Zaid bin Tsabit - Sang Penulis Al Qur’an

Zaid bin Tsabit - Sang Penulis Al Qur’an

Penulisan Al Qur’an ialah jasa dari seorang sahabat Rasulullah SAW ini. Zaid bin Tsabit, sang sekretaris. Mungkin nama Zaid bin Tsabit tak setenar Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, atau pun Ali bin Abi Thalib. Namun, Zaid bin Tsabit tetap merupakan salah satu sahabat nan sangat istimewa di mata Rasulullah Muhammad SAW.

Umur Zaid bin Tsabit 10 tahun lebih muda dibandingkan Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Namun, kecerdasan Zaid tak kalah dengan Ali. Saking cintanya Zaid dengan Islam dan Nabi Muhammad, dia pernah menawarkan diri bergabung dengan pasukan Rasulullah buat berjihad membela agama Allah. Namun Rasulullah menolaknya sebab umur Zaid nan saat itu masih sangat belia.

Ibu Zaid bin Tsabit, Nuwair binti Malik mencoba menghiburnya. Dirinya berkata kepada Zaid bahwa membela Islam tak hanya dengan berjihad, tetapi juga dengan cara nan lain. Akhirnya sejak saat itu Zaid memperdalam Al Qur’an dengan menghafalnya. Tak lama kemudian Zaid bin Tsabit telah hafal 17 surat Al Qur’an. Rasulullah sendiri memuji bacaan Zaid nan sangat latif dan fasih.



Zaid bin Tsabit - Kecerdasan Sang Sekretaris

Sejak saat itulah Zaid bin Tsabit seakan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Ketika turun sebuah ayat, maka Rasulullah SAW memanggil Zaid bin Tsabit dan kemudian membacakan ayat tersebut di depan Zaid. Sehingga dapat disebut bahwa tidak ada satu ayat Al Qur’an pun nan lepas dari penulisan Zaid bin Tsabit.

Zaid bin Tsabit selain dikenal sebagai pencatat wahyu nan turun kepada Rasulullah, dia juga merupakan acum segala hal nan berhubungan dengan Al Qur’an baik tafsir, terjemahan hingga pemberi keputusan ketika Rasulullah SAW wafat.

Umar bin Khaththab sendirilah nan mengatakan bahwa apabila ada perselisihan di tengah-tengah sahabat dan umat Islam pascawafatnya Rasulullah, dan konfrontasi tersebut berhubungan dengan Al Qur’an, maka bertanya kepada Zaid bin Tsabit ialah jalan keluarnya.

Hal ini terbukti pada saat perselisihan pemakaman Rasulullah SAW dan pengangkatan Abu Bakar ra. sebagai khalifah pengganti Rasulullah. Zaid bin Tsabit-lah nan pertama kali memberikan jawaban bahwa Abu Bakar-lah nan pantas menggantikan Rasulullah SAW, sebagai khalifah.

Kecerdasan Zaid bin Tsabit juga terlihat ketika dirinya mampu menguasai bahasa Ibrani dan Suryani nan saat itu banyak digunakan oleh musuh-musuh Islam dalam waktu nan sangat singkat sekitar tiga puluh dua hari.



Zaid bin Tsabit - Sang Penulis Al Qur’an

Pada sebuah pertempuran setelah wafatnya Rasulullah SAW, banyak para penghafal Al Qur’an nan gugur. Hal ini membuat Abu Bakar sebagai khalifah saat itu berpikir tentang cara melestarikan Al Qur’an nan terancam ditinggal oleh umat Islam di saat para penghafal satu per satu dipanggil oleh Allah Swt.

Akhirnya setelah melalui diskusi nan alot, keputusan pembukuan Al Qur’an pun dijalankan. Hal ini juga telah disetujui oleh Abu Bakar dan Umar bin Khaththab. Mulailah Zaid bin Tsabit bersama sahabat-sahabat lain di bawah pimpinannya, menuliskan Al Qur’an sebagai upaya pelestariannya.

Meskipun saat itu penulisan Al Qur’an masih sangat sederhana, baik di batu, kulit binatang ternak atau pun di pelepah kurma, namun penulisan ini ialah cikal bakal pembukuan Al Qur’an nan hingga saat ini tetap terjaga kelestariannya.