Kisah Mula Terbongkarnya Pembantaian oleh Dukun AS

Kisah Mula Terbongkarnya Pembantaian oleh Dukun AS

Cerita tentang Dukun AS niscaya bukan lagi cerita nan asing bagi masyarakat Indonesia. Cerita tentang kejahatannya beberapa waktu lalu sangat menggemparkan. Ada nan bilang, kejahatan pertama kali di atas muka bumi ini ialah pembunuhan nan dilakukan oleh Qabil dan habil. Keduanya saling bunuh buat memperebutkan seorang wanita. Dengan begitu, kejahatan sudah ada sejak berjuta tahun nan lalu. Tersebar dengan fertile dari satu loka ketempat lainnya. Kejahatan tak pernah dapat habis. Karena, sifat dursila ada dalam diri manusianya.

Oleh sebab itu, manusia dikatakan sebagai khalifah di atas muka bumi ini. Sebab, manusia memiliki sifat nan beragam. Jika malaikat hanya memiliki ketaatan, setan memiliki kejahatan atau sifat membangkan, manusia ada sifat taat dan sifat dursila dan di Indonesia, Dukun AS ialah salah satu manusia nan fenomenal dengan kejahatannya.

Ia terlahir dengan nama Nasib pada 10 januari 1949 di Sumatera Utara . Lelaki nan hanya lulus SD itu bekerja sebaga petani. Selain itu, ia juga getol mencuri lembu. Oleh sebab ia sering membawa kelewang ketika mencuri, ia di juluki Nasib Klewang oleh teman-temannya. Dan ia memiliki nama Ahmad Suradji ketika keluar dari penjara.

Karena mencuri lembu di daerah Stabat. Ahmad Suradji kemudian dikenal lagi dengan nama Datuk, bukan tanpa sebab, pasalnya ia menikahi tiga gadis kakak beradik kandung sekaligus. Dan tinggal bersama dalam satu atap. Hingga ia memiliki sembilan anak dari tiga istrinya itu.

Ahmad Suradji ialah sebuah kisah konkret dari daerah Sumatera Utara. Tepatnya di Desa Dei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Awalnya, masyarakat di sana mengenalnya sebagai seorang dukun nan memiliki daya linuwih. Sehingga kerap dijadikan acum dalam berobat ataupun perkara lainya. Bahkan, praktik perdukunannya sudah dilakoni sejak lama. Sekitar tahun 1980 an.



Kisah Mula Terbongkarnya Pembantaian oleh Dukun AS

Praktik pembunuhan nan dilakukan oleh Suradji ini tak pernah dapat diendus oleh orang lain. Namun, sebagaimana kata pepatah , sebaik-baiknya menyimpan bangkai akhirnya tercium juga. Setelah sekian lama malang-melintang menghabisi setiap wanita nan datang buat meminta bantuannya. Akhirnya, pada 1997, menjadi tahun naas baginya.

Seorang wanita nan ia bunuh bernama Sri Kemala Dewi ternyata menjadi penyebab terbongkarnya kasus itu. Seminggu setelah hilangnya Sri Kemala Dewi, gadis berusia 22 tahun, pihak keluarga merasa kehilangan . Sehingga mulailah pencarian. Namun, meski sudah sampai ke pihak nan berwajib, tetap saja nihil hasilnya. Tidak diduga ada seorang nan mengaku mengantarkan Sri Kemala Dewi ke loka dukun tersebut.

Petunjuk awal itupun menjadi langkah awal buat mencari Sri Kemala Dewi. Polisi akhirnya menggerebek rumah Ahmad Suradji, dan di sana ditemukan berbagai perhiasan serta baju wanita dalam jumlah nan cukup banyak. Di antaranya ialah barang-barang milik Sri Kemala Dewi. Dan Ahmad Suradji pun ditangkap polisi. Darisana mulailah banyak orang nan melapor kehilangan anggota keluarganya dari tahun ke tahun.

Dari sana juga, polisi terus mengembangkan kasus ini. Dan inovasi nan sangat mencengangkan, ternyata, Ahmad Suradji ialah penganut ilmu hitam. Ia mendapatkan ajaran dari ayahnya. Ilmu nan dianutnya akan paripurna jika ia sudah dapat membunuh 70 wanita dan meminum air liurnya.

Yang lebih heboh lagi, ternyata korban nan sudah dibunuhnya mencapai 42 orang. Meski dari salah satu sumber mengatakan kalau ia menampik tudingan itu. seluruh mayatnya di kubur di perkebunan tebu. Warta itu, jelas membuat publik heboh bahkan gempar. Seluruh media di Indonesia memberitakan kisah sadis itu, bahkan, juga difilmkan dengan nama Dukun AS.



Eksekusi Mati Sang Dukun

Tidak ada nan rela dengan kelakuan sang dukun. Apalagi para keluarga korban. Semuanya menuntut kebiadaban sang dukun dengan sanksi wafat . Setelah melalui proses panjang, akhirnya sang dukun pun divonis wafat oleh pengadilan Lubuk Pakam, Sumatera Utara pada 27 April 1998.

Dia dieksekusi wafat sekitar 10 tahun kemudian, tepatnya pada 10 Juli 2008 pada jam 22.00 malam. Ia ditembak wafat oleh regu tembak dari tim Brimob polda Sumatera Utara. Sementara itu, ada beberapa kejadian sebelum meninggalnya sang dukun.



Permintaan Sang Dukun Sebelum Eksekusi Mati

Tercatat beberapa keinginan sang dukun. Namun, nan paling banyak diberitakan dan menjadi sorotan ialah ketika sang dukun meminta buat dapat berhubungan kepada istrinya sebelum kematiannya. Berikut detik detik menuju eksekusi sang dukun.

Jam 10 pagi sang dukun berjumpa dengan istri di ruang isolasi selama beberapa jam. Setelahnya, sang dukun diberikan wejangan oleh rohaniawan. Lalu, didatangkan kyai dari luar kota . Dan sampai sekitar pukul 19 acara pembuangan ilmu itu berlangsung. Dan sekitar pukul 22.00 malam ia dibawa ke kebun karet di sebuah daerah di Sumatera Utara. Selanjutnya, ia ditembak wafat oleh 12 penembak.

Sekitar beberapa saat sebelum kematiannya, warga sempat menolak bila sang dukun dimakamkan di daerahnya. Hal itu, disebabkan oleh trauma nan masih mendalam. Terutama bagi keluarga korban. Warga juga takut sebab, kabar nan tersiar bahwa ilmu sang dukun belum semuanya dibuang. Mereka takut kalau nantinya dari makam itu dapat menimbulkan teror. Bahkan warga mengancam akan membongkar makam sang dukun jika tetap dikuburkan di sana.



Merebaknya Kenyataan Perdukunan di Indonesia

Fenomena mengenai penganut ilmu hitam memang selalu saja ada dan kontroversial . Meski pada dasarnya, penganut ilmu hitam selalu merugikan orang lain dan sekitar. Jika di Sumatera ada Dukun AS, di Jawa Tengah ada Sumanto, sang jagal pemakan daging manusia. Ia juga syahdan menganut ilmu hitam. Di daerah lain juga banyak kisah mengerikan dari penganut ilmu hitam nan belum terekspos.

Akhir-akhir ini, Indonesia juga digegerkan dengan dukun dengan istri 8. Ia kerap disapa dengan panggilan Eyang Subur. Terlepas dari kontroversi soal kebenaran ia seorang dukun atau tidak. Namun, rupanya di negara dengan jumlah muslim terbesar di global ini masih begitu getol melakukan jalan pintas dengan mendatangi dukun.

Dari kasus Eyang Fertile jelas sekali warta nan beredar bahwa ia memiliki klien dari kalangan seniman nan sangat banyak. Malahan, munculnya Eyang Subuh ke permukaan sebab perseteruannya dengan mantan muridnya. Ia juga seorang seniman terkenal tanah air. Seakan, mereka tak pernah berpikir lebih dalam tentang untung ruginya menggunakan jasa dukun.

Dari dulu sampai sekarang, banyak sekali kasus tragis sebab perdukunan. Dan di mana-mana, selalu saja jasa dukun berujung kepada hal nan memilukan. Contoh kasus dukun cabul pun bukan hanya ada satu ataupun dua. Hampir di seluruh Indonesia, negeri nan menganut faham ketimuran ini ada dukun cabul.

Cerita-cerita tentang Dukun AS dan orang-orang penganut ilmu hitam lainnya semakin menjelaskan bahwa mungkin sahih kata orang bahwa Indonesia ialah negara dengan popularitas muslim terbesar di dunia, namun miskin dalam peradabannya. Indonesia is muslim people, but not leader. Itulah kalimat nan tepat buat negeri ini sepertinya. Alangkah mirisnya negeri ini.