Aqidah dan Akhlak

Aqidah dan Akhlak

Istilah aqidah tentu sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia nan mayoritas muslim. Meski merupakan sebuah istilah nan lekat dengan ajaran agama Islam, namun istilah aqidah sudah jamak diketahui oleh masyarakat secara umum. Kata aqidah, umumnya diikuti oleh kata akhlak sehingga menjadi satu kesatuan frasa aqidah akhlak.

Aqidah akhlak merupakan sebuah cerminan konduite seorang manusia, khususnya pemeluk agama Islam. Persoalan mengenai aqidah dan akhlak juga telah diakui dalam kurikulum pendidikan nasional, dengan adanya Mata pelajaran Aqidah-Akhlak nan memiliki tujuan untuk:

  1. Dengan metode pelajaran eksklusif diharapkan aqidah dapat tumbuh dan berkembang.

  2. Sebagai manifestasi ajaran dan nilai-nilai dalam aqidah Islam, diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia nan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun sosial.


Pengertian Aqidah

Aqidah merupakan sebuah konsep kepercayaan dalam ajaran agama Islam. Dalam ajaran agama Islam, aqidah berarti iman. Kata aqidah berasal dari bahasa Arab, al aqdu, nan mengandung makna sebuah ikatan nan kuat. Berdasarkan termilologi atau istilah, aqidah berarti sebuah keimanan nan teguh dan pasti, tanpa adanya keraguan sedikitpun dari orang nan meyakininya.

Kata aqidah, generik digunakan dalam ajaran agama Islam. Namun istilah aqidah juga lazim dipakai oleh ajaran agama nan lain, misalnya aqidah nasrani, aqidah nan lurus, atau aqidah nan sesat. Secara umum, aqidah ialah sebuah ilmu nan mengajarkan tentang keimanan terhadap sebuah hal nan niscaya kebenarannya.

Lebih khusus mengenai aqidah dalam ajaran agama Islam, terdapat istilah aqidah Islamiyyah, nan mengandung arti keimanan nan teguh dan bersifat niscaya kepada Allah, dengan melaksanalan segala kewajiban sebagai makhluk ciptaan-Nya, dan menjuhi segala larangan-Nya. Dalam ruang lingkup agama Islam, aqidah Islamiyah membahas hal-hal berikut ini:

  1. Keimanan terhadap Allah Swt
  2. Keimanan terhadap Malaikat-malaikat Allah
  3. Keimanan terhadap kitab-kitab Allah
  4. Keimanan terhadap Nabi-nabi dan Rosul-rasul Allah
  5. Keimanan terhadap hari kiamat
  6. Keimanan terhadap Qoldo dan Qodar Allah

Dalam ajaran agama Islam, aqidah merupakan sebuah keyakinan terhadap perkara-perkara nan terdapat dalam rukun iman. Rukun iman sendiri meliputi keyakinan kepada Allah, keyakinan pada malaikat-Nya, keyakinan pada kitab-kitab suci-Nya, keyakinan pada rasul-Nya, keyakinan pada hari akhir, serta keyakinan terhadap taqdir nan baik maupun nan buruk.



Kedudukan Aqidah dalam Islam

Aqidah memiliki kedudukan nan sangat krusial dalam ajaran agama Islam. Ajaran aqidah Islam hanya diambli dari Al-quran dan sunnah rasul. Aqidah merupakah bagian terpenting nan menjadi dasar aplikasi ibadah dan akhlaq. Aqidah nan kuat akan menjaga kaum muslimin dari perbuatan nan dilarang oleh Allah Swt. Aqidah juga merupakan landasan bagi tegaknya agama Islam dan diterima atau tidaknya amal perbuatan seorang muslim.

Melihat perannya nan teramat krusial terhadap kokoh atau rapuhnya ajaran agama, maka para nabi dan rasul memprioritaskan pedagogi aqidah dalam setiap dakwah. Nilai aqidah atau keimanan pertama kali diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw di Mekah. Bukanlah sebuah perjuangan nan mudah buat menanamkan nilai aqidah di kalangan kaum jahiliyah di masa tersebut.

Rasulullah Muhammad Saw membutuhkan kurun waktu nan cukup panjang hingga lebih dari tiga belas tahun agar nilai-nilai aqidah bisa diterima oleh masyarakat nan didominasi kaum jahiliyah, sementara kaum muslim masih menjadi minoritas.

Dalam menanamkan nilai-nilai aqidah di masa itu, Nabi Muhammad Saw beserta kaum muslimin pengikutnya ditempa bermacam ujian nan sangat berat, terutama dalam menghadapi kekejaman orang-orang kafir. Namun keteguhan aqidah dan keimanan para pengikut muslim, menjadi sebuah kekuatan nan akhirnya menjadi landasan perkembangan ajaran Agama Islam.

Kota Mekah kemudian menjadi saksi sejarah atas ujian keimanan nan teramat berat nan harus dijalani oleh kaum muslimin, hingga akhirnya kota tersebut menjadi basis nan kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam di kemudian hari. Sementara perjuangan dalam menegakkan hukum-hukum syariat lebih banyak dilakukan di Madinah. Kedua hal tersebut menjadi teladan bagi kita mengenai pentingnya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.



Aqidah dan Akhlak

Aqidah dan akhlak memiliki kaitan nan sangat erat. Setiap orangtua umumnya berdoa agar anak-anaknya dikarunia aqidah dan akhlak nan baik, serta jalan hayati nan lurus dan tak menyimpang dari ajaran-Nya. Jika aqidah merupakan sebuah kadar keimanan nan absolute , maka akhlak ialah budi pekerti, tabiat, perangai, tingkah laku.

Akhlak dalam istilah aqidah dapat diartikan sebagai sifat nan tertanam dalam jiwa, sehingga seseorang bisa melakukan perbuatan baik atau buruk. Akhlak akan berkaitan erat dengan kehendak seseorang, buat melakukan sebuah perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Dalam ajaran agama Islam dikenal dua macam akhlak yaitu akhklak nan baik dan akhlak nan tak baik. Contoh akhlak nan baik ialah sabar, istiqamah, memiliki rasa toleransi atau tenggang rasa, dan perbuatan baik lainnya. Sementara akkhlak nan jelek meliputi rasa iri dan dengki, sombong, tamak serta sifat-sifat jelek lainnya.



Kualitas Aqidah dan Akhlak dalam Kehidupan

Dewasa ini kemerosotan moral moral nan terjadi sudah sangat parah dan memprihatinkan. Jika ditinjau lebih jauh, hal tersebut merupakan salah satu dampak dari tak terjaganya aqidah dan akhlak umat manusia secara umum. Dalam hal kemerosotan moral moral ini, aqidah dan akhlak tak semata-mata menyangkut umat Islam saja, namun juga menyangkut pemeluk agama lain.

Untuk menangkal kemerosotan moral moral ini, setiap umat beragama hendaknya melakukan koreksi diri buat memperbaiki aqidah dan akhlak masing-masing. Spesifik bagi umat muslim, hendaknya setiap orang harus memperbaiki pemahaman dan keteguhan buat menjaga kebenaran dan kebaikan aqidah akhlak Islamiah, buat mencapai kesejahteraan hayati di global dan akhirat.

Untuk bisa mencapai kesejahteraan global dan akhirat, maka setiap orang harus menjaga dan mengamalkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Loyal kepada Allah Rasul-Nya dan Islam.
  2. Sungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan.
  3. Bersikap memaafkan dan toleran.
  4. Bersikap moderat terhadap orang lain dan hal-hal di sekitarnya

Pengamalan ajaran agama disertai aqidah dan akhlak nan baik juga akan menjaga umat manusia dari perbuatan tercela. Lemahnya aqidah dan akhlak umat manusia akan berakibat kerugian, seperti kemerosotan moral moral dan kemunduran suatu negara, seperti nan menimpa negeri kita saat ini.

Korupsi nan meraja lela, merupakan contoh amalan atau perbuatan jelek dari para pemimpin nan tak mampu menjaga aqidah dan akhlak mereka. Akibatnya, bukan hanya kehancuran bagi dirinya pribadi, namun juga kerugian nan sangat besar bagi rakyat, bangsa dan negara.

Untuk bisa memperbaiki negeri ini sehingga mampu mencapai taraf kemajuan nan diimpi impikan, maka sudah selayaknya para pemimpin negara mengajak seluruh rakyat bersama sama memperbaiki aqidah dan akhlak demi kemaslahatan hayati bersama.

Untuk hal ini tentu saja tak hanya berlaku bagi pemeluk agama Islam nan memegang aqidah Islamiyah, namun juga pemeluk agama lain dengan aqidah nan sinkron ajarannya masing-masing.