Macam-macam Seni Tari Aceh

Macam-macam Seni Tari Aceh

Aceh nan juga disebut dengan serambi Makkah ini, mempunyai berbagai kekayaan seni. Salah satunya ialah seni tari, dan nan paling dikenal adalh tari Saman. Seni tari Aceh merupakan daya tarik tersendiri, sebagai salah satu daya tarik wisata daerah. Sehingga perlu adanya pelestarian dan penanganan nan sahih buat mempopulerkannya. Tenaga pakar dibidang kesenian, terutama dalam seni tari diperlukan buat menjaga supaya tak hilang ditelan masa. Tenaga pakar itu harus paham sahih dengan budaya dan seni dari daerah Aceh. Mencintainya dengan sungguh-sungguh, sehingga mampu melestarikan dan megenalkan seni tari adat Aceh ini ke dunia.

Selain tenaga ahli, perlu adanya para penari-penari nan pakar dan mencintai seni ini. Kemungkinan perlu proses nan panjang, tetapi seiring waktu niscaya akan menjadi daya tarik nan besar bagi wisata Aceh. Sudah terlihat melalui salah satu tarian khas Aceh, yaitu tari saman. Proses menjadikan seni tari aceh sebagai daya tarik wisata, tak boleh lepas dari bentuk dan tatanan kepribadian dari rakyat Aceh nan terkenal Islami. Sine qua non spirit Islam nan kental dalam suasananya. Selain tari saman, masih banyak jenis-jenis seni tari Aceh nan tak kalah menariknya.



Macam-macam Seni Tari Aceh

1. Tari Saman

Tarian ini diciptakan oleh Syeh Saman, salah seorang tokoh Islam nan terkenal di Aceh kala itu. Tari ini merupakan tarian ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Mengunakan campuran dari bahasa Arab dan bahasa Aceh dalam nyanyiannya. Tarian dilakukan dengan posisi duduk, seperti tasyahhud awal pada sholat. Lagu dinyanyikan dalam suasana nan riang, mengunakan gerakantepukan pada tangan , pundak, dada, paha, dan bergantian dengan gerakan nan cepat namaun serasi.

2. Tari Laweut

Tari disebut juga seudati iring, bertujuan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tarian ini juga membawa pesan-pesan dalam pendidikan, pembangunan, dan terutama agama. Tarian ini biasanya dibawakan oleh delapan wanita.

3. Tari Tarek Pukat

Seperti nama tariannya, merupakan tarian buat mengambarkan para nelayan nan ada di Aceh. Tarian ini menceritakan para nelayan, nan mencari ikan mengunakan jaring pukat. Tarian ini dibawakan dalam suasana riang, dan menceritakan kerja keras para nelayan buat mendapatkan banyak ikan di laut.

4. Tari Cangklak

Tarian ini sedikit meperlihatakn bentuk tubuh, mungkin tak sinkron dengan kepribadian Aceh yagng Islami. Dibawakan oleh perempuan-perempuan cantik dengan gaya sedikit genit, lincah dan anggun. Mengenakan banyak aksesoris disekeliling tubuhnya. Sebagai pelengkap busana, mereka memakai kipas, payung, dan sapu tangan dalam menari.

5. Tari Meusago

Menceritakan tentang berbagai pemasalahan manusia ketika hayati di dunia, interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan tuhannya. Tari ini mengambarkan sifat gotong royong, saling bantu dan persaudaraan antar manusia di dunia. Kipas nan dibawakan penari mempunyai arti nan dalam tentang kebersamaan.

6. Musik Seurune Kalee

Merupakan jenis tarian nan mengunakan alat musik ketika ditarikan. Dengan memakai seragam hitam khas aceh dan memakai berbagai alat musik seperti peniup seurune, tiga orang pemukul rapai, dan satu orang pemukul gendang. Biasanya dibawakan dengan tarian nan lain atau mengiringinya.

7. Rapai Daboh

Tarian ini mirip dengan permainan debus di banten. Karena tarian ini merupakan permainan ketangkasan khas Aceh, dengan orientasi kekebalan tubuh. Pemainnya ialah seseorang nan dianggap mumpuni yaitu syekh dan bergelar Khalifah. Diiringi dengan pemain rencong dan penabuh rebana. Dibawah supervisi syekh tersebut, permainan tari ini dilakukan sambil menabuh rebana dan menusukan senjata tajan atau rencong ketubuh mereka berkali-kali.

Permainan nan mereka lakukan bertujuan buat menambah keyakinan kepada Allah SWT. Sehingga mereka konfiden akan mendapat perlindunganNya. Mereka mempunyai keyakinan, bahwa semuanya ialah ciptaanNya, begitu juga manusia. Sehingga sebab sama-sama makhluk, tak akan saling melukai kecuali atas izinNya.

8. Tari Seudati

Seni ini merupakan gabungan dari seni tari dan suara. Diciptakan ketika Islam mulai masuk ke Aceh, mempunyai tujuan sebagai wahana dakwah dan hiburan bagi masyarakat Aceh. Tari ini juga dapat dinamakan Saman, bila diartikan dalam bahasa Arab artinya delapan.

9. Tari Rapai Geleng

Merupakan jenis alat musik nan mirip tamborin, digunakan buat mengiringi tarian. Permainan ini berkembang, bukan hanya sebagai permainan musik belaka. Tetapi sudah digabungkan menjadi satu denagn tarian. Karena sudah bukan dalam bentuk permainan musik lagi, makanya dinamakan dengan tarian Rapai Geleng. Dimainkan sekitar 11-12 orang, dan mengunakan Rapai sebagai musiknya. Sambil memainkan rapai, mereka bergerak dan menari dengan diiringi lagu. Gerakannya hampir sama dengan tarian saman. Merupakan salah satu tarian nan diminati masyarakat Aceh dalam suasana nan gembira.

10. Tari Meuseukat

Tarian nan populer di Kab. Aceh Selatan ini, merupakan salah satu tarian nan sangat populer disukai masyrakat Aceh. Dibawakan oleh 10-12 orang penari dan 2 penyanyi saja. Cara menarinya mirip dengan tarian Saman, tetapi spesifik penari wanita. Diiringi penyanyi, nan menyanyikan doa kepada Allah SWT.

11. Tari Ranub Lampuan

Merupakan salah satu tarian nan terkenal di Aceh. Biasanya hanya ditarikan ketika ada tamu-tamu spesifik nan datang ke Aceh, atau pejabat penting. Selain itu juga sering dibawakan dalam berbagai acara krusial di Aceh, seperti acara Tueng Dara Baro dan Preh linto. dengan mengunakan permainan musik tradisional Seurunee Kalee, tarian ini dibawakan oleh 7 orang penari wanita. Sebagai tanda memuliakan para tamu nan datang ke Aceh. Para penari akan membawa ranub, dan diberikan kepada para tamu sebagai penghormatan. Tari ini bukan tarian dasar atau diciptakan langsung, tetapi gubahan dari tarian khas Aceh

12. Tari Likok Pulo

Merupakan salah satu tarian nan wajib dibwakan oleh para pelajar di Kota Banda Aceh. Merupakan salah satu mata pelajaran nan wajib dalam pelajaran kesenian disekolah-sekolah. Kenapa dijadikan mata pelajaran nan wajid bagi para murid di Kota tersebut?, sebab pada tahun 1980an tarian ini hampir musnah. Sehingga dinas kesenian Aceh lewat PKA Pkan Kebudayaan Aceh, kembali memperkenalkan tarian ini kembali kemasyarakat.

Sehingga pada tahun 1988, tarian ini mulai kembali populer dan berkembang di masyarakat Aceh. Tarian ini berasal dari suatu daerah nan berjarak sekitar 30 km dari Kota Banda Aceh. Di wilayah gugusan Pulo Aceh Kabupaten, Tepatnya di kawasan Pulo Besar Selatan.

Penciptanya ialah para Ulama nan menyebarkan dakwah Islam di tanah Aceh kala itu. Para Ulama ini, waktu itu menetap di Desa Ulee Paya. Tarian ini dibwakan oleh 12 oarang penari pria. Para penari diiringi Rapai, dan melantukan berbagai doa pujian kepada Allah SWT

Seperti nan telah dibahas di atas, inilah beberapa dari sekian banyak jenis tari adat Aceh. Keaneragamanya, merupakan kazana seni bangsa Indonesia nan harus kita jaga dan lestarin. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda wajib mempelajarinya. Seandaianya tak sempat, setidaknya kita mengenalnya. Dengan begitu kita dapat bangga, sebagai bangsa nan menjaga dan mencintai karya seninya sendiri.