Upaya Membebaskan Diri dari Syirik

Upaya Membebaskan Diri dari Syirik

Syirik nan merajalela di tengah-tengah umat Islam sekarang menjadi fakta nan menyedihkan. Berbagai bentuk kesyirikan dilakukan oleh umat Islam secara sadar atau tak sadar. Umat terdahulu melakukan perbuatan syirik dalam keadaan hayati nan bersenang-senang atau melenakan, sebagaimana nan difirmankan-Nya:

" Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya[maksudnya: dengan memurnikan ketaatan semata-mata kepada Allah]; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah). " (QS. Al-Ankabut: 65)

Sementara itu, umat sekarang lebih parah dalam berbuat syirik daripada orang terdahulu, yaitu melakukannya dalam keadaan hayati nan susah, terhimpit, tertindas, dan lemah. Kaum muslimin di tanah air dan seluruh muka bumi mengalami kemunduran luar biasa baik dalam segi aqidah, hukum, perilaku, moral dan lainnya. Berbagai kemunduran umat Islam itu kemudian mengakibatkan berbagai masalah dan musibah nan menimpa secara monoton dampak perbuatannya sendiri. Hal itu dijelaskan Allah Swt:

" Telah nampak kerusakan di darat dan di bahari disebabkan sebab perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan nan benar) ." (QS. Ar Ruum :41)

Ulasan kita kali ini ialah berbagai macam bentuk konduite syirik nan ada di tengah umat Islam dan upaya menjaga keimanan dari debu-debu syirik. Agar lebih dalam, kita membahas dari nan dasar, yaitu makna syirik.



Makna Kata Syirik

Orang nan telah meyakini bahwa Allah Swt ialah satu-satunya Tuhan nan berhak disembah dan Muhammad saw ialah nabi dan rasul-Nya nan terakhir serta apa-apa nan dibawa Muhammad saw ialah harus dilaksanakan, maka dia telah memiliki akidah Islam nan sahih dan bebas dari syirik.

Mempercayai Allah ialah Tuhan nan satu dan meyakini semua sifat-sifatNya dalam Al-Quran dan melaksanakan seluruh perintahnya ialah bentuk dari ketauhidan seorang hamba. Sebagaimana dalam ayat berikut.

" Sesungguhnya (agama Tauhid) ini ialah agama kamu semua; agama nan satu dan Aku ialah Tuhanmu, maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiyaa' [21]: 92)

Sesungguhnya orang-orang nan mengatakan: " Tuhan kami adalah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah [Istiqamah adalah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal nan saleh] maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita . (QS. Al-Ahqaaf [46]: 13)

" Dan sembahan-sembahan nan mereka sembah selain Allah tak bisa memberi syafa'at; akan tetapi (orang nan bisa memberi syafa'at ialah) orang nan mengakui nan hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya). " (QS. Az-Zukhruf [43]: 86)

Selain itu, meyakini bahwa Muhammad saw ialah nabi dan rasulNya nan membawa ajaran kebenaran dan melaksanakan amalan shalih menurut tutunan Rasul saw merupakan bentuk divestasi manusia dari perbuatan syirik. Allah Swt berfirman: " Sesungguhnya nan sebenar-benar orang mukmin adalah orang-orang nan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.... " (QS. An-Nuur [24] : 62)

" Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa nan diturunkan kepada Muhammad dan itulah nan haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka ." (QS. Muhammad [47]: 2)

"Hai orang-orang nan beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu nan memberi kehidupan kepada kamu...." (QS. Al-Anfaal [24]: 8)

Namun, sering kali umat Islam kemudian tergelincir dari ketauhidanNya (berbuat syirik) dampak salah dalam beragama, salah dalam beribadah atau salah dalam menerapkan ajaran nan dibawa Rasulullah saw. Ibadah ialah segala perkataan dan perbuatan hamba nan ditujukan secara ikhlas kepada Allah Swt tanpa ada embel-embel sedikit pun. Amalan nan disertai riya ’ niscaya tak diterima oleh Allah Swt.

Ibadah dalam ajaran Nabi saw meliputi semua hal nan bisa dikategorikan ke dalam tiga bentuk. Pertama ialah interaksi seorang hamba kepada Yang Maha Kuasa contohnya sholat, zakat, puasa, haji, doa, kurban dan lainnya. Kedua ialah interaksi manusia dengan manusia nan lain, contohnya pergaulan masyarakat, jual-beli, pengaturan sistem sanksi, prilaku politik, kebijakan pemerintah dan lainnya. Ketiga ialah interaksi manusia dengan pribadinya sendiri (akhlak) contohnya cara makan dan minum, memiliki sifat jujur dan adil dan lainnya.



Bahaya dari Perbuatan Syirik

Syirik merupakan dosa terbesar dan tak akan diampuni oleh Allah Swt jika pelakunya tak bertobat, sebagaimana firmanNya: " Sesungguhnya Allah tak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa nan selain syirik bagi siapa nan dikehendaki-Nya. Barangsiapa nan mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya ." (QS. An-Nissa' [4]: 116)

Semua manusia dapat saja jatuh dalam perbuatan syirik jika dirinya tak berbekal ilmu agama. Ilmu agamalah nan wajib buat dipelajari dan didalami oleh setiap muslim sehingga dirinya tahu mana perbuatan amal shalih dan mana nan termasuk perbuatan munkar, termasuk di dalamnya ialah perbuatan syirik. Berikut ini ialah beberapa contoh perbuatan syirik nan dilakukan oleh umat Islam secara individu.

  1. Menyembah kepada selain Allah Swt dengan cara memberikan sesaji kepada berhala, jin penghuni pohon besar, jin nan ada di bahari seperti Nyi Roro Kidul, dan jin lainnya ialah bentuk-bentuk perbuatan syirik. Allah Swt telah melarang hal ini dalam ayatNya: " Dan ada binatang ternak nan mereka tak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya [Maksudnya adalah binatang-binatang nan disembelih buat berhala]. " (QS. Al-An'aam[6]: 138)
  1. Meminta pertolongan kepada selain Allah Swt. Banyak sekali umat Islam nan konfiden dan melakukan hal ini dengan datang kepada para dukun buat mendapatkan petunjuk, berobat, dan mendapatkan barokah. Perbuatan tersebutlah nan membuat dirinya menjadi pelaku syirik nan berakibat susah di global dan akhirat. Padahal Allah Swt melarang buat datang kepada dukun dalam ayatNya:" Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir nan menghembus pada buhul-buhul ." (QS. Al -Falaq [113]: 4) Dan hadist Nabi Saw: " Mereka ialah orang-orang nan tak melakukan praktek ruqyah, dan minta diruqyah, juga tak melakukan praktek tathayyur dan mereka senantiasa bertawakal kepada Tuhan-nya. " (Mutafaq ‘alaih)


Upaya Membebaskan Diri dari Syirik

Menjaga kedekatan dengan Allah Swt dengan menjalankan dan menerapkan semua syariat Islam ialah upaya terbaik bagi kita agar terhindar dari syirik. Iman senantiasa naik turun dalam waktu nan sangat cepat. Jika tak ada upaya dalam menjaga ketaqwaan, maka syirik dapat menjakiti hati nan tak dekat dengan Yang Maha Pencipta sebagaimana hadist Nabi saw:

" Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai rekaan laksana potongan-potongan malam nan gelap. (Saat itu) di pagi hari seseorang beriman tapi di sore harinya ia menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamanya dengan harta dunia ." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).

Bersegeralah dalam melaksanakan perintah Allah ialah upaya terbaik dalam menjaga keimanan kita agar terbebas dari dosa syirik. Amalan shalih terbaik nan dilakukan ialah perintah nan bersifat wajib contohnya puasa, zakat, haji, hudut, jinayat, tak memakan riba, tak meminum khamr, meninggalkan zina dan lainnya. Kemudian dapat melakukan perintah nan bersifat sunnah, seperti sholat sunnah rawatib, tahajjud, sedekah dan lainnya.



Tidak Ada Kompromi bagi Syirik

Perintah Allah Swt nan wajib dilaksanakan ialah meliputi segala hal mulai dari aspek terkecil sampai dengan aspek terbesar, mulai dari urusan mengatur keluarga sampai urusan mengatur negara. Kaum muslim tak boleh hanya mengambil hukum Islam sebagian dan meninggalkan sebagian nan lain sebab hal itu akan menjemuskan ke dalam kesesatan dan prilaku syirik. Sebagaimana firmanNya:

" Hai orang-orang nan beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh nan konkret bagimu ." (QS. Al-Baqarah[2]: 208)

Kaum muslim menurut ayat di atas wajib mengambil hukum Islam mengenai semua urusan, baik nan menyangkut hukum perbuatan atau benda. Hal itu dilakukan agar kaum muslim dapat bebas dan melepaskan diri dari perbuatan syirik. Tidak ada kompromi dalam masalah aqidah sebab di dalam Islam telah nampak mana hak dan batil. Seorang muslim juga tak boleh menetapkan hukum selain syariah Islam dan tak boleh mencampuradukkan hukum Islam dengan hukum lain sebab hal itu akan menjerumuskan dirinya kepada kekafiran.

Upaya dalam menjaga keimanan kaum muslim agar terbebas dari syirik bisa dilakukan keluarga, masyarakat, dan negara. Upaya negara merupakan nan paling efektif dan efisien sebab negaralah nan membuat dan menerapkan peraturan nan berlaku di masyarakat. Negara dapat memperkuat keimanan rakyat dengan berbagai bentuk peraturan, di antaranya hukuman kepada orang murtad, hukuman kepada penyebar kesyirikan, dan lainnya.