegiatan buat mengaktualisasaikan diri digelar Viking Persib Club, antara lain dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah nan menjadi rumah bagi para Bobotoh Persib.

Mereka menjual aneka merchandise, membuat album kompilasi Persib, bakti sosial, hingga tour organizer yaitu memberangkatkan rombongan Bobotoh Persib buat menonton Persib ketika sedang berlaga di lapangan, terutama jika pertandingan berada di luar Bandung.



Sejarah Persib Bandung Mengiringi Hadirnya Bobotoh Persib

Kehadiran Bobotoh Persib tak akan terjadi jika Persib sendiri tak pernah dibentuk. Serikat sepak bola pertama di Kota Bandung ini awalnya bernama Bandoeng Indische Voetbal Bond (BIVB), didirikan sekitar 1923.

BIVB ini dirintis oleh para pejuang nasionalis buat menggalang nasionalisme nan dimulai dari kota Bandung ketika itu. Ketua Generik BIVB nan pertama ialah Mr. Syamsudin dan tongkat estafet kepemimpinan diteruskan oleh seorang pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot. Tokoh besar itu secara tak langsung menajdi tokoh di balik berdirinya Bobotoh Persib.

Lapangan Tegalega digunakan tim BIVB buat mengadakan pertandingan. Beberapa pertandingan di luar kota juga mereka ikuti, antara lain di Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta. Kini, lapangan Tegalega juga sering dijadikan markas bagi Bobotoh Persib.

Pada 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) bersama-sama memelopori berdirinya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dalam sebuah rendezvous nan diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. Sejarah mengetakan bahwa interaksi antara klub Sepak Bola Indonesia cukup baik, tapi kenapa sekarang ini perseteruan sering terjadi? Terutama di tubuh Bobotoh Persib itu sendiri

Setelah itu, kompetisi tahunan antar kota atau liga rutin diselenggarakan. BIVB sempat sukses maju ke final pada tahun 1933 meski kemudian harus mengakui kekalahan ketika melawan dari VIJ Jakarta. Jika saat itu Bobotoh Persib sudah terbentuk, bentrok dapat jadi tak bisa dihindarkan.

Namun beberapa saat kemudian, BIVB menghilang dan tidak terdengar lagi kabarnya. Kemudian muncul dua persatuan sepakbola lainnya dengan semangat nasionalisme nan masih sama kentalnya, yaitu Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetbal Bond (NVB). Hadirnya dua klub Sepak Bola Bandung itu juga secara tak langsung berada di balik terciptanya Bobotoh Persib .

Setelah dua persatuan sepakbola tersebut menggabungkan diri, lahirlah persatuan sepakbola baru nan diberi nama Persib pada tanggal 14 Maret 1933. Ketua Generik nan ditunjuk pada waktu itu ialah Anwar St. Pamoentjak. Persib pun lahir, diikuti oleh kelahiran para pendukungnya, Bobotoh Persib.

Persib kemudian kembali mengikuti final kompetisi liga dan sukses menyabet kampiun pada tahun 1937 setelah mengalahkan Persis Solo. Meski sempat mengalami berbagai rintangan selama masa pendudukan Jepang, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi liga rak pernah pudar. Prestasi ini pastinya cukup membanggakan Bobotoh Persib.

Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi kampiun sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Menjadi tim peringkat kedua juga sempat disandang Persib pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985. Rentetan kemenangan itu menjadi hal nan dibanggakan para Bobotoh Persib.

Bobotoh Persib boleh berbangga pada seorang Robby Darwis. Robby Darwis nan menjadi komando Persib ketika itu sukses menujukkan keperkasaan Persib pada kompetisi liga terakhir, keberhasilan mereka dilanjutkan hingga pada tahun 1955 menjadi kampiun Perserikatan Indonesia pertama.

Para pemain Persib saat itu semua merupakan putra daerah, tak diperkuat pemain asing. Kekuatan putra daerah ini tak dapat dianggap enteng, sebab sukses mengalahkan penguasaan tim-tim eks galatama nan mendominasi babak penyisihan dan menempatkan 7 tim di babak delapan besar. Hal ini juga membuat bangga para Bobotoh Persib.

Setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol Sutiono Lamsi, Persib akhirnya tampil sebagai juara. Namun sayangnya setelah itu prestasi Persib cenderung menurun. Semangat nan dimiliki Bobotoh Persib kurang dirasakan manfaatnya oleh para pemain Persib itu sendiri.

Persib dikenal sebagai klub nan memberikan pemain-pemain terbaiknya buat tim nasional (timnas) baik di taraf junior maupun senior. Nama-nama pemain timnas nan berasal dari Persib antara lain Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan.



Kebrutalan Bobotoh Persib

Prestasi-prestasi Persib nan diraih sepanjang perjalanannya ini tidak mengherankan jika kemudian melahirkan para pendukung fanatik, nan menamakan diri Bobotoh Persib. Fanatisme hiperbola para Bobotoh Persib kerapkali mengakibatkan kerugian.

Bobotoh Persib nan merasa diri mereka superior ketika berkumpul bersama-sama, sering menunjukkan arogansi dan membuat kerusakan atas fasilitas umum, seperti kereta barah dan juga bentrok dengan masyarakat nan tinggal di sekitar rel kereta api. Selain itu, tak pernah ada kejelasan tentang ganti rugi perusakan nan mereka sebabkan.

Itulah kenapa PT Kereta Barah pernah membatalkan embarkasi kereta barah ekonomi KA936 jurusan Cibatu – Purwakarta dan KA937 jurusan Purwakarta – Cibatu, nan akan dinaiki oleh Bobotoh Persib dalam rangka perjalanan memberikan dukungan kepada Persib nan akan berlaga tandang.

Pihak kepolisian juga pernah mencabut izin pertandingan Persib Bandung di Stadion Siliwangi, dampak ulah Bobotoh Persib nan dinilai berbahaya. Banyaknya laporan masyarakat nan diterima kepolisian mengenai kelakuan pendukung fanatik Persib dinilai cukup meresahkan masyarakat.

Sejarah sepakbola nasional juga mencatat adanya permusuhan abadi antara Bobotoh Persib The Viking Persib Club dengan kelompok suporter Persija Jakarta The Jakmania. Telah banyak insiden terjadi nan disebabkan permusuhan abadi dua suporter nan sama-sama sombong dan keras ini.

Upaya pihak kepolisian dan PSSI buat mendamaikan dua kubu ini tampak sia-sia, Bobotoh Persib dan The Jak Persija. Jika ada pertandingan nan mempertemukan dua kelompok supporter garis keras ini, dipastikan pihak kepolisian akan berpikir dua kali buat mengeluarkan izin pertandingan mengingat besarnya potensi kerusuhan nan akan terjadi.

Mendukung tim kesayangan ialah keharusan. Alasan membela tanah kelahiran juga tak salah, tetapi alangkah lebih bermartabat jika prestasi nan sudah pernah diraih Persib tak dikotori oleh ulah sekelompok Bobotoh Persib nan anarkis.