Sejarah Gunung Krakatau - Pendapat Para Pakar mengenai Gunung Krakatau

Sejarah Gunung Krakatau - Pendapat Para Pakar mengenai Gunung Krakatau

Indonesia memiliki banyak estetika alam nan patut disyukuri. Dimana Anda bisa menemukan banyak pantai nan indah, wisata alam nan menyenangkan, serta gunung nan menantang. Beberapa gunung nan sudah sangat dikenal di Indonesia ialah Gunung Ranjanji, Gunung Bromo, dan Gunung Krakatau. Namun, nan akan dibicarakan kali ini yaitu mengenai sejarah Gunung Krakatau.

Jika Anda seorang aktivis pencinta alam, Anda tentunya sudah tak asing dengan Gunung Krakatau. Namun, apakah Anda tahu mengenai sejarah Gunung Krakatau? Banyak orang saat ini mengenal gunung ini sebagai Gunung Krakatau, namun pada zaman dahulu, gunung ini dikenal sebagai Gunung Krakatau Purba.

Pada saat itu, ketinggian dari gunung tersebut sekitar 2000 mdpl dengan lingkaran pantai nan luas sekitar 11 km dan radius sekitar 9 km2. Seperti gunung lainnya di Indonesia, gunung ini merupakan gunung nan latif dan menakjubkan. Oleh sebab itu, banyak wisatawan nan mengunjungi gunung ini buat menikmati pesonanya.



Sejarah Gunung Krakatau - Sejarah nan Mengejutkan

Sejarah Gunung Krakatau nan sangat mengejutkan global jatuh tepat pada tanggal 27 Agustus 1883. Gunung Krakatau Purba mengalami letusan nan sangat dahsyat hingga sempat menggoncangkan seluruh dunia. Pada tanggal tersebut, tepatnya pukul 10.02 terjadi dentuman nan sangat keras sampai terdengar di seluruh wilayah Nusantara hingga ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Jepang, dan Australia.

Ledakan ini menjadi salah satu ledakan terdahsyat nan pernah terjadi di global hingga merenggut sekitar 36.500 jiwa manusia. Jika dibandingkan dengan beberapa letusan nan pernah terjadi di dunia, letusan ini masih kalah dengan letusan gunung nan terjadi di negara lain. Namu,n nan membuat Sejarah Gunung Krakatau menjadi sangat dikenal ialah korban jiwa dampak letusan tersebut.

Sebenarnya, beberapa bulan sebelum ledakan dahsyat tersebut terjadi, tepatnya tanggal 20 Mei 1883, sempat terjadi letusan nan cukup besar. Kaldera tersebut sempat memuntahkan gunung abu dan uap air hingga ketinggian 11 km ke udara. Letusan tersebut cukup keras dan terdengar sampai lebih dari 350 km, namun tak sampai merenggut atau menimbulkan korban jiwa.

Beberapa bulan kemudian, letusan terjadi pada tanggal 27 Agustus. Kali ini letusan nan terjadi sangatlah keras. Bebatuan disemburkan hingga ketinggia 55.000 m ke udara atau 80 km dan menimbulkan gelombang Tsunami nan menyapu 163 desa. Sementara itu, abu dari letusan ini sempat mengelilingi bumi selama beberapa tahun lamanya. Hal ini bisa dilihat dari Amerika Utara dan Eropa, dimana cahaya matahari tampak berwarna biru sedangkan cahaya bulan tampak jingga pada saat itu.

Dampak dari letusan ini sangatlah besar. Tidak hanya memakan korban jiwa nan banyak, namun juga berdampak pada terjadinya gelombang bahari hingga 40 m vertikal. Letusan ini juga melenyapkan Gunung Danan dan menyebabkan perubahan iklim global. Awan-awan di Indonesia ataupun di global sempat gelap selama kurang lebih dua hari dampak debu vulkanis nan menutupi atmosfer. Hingga saat ini, cerita dan sejarah Gunung Krakatau atau nan dulu dikenal sebagai Gunung Krakatau Purba, sangat dikenal di seluruh Indonesia bahkan di dunia.



Sejarah Gunung Krakatau - Keajaiban Gunung Krakatau

Dalam sejarah Gunung Krakatau , yaitu pada empat puluh tahun setelah terjadinya ledakan dahsyat Gunung Krakatau nan menggemparkan Indonesia, lahirlah sebuah keajaiban baru, dimana muncullah sebuah gunung barah nan dikenal sebagai Anak Krakataudari. Gunung ini pertama kali ditemukan oleh para nelayan desa nan sedang melaut di daerah Selat Sunda. Dimana ketika sedang melaut, mereka dikagetkan oleh kepulan asap hitam nan menyembul di antara ketiga gunung, yaitu di daerah Kaledra.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya tanggal 29 Desember 1929, muncullah sebuah dinding kaldera ke permukaan bahari nan ternyata juga merupakan sumber erupsi. Dua tahun kemudian setelah munculnya kepulan asap tersebut, muncullah sebuah benda asing nan akhirnya semakin lama semakin jelas wujudnya. Benda asing tersebut saat ini dinamakan sebagai Gunung Anak Krakataudari.

Gunung ini disebut sebagai sebuah keajaiban tentunya sebab beberapa hal. Salah satu alasannya ialah sebab sampai saat ini gunung Anak Krakataudri merupakan gunung nan aktif. Padahal, munculnya gunung ini juga merupakan sebuah keajaiban bagi pada penduduk desa di kepulauan Krakatau.

Pada tahun 2010, level aktivitas dari gunung tersebut sempat ditetapkan dalam status waspada sehingga sempat menyebabkan kepanikan masyarakat Indonesia. Alasan keduanya ialah gunung ini memiliki keunikan tersendiri sebab ketinggiannya selalu bertambah pada suatu periode. Kecepatan bertumbuhnya pun termasuk sangat cepat yaitu 20 inci per bulan. Sehingga dalam setahun Gunung Anak Krakataudari ini bertambah tinggi 20 kaki lebih dari tinggi sebelumnya dan lebih lebar 40 kaki.

Pendapat lain menyatakan bahwa pertumbuhan dari gunung tersebut ialah sekitar 4 cm setiap tahunnya sehingga 25 tahun lagi Gunung Anak Krakataudri akan mencapai ketinggian hingga 7500 inci atau 500 kaki lebih tinggi jika dibandingkan dengan 25 tahun sebelumnya. Hal ini tentunya sangat aneh jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain nan ada di Indonesia. Hingga saat ini, tinggi dari gunung Anak Krakatau mencapai 230 mdpl dan bisa terus bertambah. Sejak ditemukan, gunung ini telah meletus 72 kali hingga hari ini.



Sejarah Gunung Krakatau - Pendapat Para Pakar mengenai Gunung Krakatau

Kejadian nan terjadi pada Gunung Krakatau sempat menjadi saat-saat nan mengerikan sekali. Menurut seorang pakar Simon Winchester, munculnya sejarah Gunung Krakatau nan dulu terjadi sangatlah menakutkan. Oleh sebab itu, kejadian tersebut hingga saat ini terus dipelajari. Dengan mempelajari sejarah Gunung Krakatau dari segala sisi, para pakar menyatakan bahwa apa nan terjadi dahulu sangat mungkin akan terjadi lagi.

Tidak ada nan tahu niscaya kapan Gunung Anak Krakatau akan meletus. Namun, beberapa pakar geologi memprediksi hal ini akan terjadi kembali antara tahun 2015-2083. Gempa di dasar Hindia nan telah terjadi pada 26 Desember 2004 lalu juga harus sangat diperhatikan sebab hal ini bisa memengaruhi terjadinya letusan pada Gunung Anak Krakatau.

Menurut seorang pakar lainnya, Profesor Ueda Nakayama, seorang pakar gunung Barah nan berasal dari Jepang, menyatakan bahwa dengan melihat Sejarah Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau, gunung ini masih tergolong nisbi kondusif meskipun aktif dan meletus beberapa kali sejak ditemukannya. Namun, ada saatnya para turis maupun penduduk dilarang mendekat pada area kawasan gunung sebab bahaya lava pijar nan dikeluarkan oleh gunung ini.

Beberapa pakar lain menyatakan bahwa tak ada teori nan benar-benar masuk akal mengenai terulangnya kembali sejarah Gunung Krakatau. Jika memang suatu saat nanti terjadi, ada nan memperkirakan bahwa minimal 3 abad lagi atau sekitar sesudah tahun 2325 M dan jumlah korban nan ditimbulkan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan letusan sebelumnya.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus dengan cukup keras. Sejak kejadian itu, tepatnya tanggal 29 Oktober 2010, kegiatan gunung Anak Krakatau juga terus meningkat. Suara dentuman dari Gunung Krakatau bahkan sampai terdengar hingga pantai Anyer dan Pantai Cinangka di Kabupaten Serang. Gunung ini juga sering mengeluarkan asap nan cukup tinggi hingga 1500 meter. Dengan kegiatan gunung nan sangat aktif, statusnya sempat menjadi waspada dan membuat semua masyarakat di daerah tersebut panik.

Dengan melihat sejarah Gunung Krakatau nan terjadi pada masa lalu, para pakar pun tak dapat memberikan kepastian mengenai kenapa letusan itu dapat terjadi dan kapan akan terjadi. Musibah nan terjadi pada masa lalu sangat besar akan terjadi kembali. Dimana Gunung Merapi telah meletus dengan cukup keras dan hal ini sangat memengaruhi kegiatan dari Gunung Anak Krakatau.

Meskipun kegiatannya belum membahayakan, namun tak ada salahnya jika masyarakat di daerah gunung tersebut mewaspadai dan mempersiapkan diri jika suatu hari letusan tersebut terjadi kembali. Kita semua perlu waspada dan berhati-hati jika memang nanti sejarah Gunung Krakatau akan terjadi lagi.