Gerakan Barongsai

Gerakan Barongsai

Cina ialah negeri seribu budaya. Salah satu budaya Cina nan masuk ke Indonesia ialah barongsai. Kebudayaan Cina telah menjadi salah satu karakteristik khas negeri tembok besar itu. Barongsai merupakan kebudayaan nan terdiri atas atraksi tarian dan musik. Dalam atraksinya, barongsai memakai sebuah topeng nan serupa dengan wujud kepala singa.

Barongsai merupakan tarian tradisional dengan perjalanan sejarah nan sangat panjang. Keberadaan barongsai sebagai kebudayaan Cina diawali pada Dinasti Chin. Dinasti Chin berkuasa di negeri Cina pada sekitar abad ke tiga sebelum masehi. Selanjutnya, barongsai mengalami penyebaran ke seluruh global sejalan dengan menyebarnya pendudukan Cina ke seluruh dunia.

Bangsa Cina ialah bangsa perantau. Kita bisa menemukan orang Cina di mana-mana. Mereka menjalani kehidupan tanpa terpaku pada tanah kelahiran. Di mana pun mereka berada, nan terpenting ialah bisa mempertahankan hidup. Prinsip hayati bangsa Cina memang demikian. Setelah mereka sukses dalam perantauan, maka hasilnya dikirim ke tanah kelahiran atau mengajak sanak famili buat pindah ke tempatnya.



Asal Mula Barongsai

Keberadaan barongsai di negeri Cina tak begitu saja ada. Proses keberadaannya membutuhkan waktu nan cukup lama dan kejadian nan sangat fenomenal. Pada awalnya, barongsai dikenal masyarakat pada zaman Dinasti Nan Bei, yaitu dinasti Selatan - Utara. Dinasti ini berkuasa pada tahun 420 - 589 Masehi.

Awalnya, boneka barongsai merupakan boneka nan dibuat buat menakut-nakuti pasukan gajah dari raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Boneka ini diciptakan sebagai langkah agresi balik ke pasukan gajah raja Fan Yang. Saat itu, pasukan rasa Song Wen Di mengalami kesulitan menghadapi agresi pasukan gajah. Seorang panglima perang mempunyai ide buat menakut-nakuti gajah dengan boneka pada singa. Panglima perang tersebut bernama Zhong Que. Dan, ternyata upaya tersebut berhasil.

Pasukan gajah terbirit-birit saat melihat adanya boneka kepala singa. Kejadian tersebut menyebar dan menjadikan boneka kepala singa tersebut terkenal. Selanjutnya, boneka kepala singa tersebut dinamakan barongsai.



Ragam Tarian

Sebenarnya, jika memperhatikan boneka barongsai, kita bisa membedakan bahwa tarian boneka barongsai terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu tarian boneka barongsai utara dan tarian boneka barongsai selatan. Kedua macam tarian tersebut dibedakan atas hiasan nan ada pada kepala boneka singa tersebut serta jumlah kakinya. Jika tak memahami hal tersebut, kita niscaya beranggapan boneka itu sama. Untuk lebih jelasnya kita uraikan sebagai berikut:



1. Tarian Boneka Barongsai Utara

Untuk bisa menyatakan bahwa sebuah tarian barongsai ialah tarian singa utara, kita bisa melihat dari bonekanya. Jika kita memperhatikan bentuk bonekanya, maka boneka singa utara mempunyai surai ikal dan kakinya berjumlah empat. Boneka barongsai utara penampilannya lebih natural dan lebih mirip singa.



2. Tarian Boneka Barongsai Selatan

Boneka barongsai selatan jumlah kakinya beragam, ada nan dua, tetapi ada juga nan empat. Sementara itu, di kepala boneka barongsai singa selatan terdapat sisik-sisik. Dan, lebih khusus lagi ialah bahwa di kepala singa selatan ada ada tanduknya.



Gerakan Barongsai

Berdasarkan ragam boneka barongsai ini, maka ragam gerakan boneka inipun dibedakan atas gerakan boneka barongsai utara dan gerakan boneka barongsai selatan. Dan, gerakan boneka barongsai utara dan selatan dibedakan sebagai berikut:



1. Gerakan singa selatan

Pada saat tarian barongsai dimainkan, maka selintasan saja kita sudah mengetahui ragam singa mana nan sedang bermain. Tarian singa utara lebih mengarah pada irama tabuhan gong dan tambur. Saat gong dan tambur dibunyikan, maka singa selatan akan menggerakkan kepalanya dengan keras. Selain gerakan kepala, singa selatan juga melonjak-lonjak.



2. Gerakan singa utara

Sementara itu, singa utara mempunyai gerakan nan lebih lincah dibandingkan gerakan singa selatan. Selain lincah, gerakan singa utara lebih dinamis, artinya gerakan nan dilakukan oleh singa utara lebih bebas. Kedinamisan barongsai singa utara ini sebab memiliki empat kaki.

Salah satu gerakan nan khas dari barongsai ialah gerakan memakan amplop. Barongsai mengangakan mulutnya dan memakan amplop nan didalamnya berisi uang. Amplop nan di dalamnya berisi uang ini dinamakan Lay See.

Biasanya, amplop berisi uang tersebut ditempeli sayuran selada air. Sayuran selada air ini menggambarkan sebuah hadiah spesifik bagi sang Singa. Hampir separuh waktu tarian barongsai diarahkan buat melakukan gerakan memakan Lay See ini. Memang atraksi memakan ini sangat menarik. Gerakan-gerakan nan dilakukan oleh barongsai selama atraksi memang variatif dan dinamis. Tidak heran jika banyak orang nan tertarik dan rela berdesak-desak buat bisa menyaksikan atraksi tarian barongsai.



Sejarah Barongsai ke Indonesia

Sebenarnya, keberadaan kebudayaan Cina barongsai di negeri Indonesia merupakan dampak dari terjadinya migrasi besar-besaran dari negeri Cina, terutama Cina Selatan. Kebudayaan Cina ini memasuki wilayah Indonesia sekitar abad 17. Sebagaimana umumnya, penyebaran kesenian dan kebudayaan ialah bergantung pada taraf penyebaran pemiliknya, dalam hal ini penduduk Cina.

Dan, salah satu keistimewaan bangsa Cina ialah sifat perantauannya. Mereka siap melakukan perantauan buat mendapatkan sesuatu nan lebih baik. Apalagi dengan jumlah penduduk negara nan sedemikian besar, maka keluar dari negeri buat mencari penghidupan lebih baik ialah kewajiban. Akhirnya, mereka migrasi ke segenap negara. Tidak heran jika di setiap negara niscaya ada komunitas Cinanya.

Ketika mereka meninggalkan tanah airnya, sebenarnya dalam diri mereka terbawa pula budaya bangsa. Budaya bangsa tersebut tertanam kuat dalam diri sehingga pada saatnya bisa muncul jika dibutuhkan. Dan, barongsai merupakan kebudayaan Cina nan ikut terbawa oleh para imigran tersebut. Akhirnya, mereka sampai dan mendarat di kepulauan Indonesia.



Marak dan Surutnya Barongsai di Indonesia

Ketika migrasi pendudukan Cina sampai ke negeri kita, maka mulai saat itu pula kebudayaan Cina juga menempati sebagian ruang di negeri tercinta. Mereka juga membawa serta kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, buat kondisi-kondisi tertentu, mereka tetap mempergunakan kebudayaan tersebut sebagai karakteristik khasnya.

Sementara itu, keberadaan barongsai di Indonesia berada pada zaman keemasan saat ada serikat Tiong Hoa Hwe Koan. Serikat inilah nan menjaga dan mengembangkan barongsai di Indonesia. Hal ini sebab di setiap ada serikat ini, maka niscaya ada barongsainya.

Tetapi, serikat ini ditutup oleh pemerintah ketika PKI melakukan gerakan nan sangat kontroversial, yaitu G30S/PKI. Sejak itu, semua kegiatan dihentikan. Semua kebudayaan Cinta dilarang. Barongsai dihancurkan dan dilarang buat dimainkan lagi.

Barongsai boleh dimainkan lagi ketika pemerintah di bawah kepemimpinan presiden Gus Dur . Hingga sekarang keberadaan barongsai semakin berkibar. Gus Dur telah membuka pintu keterbukaan dan kebersamaan sedemikian rupa sehinga tak ada lagi pembedaan dan disparitas perlakua antara etnis pribumi dengan etnis lain nan hayati di negeri nusantara ini.

Semoga ini menjadi semacam pupuk penyemangat kebersamaan membangun kehidupan nan lebih baik di masa sekarang dan masa nan akan datang. Semoga begitu adanya.

Nah, itulah klarifikasi mengenai kebudayaan Cina seni barongsai, sebuah seni dan kebudayaan Cina. Semoga klarifikasi mengenai kebudayaan Cina ini bermanfaat bagi Anda.