Rhoma Irama Sang Satria Bergitar

Rhoma Irama Sang Satria Bergitar

Siapa sih nan tak mengenal raja dangdut ini. Rhoma Irama , bahkan Andrea Hirata begitu menggemarinya dan menjadikannya tokoh idola sang Ical, pentolan Laskar Pelangi nan memiliki cita-cita setinggi langit. Bahkan begitu banyak cuplikan cerita konyol mengenai Ical. Mulai dari kutipan kata-kata bijak tokoh nan diucapkan bergantian di dalam kelas, hingga poster besar Rhoma Irama nan terpajang di kamar Ical sebagai sumber inspirasinya.

Namun, selain sebagai raja dangdut, siapa sih sebenarnya Rhoma Irama? Berikut ini akan dipaparkan latar belakang sang raja dangdut. Lengkap dengan hidupnya nan penuh sensasi skandal cinta dan prestasi-prestasi nan mendongkrak popularitasnya.



Rhoma Irama - Perjalanan Sang Ningrat

Nama Rhoma Irama sebenarnya ialah singkatan dari Raden Haji Oma Irama. Ia memiliki gelar Raden sebab memang mengalir darah ningrat pada kedua orang tuanya. Oma, demikian nama kecil Rhoma Irama dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 11 Desember 1946 sebagai putra kedua dari dua belas bersaudara.

Ayah Rhoma Irama bernama Raden Burdah Anggawirya ialah hulubalang gerilyawan Garuda Putih di masa kemerdekaan. Ayahnya memberi nama belakang Irama pada Oma sebab bersimpati pada kelompok sandiwara asal Jakarta nan bernama "Irama Baru". Kelompok sandiwara tersebut pernah diundang menghibur pasukan ayah Rhoma Irama ini di Tasikmalaya.

Masa kecil Rhoma Irama sudah mencerminkan talenta seninya. Saat masih duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar, Rhoma Irama dibawa oleh Bing Slamet buat tampil pada pertunjukan di Gedung Perkumpulan Buruh Kereta Barah (SBKA) di Manggarai. Tak hanya mendalami musik, seni bela diri pun beliau pelajari dengan berguru silat Cingkrik pada Pak Rohimin di Kebon Jeruk dan silat Sigundel di Jalan Talang Jakarta.

Bakat musik Rhoma Irama terus dipupuk semasa SMA, ketika menimba ilmu di SMA Negeri 8 Jakarta, Rhoma Irama pernah kabur dari kelas melalui ventilasi sebab ingin bermain musik dengan teman-temannya. Pada masa SMA tepatnya tahun 1963, ia membentuk band nan bernama Gayhand.

Selain di SMA Negeri 8 Jakarta, Rhoma Irama juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, SMA St. Joseph di Solo dan bersekolah di SMA 17 Agustus Tebet. Jakarta dan lulus pada 1964. Ketika mengenyam pendidikan SMA di Solo, Rhoma Irama sempat melewati masa-masa sulit, dengan menjadi pengamen di jalanan kota Solo beliau ditampung di rumah seorang pengamen nan bernama Mas Gito.

Rhoma Irama juga sempat duduk di bangku kuliah Universitas 17 Agustus tepatnya di Fakultas Sosial Politik. Namun masa perkuliahan tersebut hanya bertahan setahun, sebab beliau lebih ingin mendalami musik. Maka, Rhoma Irama pun menjadi penyanyi pada Orkes Melayu Chandra Leka dan Indraprasta. Selain itu, beliau juga menjadi vokalis Band Tornado dan Varia Irama Melody.



Karir Musik Rhoma Irama

Kelompok musik Soneta didirikan oleh Rhoma Irama pada 13 Oktober 1970. Pada tahun 1970an pula, Rhoma Irama sukses menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah bergonta-ganti band musik berkali-kali. Berkat grup Soneta nan dipimpinnya inilah, Rhoma Irama sukses menyabet 11 Golden Record dari album-album kasetnya.

Jika melihat dari data penjualan kaset dan jumlah penonton film-film nan beliau bintangi, maka penggemar Rhoma Irama tak mungkin kurang dari 15 juta manusia atau sekitar 10 persen jumlah penduduk Indonesia. Catatan tersebut pun hanya sampai pertengahan 1984.

Bahkan majalah Tempo, pada terbitan 30 Juni 1984 menyatakan bahwa "Tak ada jenis kesenian terkini nan memiliki lingkup sedemikian luas". Kepopuleran Rhoma Irama tak hanya di Indonesia. Ia juga tampil dalam beberapa negeri tetangga, antara lain ialah Malaysia (tepatnya di Kuala Lumpur), Singapura dan Brunei Darussalam.

Jumlah penontonnya pun hampir sama dengan saat konser di Indonesia. Banyak penonton nan jatuh kelenger saat berdesakan menontonnya. Walau orang menyebut musik Rhoma Irama ialah musik Dangdut, namun beliau sendiri lebih suka menyebut musiknya sebagai irama Melayu.

Pada era Orde Baru, Rhoma Irama dilarang tampil di TVRI selama 11 tahun dengan alasan politis, yaitu dianggap lirik lagunya menyindir pemerintah. Lagu dengan judul Judi merupakan kemunculan pertama Soneta kembali di TVRI setelah absen selama 11 tahun sebab dicekal sejak 1977. Soneta kembali tampil membawakan lagu Judi tersebut di acara Kamera Ria pada 8 Mei 1988.

Selain bermusik, Rhoma Irama juga banyak bermain dalam sebuah film. Banyak film layar lebar nan dibintangi oleh Rhoma Irama, tentu saja dengan soundtrack film nan juga digarap olehnya. Pada 1984, film Satria Bergitar menelan biaya nan cukup tinggi, yaitu sebesar Rp 750 juta.

Walau main di banyak film, Rhoma Irama tak pernah mengambil hasil film tersebut, semua disumbangkan buat masjid, yatim piatu, kegiatan remaja dan pemugaran kampung. Rhoma Irama hanya mengambil hasil penjualan kaset saja. Toh sejeblok-jebloknya kaset Rhoma Irama di pasaran, minimal terjual hingga 400 ribu kopi per album.

Rhoma Irama menandatangani MoU dengan Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo pada akhir april 1994. Maka sebanyak 200 judul lagu direkam dalam bahasa Inggris dan Jepang buat diedarkan secara internasional. Nama Rhoma Irama pun merambah mancanegara.



Rhoma Irama Sang Satria Bergitar

Sebagai seorang musisi, gitar-gitar nan digunakan oleh Rhoma Irama selalu setingkat lebih baik ketimbang gitar-gitar nan digunakan para gitaris Indonesia. Gitar dan dirinya ialah dua hal nan tak dapat dilepaskan. Julukan satria bergitar pun inheren padanya.

Steinberger nan merupakan gitar nirkabel pertama di global ialah salah satu gitar terbaiknya. Kakak kandung Rhoma Irama, yaitu Almarhum Benny Muharram, gitar Steinberger tersebut ialah salah satu gitar dengan bandrolan harga Rp 200 juta nan dibeli pada 1996. Rhoma Irama sendiri telah memiliki lima buah gitar Steinberger yang digunakan sejak tahun 1980an.



Rhoma Irama dan Kontroversi Skandal Cinta

Dunia musik pula lah nan mempertemukan Rhoma Irama dengan istri pertamanya, seorang pimpinan band perempuan bernama Beach Girls yaitu Veronica Agustina Timbuleng nan dinikahinya 1972. Veronica ialah seorang wanita Nasrani nan menjadi mualaf setelah dinikahi Rhoma Irama.

Hasil buah cinta mereka ialah Debby, Fikri dan Romy. Namun Veronica bercerai oleh Rhoma Irama pada bulan Mei 1985, setelah setahun sebelumnya Rhoma Irama menikahi Ricca Rachim. Tak jauh berbeda dengan Veronica, Ricca Rachim juga seorang wanita Nasrani nan menjadi mualaf setelah dinikahi Rhoma Irama.

Wanita ini ialah versus main dalam beberapa film Rhoma Irama. Beberapa judul di antaranya ialah Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camelia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan dan Satria Bergitar . Saat bersama Ricca Rachim inilah Rhoma Irama mengangkat Ridho Irama atau Ridho Rhoma sebagai anak angkatnya.

Suatu rumor menyebutkan bahwa Ridho merupakan anak kandung Rhoma Irama dari wanita lain bernama Marwah Ali. Entah berapa banyak wanita nan telah dinikahi secara siri oleh Rhoma Irama. Salah satunya ialah aktris sinetron muda bernama Angel Lelga pada tanggal 6 Maret 2003, namun langsung diceraikan pada hari nan sama.

Rhoma Irama mengumumkan pernikahan siri tersebut pada 2 Agustus 2005. Itu pun gara-gara sempat digerebek di suatu apartemen. Nah , apakah Anda salah seorang nan tertarik pada manusia dua sisi ini? Satu sisi, dia berdakwah dengan lagu-lagu, di sisi nan lain merupakan manusia nan penuh dengan skandal cinta menikah banyak perempuan, itulah kontroversi seorang Rhoma Irama.