Memperkenalkan Pada Anda Norman Fairclough

Memperkenalkan Pada Anda Norman Fairclough

Kepentingan para politikus ialah membuat peraturan selekas-lekasnya agar masyarakat cenderung stabil, berdasarkan atas hukum nan mengikat bersama, dan kehidupan dapat kembali berjalan normal. Sementara kepentingan para pakar politik, ialah membuat makalah sosiologi politik sebanyak-banyaknya, fungsinya bukan sekadar profesi, menegaskan nama besar masing-masing dalam publikasi demi ketenaran. Melainkan supervisi publik terhadap apa nan dilakukan oleh para politikus.

Namun para pengamat, ahli, atau akademisi nan membuat makalah tak semata melakukan oposisi dan selalu antagonis dengan para penguasa. Fungsi kritisi ini dapat juga diartikan sebagai donasi kepada pihak penyelenggara pemerintahan. Sokongan buat menjalin terjadinya clean goverment .



Semua Membutuhkan Analisis Sosial

Masukan ini dapat dipublikasikan di media, atau melalui acara simposium, permintaan dan pesanan dari institusi pemerintahan sendiri. Bahkan pula dapat didapatkan pada pidato pengukuhan seorang akademisi, nan bermuatan konsep-konsep pemugaran kepada keadaan politik nan berlangsung.

Makalah sosiologi politik, sejarahnya selalu berjalan dengan sejarah perkembangan ilmu sosiologi. Beberapa di antaranya bahkan dilahirkan oleh para pakar nonsosiologi, seperti fisikawan Robert Oppenheimer, nan sering kali memberi tanggapan dan masukan kepada para negarawan.

Atau kritikan keras dari Noam Chomsky kepada situasi politik Amerika Perkumpulan nan selalu mencampuri sekutu-sekutunya. Sehingga istilah 'negara perompak' diperkenalkan kembali, padahal Chomsky merupakan pakar kebahasaan, dan bukan pakar sosial ataupun politik.



Dicintai Media

Para essais politik akan selalu memulakannya bukan dengan teori. Tapi, pada kondisi dan keadaan masyarakat kontemporer. Dan masyarakat pun melahapnya secara habis, opini, pernyataan, gumaman para pakar politik dalam esai atau makalah mereka, di berbagai media. Secara seloroh, Anda dapat catatkan bahwa media massa, para penerbit, dan penyiar, sebenarnya hayati dan beroleh makan nan banyak dari Norma para pakar menuliskan pendapatnya mengenai pemerintahan.

Setiap pemberitaan nan melibatkan tingkah polah penguasa, selalu dibumbui dengan subyektifitas para pengamat politik dan sosial. Spotnya dapat dua per tiga dari pemberitaan harian biasa. Karena media harian justru akan selalu mengejar dan melakukan kaver terhadap segala bentuk pemerintahan dari taraf RT sampai kepresidenan.

Dan kaver itu tak pernah lepas, meminjam, dan meminta komentar dari para pakar sosial. Para pakar sosial itu dimintai komentar tak anonim. Melainkan telah teruji kemampuannya atau telah kompeten sehingga dimintai pertanyaan. Tolok ukurnya, tentu saja kerajinan seorang pakar itu dalam menuliskan makalah dan essai nan dipublikasikan luas. Simbiosis mutualisme antara pakar sosial-politik dan media, akan selalu memberikan loka pada makalah-makalah sosiologi politik, demi perkembangan ilmu itu sendiri.



Memperkenalkan Pada Anda Norman Fairclough

Pada pembahasan mengenai sosiologi dan politik, dan cara orang melakukan analisis, maka Anda perlu diperkenalkan pada konsep analisis kritis wacana dari Norman Fairclough. Umumnya pendekatan analisis wacana kritis di gunakan buat memisahkan antara kesamaan politik dengan motif sosial, atau sebaliknya.

Norman Fairclough sendiri merupakan staf pengajar pada Universitas Lancaster Inggris Raya nan sangat berkepentingan buat memahami rekanan bahasa dan kekuasaan, serta tinjauannya dalam media. Kompetensi Fairclough buat membedah teks, diskursus dan sosio kultur tercermin dalam gambaran panjangnya pada Language and Power (1989), nan telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Boyan Publishing. Dalam pengantar penerbitnya, buku ini digambarkan sebagai karya mengagumkan dari Fairclough tentang rekanan bahasa dan kekuasaan, persenggamaan di antara keduanya, pencatatan imajiner bahasa sebagai diskursus, serta kemampuan penyandian nan tepat antara teori dan praktik nan menghubungkan tindakan khusus lokal dengan institusi sosial nan mengembangkannya.

Sebagai suatu metode, analisis wacana kritis Fairclough memiliki pertanyaan besar tentang bagaimana menghubungkan teks nan mikro dengan konteks masyarakat nan makro. Dalam penelitian ini bagaimana bahasa media, dan konteks empiris makro nan diangkatnya.

Fairclough berusaha buat membangun suatu model nan mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana nan didasarkan pada linguistik dan pemikiran sosial politik dan secara generik diintegrasikan pada perubahan sosial. Teks dianalisis secara linguistik dengan melihat kosa-kata, semantik, tata kalimat, kohesi, koherensi nan tergabung menuju suatu pengertian. Interteks dalam bahasan selanjutnya ialah ungkapan nan dibentuk oleh teks nan datang sebelumnya, saling menanggapi dan bagian dari teks tersebut buat mengantisipasi teks selanjutnya. Terakhir dalam konteks penelitian ini ialah diskursus praktis, bagaimana suatu teks diproduksi dan dikembangkan dalam cakupan intrepretasi dari hubungan menuju konteks.

  1. Memahami Teks :Fairclough melihat bahwa teks ialah apa nan diinderai secara selektif dalam lingkup diskurus, tak hanya bahasa verbal melainkan juga bahasa visual. Fairclough menganalisis teks berdasarkan tiga unsur nan antara lain. Representasi: bagaimana peristiwa atau orang digambarkan dalam teks. Relasi: Bagaimana interaksi antara media dengan khalayak dan partisipan media digambarkan dalam teks. Kemudian Identitas: Bagaimana bukti diri media, khalayak dan partisipan ditampilkan dan digambarkan dalam teks.
  2. Memahami Representasi : Representasi tak sesederhana penggambaran ulang suatu peristiwa nan dimuat sebagai berita. Representasi mengemuka dari pertautan alamiah antara peristiwa dan bahasa -atau bagaimana membahasakan sebuah peristiwa. Pemilahan kosa-kata, pembentukan ideal nan kategoris buat menjadikan suatu peristiwa dikenali oleh khalayaknya dalam teks spesifik. Misalkan bagaimana emo -istilah buat band indie rock direpresentasikan. "What the f*ck is 'emo? OK, OK. Sekali lagi pelabelan memang suka bikin pusing istilah 'emo sekarang digunakan buat mendeskripsikan band-band indie rock, kadang malah blur ke band indie pop rock. "Pemilihan kosa-kata nan bercampuran antara bahasa standar dengan non standar di atas terbentuk dalam satu kategori khas nan dapat dikenali khalayaknya. Ragam pilihan kosa-kata juga bisa dilihat dari metafora nan dipakainya. Dalam konsepsi Fairclough, pilihan pada metafora merupakan kunci bagaimana empiris ditampilkan dan dibedakan dengan nan lain.
  3. Memahami Rekanan Relasi berkaitan dengan bagaimana partisipan dalam media berhubungan dan ditampilkan dalam teks. Kembali kepada tafsiran tentang media nan menjadi ruang agregasi kepentingan, dimana individu dan golongan saling berhubungan. Dalam masyarakat kontemporer, media tak lagi sebagai penyalur hasrat sekadarnya nan dijajakan di kios-kios butut dan bau, melainkan bergerak satu dua fungsi ke atas, menjadi penentu bagi dibahasakannya suatu hal. Prosedur itu sendiri digambarkan oleh Fairclough sebagai penanaman (inculcation), kekuasaan di balik wacana di mana terbangun koordinasi antara pengetahuan, keyakinan, hubungan-hubungan sosial, serta bukti diri nan terkait.
  4. Memahami Bukti diri Identitas dalam teks, adalah bagaimana arah kesamaan pilihan pewacana dan penganalisis pemroduksi teks itu. Bagaimana sisi individualistis menggema dalam teks, atau sejauhmana peranan subyek dalam konstruk teks. Lebih luas, lagi Fairclough mengacu kepada bukti diri sosial. Maksudnya, ada rules nan ditaati subyek, mengendalikan subyek -kalimat itu terlalu haram buat independesi pers, yah setidaknya memberi ruang eksklusif bagi subyek buat berkreasi.

Melakukan analisis dalam rangka membuat karya ilmiah makalah sosiologi politik, tak pula bergantung pada satu pendekatan. Jika Anda termasuk nan memberikan masukan ilmiah dari sisi non kritis, seperti mendukung suatu program politik dengan masukan data kuantitatif pun di persilahkan. Namun, sebab masalah sosiologi politik ialah masalah publik, maka orang cenderung memandangnya dengan skeptis nan tinggi.