Keutamaan Ramadhan Dengan Meneladani Jejak Rasul

Keutamaan Ramadhan Dengan Meneladani Jejak Rasul

Jejak rasul Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam di bulan kudus Ramadhan mungkin akan membuat umatnya geleng-geleng kepala. Seorang manusia nan sudah dijamin Allah bakal masuk surga masih sempat menggunakan sebagian besar waktunya buat lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya.

Padahal, beliau sudah dijanjikan menempati strata dalam surga nan tertinggi, sekaligus mampu memberikan syafaat kepada umatnya. Posisi nan menjanjikan itu tak lantas membuat Nabi Muhammad lupa diri. Ketundukan hati buat lebih mengagungkan Sang Khalik jusru menjadi bentuk rasa syukurnya telah diberikan nikmat iman.

Terlebih saat Ramadhan tiba, jejak rasul di bulan ini buat mencari keberkahan hayati semakin kuat. Ramadhan memang bulan istimewa. Saat hari itu tiba, setan-setan akan dibelenggu, pintu neraka ditutup, sedangkan hanya pintu surga nan akan dibuka. Bulan tersebut juga menjadi bulan diturunkannya Al Quran sebagai kitab kudus nan memberikan petunjuk hayati dan pembeda antara nan haq (benar) serta batil.

Dalam bulan Ramadhan, ada kewajiban bagi umat Islam buat menunaikan puasa selama sebulan penuh. Mereka menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu dari sejak subuh tiba hingga tenggelamnya matahari di sore hari. Selama berpuasa, wajib menjaga diri dari perbuatan maksiat nan dapat mengurangi pahala keutamaan puasa.

Selama matahari masih bersinar, tak diperbolehkan juga buat melakukan interaksi suami istri. Sehingga, puasa ialah ibadah nan langsung diperuntukkan bagi Allah. Hanya Allah dan orang berpuasa saja nan tahu apa seorang muslim serius berpuasa demi Tuhannya atau tidak.

Selain itu, ada ibadah spesifik nan hanya ada di bulan Ramadhan, yaitu shalat tarawih di malam hari. Shalat ini bagian dari shalat malam seperti halnya shalat tahajud. Kala shalat tarawih sudah ditunaikan sampai shalat witir, maka tak ada lagi shalat hingga datangnya waktu subuh.

Dianjurkan pula buat memperbanyak membaca Al Quran lebih banyak di bulan Ramadhan. Juga, tercatat dalam jejak rasul di bulan tersebut, beliau lebih banyak sedekahnya dibanding bulan lainnya. Pahala amalan sholih akan dilipatgandakan pada bulan ini. Jadi berlomba-lomba dalam kebaikan dianjurkan selama datangnya Ramadhan.



Jejak Rasul Menghidupkan Bulan Ramadhan

Nabi Muhammad sangat menaruh perhatian besar kepada umatnya buat memperhatikan keutamaan bulan ini. Beliau memberikan banyak contoh amalan nan dapat dilakukan buat mendapatkan pahala dan ridho Allah. Sehingga, bulan Ramadhan tak akan berlangsung dengan perbuatan nan sia-sia. Jejak rasul nan dapat ditiru ketika Ramadhan tiba yaitu sebagai berikut:

  1. Nabi Muhammad memulai puasa setelah melihat penampakan hilal atau bulan sabit pertama. Kalau tak melihat langsung, kabar munculnya hilal dari orang terpercaya dijadikan petunjuk datanganya Ramadhan. Jika tak ditemui hilal, beliau menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Beliau melarang mengawali puasa satu atau dua hari sebelum datangnya Ramadhan. Namun, diperbolehkan puasa jika memang sudah terbiasa dalam kesehariannya.
  2. Nabi berniat dalam hati (tidak dilafalkan) buat puasa pada malam sebelum terbit fajar. Ini berlaku hanya buat puasa di bulan Ramadhan dan bukan buat puasa sunah. Dan, beliau baru memulai puasanya saat fajar shadiq terlihat dengan jelas. Tidak dicontohkan harus berhenti sahur ketika mendengar suara imsak. Patokannya ialah datangnya fajar, bukan lantunan suara imsak nan memang tak dicontohan Nabi.
  3. Jejak rasul selanjutnya ialah lebih menyukai mengakhiran makan sahur dan mengerakan berbuka saat waktunya tiba.
  4. Nabi biasa sahur dengan waktu seukuran bacaan lima puluh ayat antara waktu sahur dengan iqamah sholat subuh.
  5. Jejak rasul nan begitu mulia ialah lebih memperbagus akhlak dan ibadah di bulan Ramadhan. Beliau mengingatkan agar tak melakukan perbuatan dan perkataan bohong agar paha puasa tak hilang sia-sia.
  6. Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alahi wa sallam lebih mengakrabkan diri dengan keluarga di bulan Ramadhan. Beliau lebih meningkatkan kebaikan bagi keluarga nan dicintainya.
  7. Nabi mencium istrinya saat puasa. Namun, beliau mampu menahan nafsunya.
  8. Meski sedang puasa, Rasulullah tetap membersihkan giginya dengan bersiwak. Ini dilakukannya secara rutindi semua hari.
  9. Rasulullah juga pernah melakukan bekam saat sedang berpuasa. Bekam ialah salah satu metode pengobatan dengan membuang darah kotor nan ada di tubuh. Tidak ada embargo berbekam kala berpuasa.
  10. Kala harus berjihad dengan perang melawan musuh di bulan Ramadhan, Nabi menyuruh kepada semua shahabatnya buat membatalkan puasa sehingga fisik lebih siap melawan musuh. Dalam hal kebolehan membatalkan puasa, diperbolehkan pula kepada musafir, orang sakit, lansia, wanita hamil dan menyusui buat tak berpuasa.
  11. Nabi Muhammad lebih aktif beribadah saat hari dalam Ramadhan tinggal menyisakan 10 hari terakhir. Jejak rasul ini berbeda sekali dengan budaya sebagian umat Islam sekarang ini nan lebih mengurusi kebutuhan hari raya di hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah bersungguh-sungguh mencari lailatul qadr di akhir Ramadhan. Pasalnya, ibadah nan dilakukan ketika lailatul qadr terjadi, keutamaannya setara dengan ibadah selama seribu bulan.
  12. Nabi Muhammad membiasakan i’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Saat melakukannya, seringkali dalam posisi beliau berpuasa.
  13. Ramadhan menjadi hari nan membuat Rasulullah lebih aktif dalam membaca Al Quran. Kesungguhan jejak rasul satu ini patut dijadikan teladan. Bahkan, malaikat Jibril sempat mendatangi Rasulullah buat bertadarus bersama.
  14. Kesungguhan Rasulullah buat bersedekah di bulan kudus seperti halnya angin nan bertiup. Beliau tak takut miskin sebab bersedekah. Beliau menjadi lebih dermawan lagi.
  15. Selama menjalani masa berpuasa, Rasulullah pernah mengalami masa nan mengharuskannya buat berperang kala Ramadhan. Saat panggilan jihad datang, beliau segera menunaikannya bersama para shahabat.


Keutamaan Ramadhan Dengan Meneladani Jejak Rasul

Dengan meneladani berbagai jejak rasul nan diajarkannya selama bulan Ramadhan, umat Islam nan bersungguh-sungguh menghidupkan bulan kudus ini akan memperoleh keutamaan nan ada di bulan tersebut. Nabi Muhammad menyebutkan, ada lima keutamaan Ramadhan di dalam sebuah hadis nan diriwayatkan Imam Ahmad, Al Bazzar, dan Al Baihaqi.

Keutamaan tersebut adalah:

  1. Orang nan berpuasa memiliki bau mulut nan lebih harum di sisi Allah. Digambarkan, keharumannya seperti aroma misik sebagai bentuk balasan atas ketaatan buat menjalankan ibadah puasa. Orang berpuasa memang tak lepas dari masalah bau mulut. Namun, kebersihan mulut tetap harus diperhatikan dengan bersiwak atau menggosok gigi.
  2. Orang berpuasa akan dimintakan ampun atas segala dosanya oleh para malaikat selama mereka berpuasa.
  3. Allah akan menghias surga-Nya bagi hambanya nan melakukan ibadah puasa. Para hamba telah bersusah payah mempersembahkan puasanya buat menggapai ridho Allah. Dan, Allah memberikan balasan nan lebih baik bagi orang-orang nan berpuasa untuk-Nya.
  4. Sulit bagi setan buat melakukan tipu daya pada manusia di bulan Ramadhan. Pasalnya, mereka dibelenggu sehingga orang beriman dapat lebih mudah menunaikan ibadah puasanya dengan khusyuk. Akhirnya, akan banyak umat Islam nan bersungguh-sungguh menyambut hadirnya bulan ini dengan amalan nan sholeh.
  5. Allah menjanjikan ampunan bagi orang nan berpuasa setiap datangnya akhir malam. Amal sholih nan dilakukan selama berpuasa menjadi jalan buat menghapus dosa-dosa nan telah lalu.

Tidak ada kerugian jika seorang muslim meneladani dengan sungguh-sungguh jejak rasul nan ada di bulan Ramadhan. Menjadi momen ini sebagai penyemangat buat melakukan amalan sholeh, sangat dianjurkan. Pahala nan berlipat dan ampunan dosa menjadi jalan menuju kehidupan akhirat nan lebih baik dalam surga-Nya. Jadi, selalu teladani jejak rasul dan jangan berpaling dengan ajaran nan tak dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.