Sejarah Penyakit Cacar

Sejarah Penyakit Cacar



Tentang Cacar Air

Sudah banyak orang nan tahu bahwa penyebab caca r itu ialah virus. Karena dari virus, maka penyakit ini sesungguhnya tak ada obatnya selain ketahanan tubuh. Tetapi sebab ada panas tubuh nan membuat banyak orang lalu risi bahwa panas ini mungkin bukan berasal dari virus cacar melainkan dari virus lain termasuk demam berdarah. Tidak sulit membedakan apakah suhu tubuh nan menaik itu sebab virus demm berdarah atau virus cacar.

Kalau virus demam berdarah, suhu tubuh akan menurun dan inilah masa nan sangat berbahaya. Penderita akan merasa haus sebab virus demam berdarah membuat cadangan cairan tubuh semakin menipis hingga mengalami deheidrasi. Beda dengan virus cacar. Tubuh memang lemas. Tetapi setelah beberapa hari akan terlihat ruam merah nan terasa sangat gatal. Ruam merah ini dapat saja memenuhi seluruh tubuh hingga paras dan leher. Inilah tantangannya. Orang dapat sangat tak sabar dan mungkin tak sadar akan menggaruknya.

Padahal kalau digaruk, air dari benjolan merah itu akan mengenai kulit nan lain. Bahayanya ialah bahwa kulit nan terkena air dari ruam merah itu akan ditumbuhi oleh lenting merah nan juga gatal. Itulah mengapa jangan digaruk dan jangan sampai pecah. Cara nan cukup efektif mengusir rasa gatal itu ialah dengan memberikan bedak anti gatal atau dengan menggunakan barah dari lilin. Kalaupun paras terkena ruam merah ini, maka cara nan cukup efektif agar tak berbekas ialah dengan banyak minum jus.

Jus nan mengandung vitamin C akan membuat kulit mampu bertahan dari agresi bekas cacar. Timun dan tomat juga dapat menjadi bagian makanan nan harus dikonsumsi agar kulit kembali cerah dan tak terimbas oleh penyakit cacar nan cukup ganas. Mengkonsumsi makanan dan buah nan mengandung banyak vitamin E juga krusial agar kulit cepat beradaptasi dengan kondisi normalnya. Kalau kulit menjadi kasar, penggunaan lotion dapat dilakukan. Tetapi hendaknya yakinkan kalau ruam merah itu tak lagi basah.

Lotion dapat jadi akan membuat iritasi atau malah infeksi kalau ternyata masih merah dna masih basah. Minum air nan banyak juga sangat penting. Apalagi ketika masa pengobatan, cukup banyak obat nan dikonsumsi. Orangtua nan anaknya terkena cacar terkadang sangat panik sehingga memberikan obat penurun panas kepada anaknya. Padahal kalau cukup sabar, cukup membujuk anak buat makan makanan nan bergizi dan istirahat nan banyak.

Cacar akan sembuh sendiri setelah masa inkubasi dan masa menurunnya agresi virus terhadap tubuh. Oleh sebab itulah krusial buat menemukan cara dan teknik nan tepat agar anak mau bekerja sama dan orangtua tak harus memberikan obat kimia. Sebenarnya kalau anak mau, ada lagi obat ramuan tradisional nan cukup baik bagi anak. Misalnya, jahe, serai, daun sirih, ditambah gula merah. Daun sirih nan mengandung banyak antiseptik itu dapat memberikan pengaruh nan baik kepada ruam nan memerah.

Bila perlu, minum air rebusan daun sirih dua gelas sehari. Tidak banyak nan sangagup melakukannya sehingga pemberian serai dan jahe akan mengkamuflase rasa daun sirih. Gula merah nan baik juga dapat membuat anak nan meminum air ramuan ini merasa segar dan hangat. Kalau mau, air buat merebusnya berasal dari air kacang hijau (bukan bubur kacang hijau). Cara mendapatkan air kacang hijau cukup mudah.

Rebus kacang hijau segenggaman selama 10 menit saja. Air nan telah berwarna kekuningan itu ditiriskan buat menyingkirkan kacang hijaunya. Lalu gunakan air itu buat merebus daun sirih, jahe, dan serai beserta dengan gula merah. Setelah 15, menit, tiriskan dan minumlah sebanyak 2 atau 3 gelas sehari. Air kacang hijau nan penuh dengan vitamin E itu sangat baik buat kecerahan kulit setelah terkan cacar. Tentu saja hal ini tak terlalu merepotkan. Daripada harus ke dokter dan apotik demi memeriksakan diri dan membeli obat. Terkadang harus antri juga.



Sejarah Penyakit Cacar

Sekarang orang dapat saja mengatakan bahwa penyakit cacar ini tak berbahaya. Namun, pada saat obat-obatan belum lengkap, cacar ini pernah membunuh begitu banyak orang. Pada abad ke-18, bangsa Eropa kehilanmgan begitu banyak penduduk dampak penykit satu ini. Begitu juga dengan penduduk orisinil Amerika. Penyakit cacar ini pada awalnya ditemukan pada tahun 1122 SM, di negeri Cina.

Tidak mengherankan sebab adanya konvoi orang Cina nan begitu pesat ke seluruh dunia, penyakit nan cukup sistemik ini, akhirnya menular kepada banyak orang di seluruh dunia. Masyarakat Cina ini memang telah menjadi penjelajah global sejal zaman dahulu. Tidak heran cukup banyak penyakit nan ditularkan oelh orang Cina kepad dunia. Hal ini memang tak dapat disangkal tetapi tanpa adanya konvoi orang Cina ke seluruh dunia, mungkin global tak seperti sekarang ini.

Penularan cacar ini telah membuat orang mengubah pandangannya terhadap penyakit ini. Pemerintah seluruh global berusaha membuat penyakit ini musnah dan terkubur. Namun, ternyata penyakit cukup tangguh. Imunisasi nan diberikan kepada para bayi seakan tak mampu menghentikan gerakannya. Imunisasi cacar itu seharusnya diulangi lagi ketika anak telah berusia 12 tahun atau 10 tahun setelah imunisasi nan pertama.

Penyakit cacar air bukanlah suatu penyakit nan berbahaya. Penyakit infeksi dampak virus varicella zoster pun dapat sembuh dengan sendirinya, terutama bila daya tahan tubuh penderita meningkat. Meskipun demikian, apabila tak segera ditangani dan diobati, cacar air bisa menyebar ke seluruh tubuh dan akan mengganggu penampilan fisiknya. Apalagi kalau sampai membuat kulit menjadi penuh dengan bercak bekas cacar.



Gatal dan Nyeri

Setelah terinfeksi virus penyebab cacar air, penderita akan mengalami demam nan cukup tinggi, tenggorokan sakit, tubuh terasa lemah dan lesu, sakit pada kepala, pilek, serta nyeri pada persendian dan tulang. Pada beberapa hari pertama gejala ini muncul mungkin akan dianggap sebagai gejala penyakit flu atau demam biasa sebab gejala awal penyakit ini memang mirip dengan gejala penyakit dampak infeksi.

Namun setelah beberapa hari kemudian akan muncul gejala lain nan sering diperlihatkan penderita penyakit cacar air ini, seperti bintik-bintik ruam kemerahan di permukaan kulit pada bagian dada atau punggung, maupun bagian tubuh lainnya. Apabila tak segera ditangani, bintik-bintik merah tersebut akan berubah menjadi lenting atau bulatan kecil nan berisi air.

Lenting atau mlenting ini biasanya menyebar merata di berbagai permukaan kulit, khususnya di bagian dada dan perut, serta punggung. Cairan dalam lenting itu ialah bakteri penyakit nan bisa menyebar dan menular bila terkena kulit orang lain. Apalagi rasanya nan gatal dan nyeri kadang mendorong penderita buat menggosok atau menggaruk secara tak sengaja sehingga menyebabkan lenting menjadi pecah.



Ruam Syaraf

Ada asumsi bahwa setelah terkena cacar air, seseorang akan kebal buat selamanya. Asumsi ini sebenarnya kurang tepat. Virus varicella zoster nan menjadi penyebab cacar ini masih akan tetap berada didalam tubuh, meski penderita sudah sembuh. Bahkan virus ini bisa muncul lagi puluhan tahun kemudian dan akan menyerang lagi saat kondisi tubuh melemah, terutama ketika kita menjadi tua dan memasuki usia lanjut.

Dalam sejumlah kasus, virus ini akan muncul lagi dan menyebabkan terjadinya penyakit ruam syaraf atau dompo (herpes zoster). Penyakit nan menyerang kulit ini muncul seperti cacar air, hanya saja terjadi dalam bentuk sebaris atau selajur di bagian tubuh tertentu. Bagian kulit nan terkena dompo atau ruam syaraf ini akan terasa gatal, nyeri, dan panas, sehingga akan mendorong penderita buat menggaruk, seperti terjadi pada cacar air.


Namun ruam syaraf ini pun bisa sembuh dengan sendirinya, terutama bila kondiri tubuh membaik. Namun buat mencegah terjadinya akibat nan lebih parah, sebaiknya segera periksakan ke dokter.