Baju Adat Maluku dan Bukti diri Budaya

Baju Adat Maluku dan Bukti diri Budaya

Indonesia merupakan sebuah negara nan terdiri atas ribuan pulau. Kondisi geografis inilah nan membuat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik khas budaya sendiri nan terus dijaga kelestariannya.

Masyarakat di Indonesia masih sangat menghargai warisan-warisan tradisi dari para leluhurnya, sehingga kebudayaan nan sudah ratusan tahun lamanya tetap terjaga baik dalam kehidupan. Kebudayaan warisan leluhur ini dapat Anda jumpai dalam berbagai kesenian tradisional masyarakat Indonesia, nan berbeda dari satu daerah dan daerah nan lain, misalnya tarian, rumah adat, alat musik daerah, senjata tradisionalnya, hingga pakaian adatnya.



Kaya Corak dan Warna

Salah satu pakaian adat nan begitu kaya rona dan motif ialah pakaian adat dari daerah Maluku. Baju adat Maluku ini memiliki corak rona majemuk seperti merah, coklat, marun, dan sebagainya. Motif pakaian adat ini biasanya ialah garis-garis geometri atau kotak-kotak kecil nan merupakan hasil anyaman dari berbagai rona benang. Mengenakan pakaian adat ini biasanya dikombinasikan dengan sarung tenun khas Maluku nan biasanya dipilih berdasarkan rona nan senada.

Kain sarung tenun kas Maluku itu begitu latif dan dibuat masih secara tradisional dengan teknik tenun nan begitu menawan. Anda dapat memilikinya buat dipadukan dengan atasan pakaian kerja atau dikombinasikan dengan kebaya. Bukan hanya itu, sarung tenun kas Maluku juga sangat pas buat dijadikan cinderamata atau buah tangan buat rekan kerja maupun orang-orang tercinta.

Baju adat Maluku ini nan dikenal dengan cele ini masih sering digunakan buat beberapa upacara adat, seperti upacara pelantikan raja, upacara cuci negri, dan lain-lain. Baju adat Maluku ini sering digunakan beserta kain pelekat nan disebut disalele , penggunaannya ada nan di luar dan melapisi pakaian nan ada di dalamnya.

Sedangkan, sarung dikenakan sampai sebatas lutut, lalu dengan menggunakan lenso di pundak maka lengkap sudah pakaian adat kas Maluku ini. Lenso ialah sapu tangan nan diletakkan di pundak.



Padu Padan Busana

Agar Anda semakin tampak stylish , buat pelengkap estetika pakaian adat Maluku ini biasanya wanita nan mengenakannya menyanggul rambutnya. Model sanggul atau konde nan digunakan ialah konde bulan, kemudian dipasangkan tusuk konde khas Maluku nan disebut haspel . Haspel ini begitu latif jika terkena sinar warnanya akan berkilauan, sebab haspel terbuat dari perak atau emas.

Anda dapat bayangkan betapa latif padu padan dari pakaian adat Maluku ini, semua terlihat harmonis dan indah. Jadi jika Anda hendak berkunjung ke Maluku jangan sungkan buat membeli pakaian adatnya nan khas, Anda dapat memakainya dengan berbagai kombinasi nan Anda inginkan buat menghadiri acara resmi di kantor atau seremoni pesta.

Saat ini sudah tak asing lagi jika kita melihat banyak nan mengenakan padu padan pakaian adat, termasuk dengan baju adat Maluku ini. Misalnya saja pakaian adat dari daerah Sumatera nan dapat dipadupadankan dengan pakaian kurung atau kebaya berbagai model, kemudian ada batik, nan dapat dipadupadankan dengan aneka bahan serta model.

Baju adat saat ini tak lagi berfungsi sebagai baju wajib nan dikenakan pada saat upacara adat saja, tetapi juga dapat digunakan buat berbagai keperluan lainnya, seperti bekerja, resmi, nasional, seremoni hari-hari besar, bahkan hari keagamaan. Jadi, pakaian adat Maluku nan dapat dipadupadankan tentu saja memberikan laba bagi masyarakat Maluku dalam menambah penampilan mereka.

Bukan misteri lagi jika masyarakat adat akan terlihat tambah cantik dan gagah jika mengenakan pakaian adat, termasuk dengan baju adat Maluku ini. Baju adat seolah membuka aura kita, sehingga memberikan imbas nan lebih bergerak maju dan bersahaja ketika kita mengenakannya. Oleh karena itulah, mengapa saat ini menengenakan pakaian adat tak hanya pada saat upacara adat saja.

Anda pun juga dapat mencobanya dengan memadupadankan pakaian adat dengan busana Anda lainnya. Bagi nan tak percaya diri mengenakan pakaian adat atau memadupadankan pakaian adat, coba Anda lakukan, niscaya Anda akan menyukainya. Asalkan tepat memilih padupadannya.



Baju Adat Maluku dan Bukti diri Budaya

Baju adat merupakan salah satu nan menjadi bukti diri sebuah budaya dalam masyarakat tertentu, termasuk pakaian adat Maluku. Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki pakaian adatnya masing-masing, dan itu merupakan karakteristik khas nan menjadi identitas. Namanya bukti diri merupakan sesuatu nan inheren dalam diri seseorang, termasuk sebuah budaya.

Tidak dapat dipungkiri jika pakaian adat menjadi pengingat kita akan sebuah budaya tertentu. Misalnya saja pakaian Bodo dari Makassar. Jika ada nan menyebutkan pakaian Bodo, sudah niscaya pikiran kita akan tertuju pada Makassar, nah demikian juga dengan pakaian adat Maluku ini. Oleh sebab itulah mengapa pakaian adat di setiap daerah dari dulu sampai sekarang masih tetap dipertahakan keberadaannya.

Sebuah bukti diri tentu saja harus dijaga oleh pemiliknya. Salah satu bentuk menjada bukti diri budaya ialah dengan mematuhi adat setempat, dan salah satunya mengenakan pakaian adat sebagai bukti diri tersebut. Baju adat juga merupakan hasil cipta karsa dan karya manusia, dan lebih tepatnya merupakan produk dan salah satu wujud budaya.

Sebagai produk dan wujud sebuah kebudayaan, tentu saja kelestariannya harus dijaga sampai kapanpun. Manusia nan menghargai budayanya ialah manusia nan mudun dan beradat. Dengan demikian, manusia tak akan melupakan leluhurnya nan telah lebih dulu menciptakan produk budaya.

Untuk sebagian budaya menghormati leluhur ini sangatlah penting. Nah, salah satu upaya menghormati leluhur ini ialah dengan mengenakan pakaian adat. Hal ini sudah menjadi seperti hukum adat nan tak dapat ditawar-tawar lagi.



Baju Adat Maluku dan Pelestarian Budaya

Mengenakan pakaian adat merupakan salah satu upaya sebuah budaya buat melestarikan kebudayaan mereka. Bermunculannya produk-produk baru dengan sentuhan teknologi nan canggih menghasilkan produk pakaian nan lebih modern, serta-merta mempengaruhi animo masyarakat sebuah budaya buat mengenakan pakaian adatnya, termasuk baju adat Maluku . Tentu saja hal ini tak dapat kita hentikan, sebab mau tak mau kita harus menghadapi arus modernisasi termasuk dalam hal mengenakan busana.

Di tengah derasnya pengaruh modernisasi dalam hal berbusana ini sebaiknya kita hadapi dengan bijaksana. Setiap orang memiliki hak buat menentukan apa nan akan dikenakan, diupayakan, dilakukan dan sebagainya termasuk mengenakan pakaian adat ini. Namun harus kita ingat jika ada hal-hal nan sifatnya tak dapat kita tawar, terutama nan berhubungan dengan adat dalam budaya. Jadi, salah satu jalan tengah menghadapi hal ini ialah dengan tetap memiliki pakaian adat di tengah-tengah pakaian modern lainnya.

Perlu kita ingat, jika pakaian adat juga tak kalah menariknya dari pakaian atau busana modern lainnya dengan majemuk model itu. Nyatanya, pakaian adat pun juga dapat kita padu padankan dengan jenis busana lainnya, seperti jeans misalnya dapat kita kenakan dengan kebaya, atau kain tenun Lombok nan dapat kita kenakan buat acara formal dan dipadukan dengan bahan lain.

Jadi jelas di sini jika mengenakan dan memiliki pakaian adat itu krusial bagi kita nan tahu dan sadar adat. Bukti diri sebuah budaya itu dapat bertahan atau tak terletak pada anggota budaya tersebut, apakah tetap mengenakan identitasnya ataukah hanya sekadar hiasan belaka.



Baju Adat Maluku dalam Adat Istiadat

Baju adat Maluku tentu saja sangat erat kaitannya dengan adat istiadat setempat. Setiap melakukan prosesi upacara adat, upacara perkawinan, selalu mengenakan pakaian adat, dan hal itu merupakan sebuah ketetapan nan tak dapat ditawar lagi dalam sebuah budaya.

Baju adat merupakan bagian dari sistem adat istiadat nan harus kita patuhi. Mematuhi sistem adat sama halnya dengan mematuhi hukum dan anggaran nan berlaku. Bahkan sistem adat merupakan nilai dan kebiasaan nan juga harus dipatuhi oleh anggota budaya setempat. Sama halnya dengan sebuah negara nan memiliki seperangkat anggaran nan diatur dalam hukum positif, sistem adat istiadat juga menempati posisi nan sama dengan hukum positif sebuah negara.

Salah satu anggaran adat nan harus dipatuhi ialah melestarikan pakaian adat dari masa ke masa dengan tetap mengenakannya dalam upacara adat dan upacara perkawinan nan menggunakan tata cara adat. Jika tak mematuhi anggaran ini, kita bisa-bisa dianggap tak memiliki adat atau tak tahu adat.

Demikian juga dengan masyarakat Maluku nan samai saat ini tetap konsisten mengenakan pakaian adat Maluku kebanggan mereka dalam berbagai acara adat, seperti perkawinan dan upacara adat mereka nan lainnya. Hal ini tentu saja selain sebagai bentuk kepatuhan masyarakat terhadap adat istiadat mereka, juga sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur.