Teori Makhluk Luar Angkasa dan Pemahaman Baru Tentang Injil

Teori Makhluk Luar Angkasa dan Pemahaman Baru Tentang Injil

Kehadiran makhluk luar angkasa masih menjadi kontroversi dalam kehidupan manusia modern. Benarkah makhluk luar angkasa ada? Banyak nan membantah, bahwa alien hanyalah rekayasa pikiran manusia, atau taktik pertahanan negara eksklusif buat melindungi kepentingannya.

Namun, tidak sedikit nan menyebutkan, mustahil bahwa alam semesta nan luas ini, nan memiliki milyaran matahari, tidak memiliki satu planet pun nan mempunyai kehidupan. Kalau tidak ada kehidupan sedikit pun, kecuali kehidupan di bumi, betapa sia-sianya alam semesta ini.

Apa guna milyaran matahari, dan milyaran planet lain tersebut dibandingkan sebuah planet kecil di pinggiran galaksi bimasakti? Maka, tidak salah kalau banyak orang nan mengeluarkan teori demi teori tentang kehadiran makhluk asing. Salah satu nan paling terkenal tentu saja Erich Von Daniken.



Erich Von Daniken dan Kontroversi Makhluk Luar Angkasa Sebagai 'Pencipta Kebudayaan' di Bumi

Lahir pada 14 April 1935 di Zofingen, Argau, Swiss, Erich Von Daniken muncul sebagai salah satu orang nan paling gemar dengan ide bahwa alien benar-benar nyata. Teorinya dibangun dari anggapan demi asumsi, penghubungan demi penghubungan.

Beberapa orang nan skeptis tentu saja akan menertawai teori Erich Von Daniken. Namun, bagi mereka nan tertarik dengan global alien, rahasia nan tidak terungkap, teori semacam ini sangat asyik buat disimak dan diikuti. Walaupun begitu, tak semuanya harus dipercayai.

Erich Von Daniken secara generik memberi konsep pemahaman bahwa semua peradaban di dunia, terhubung dengan alien. Lebih tepatnya, alienlah nan membantu manusia buat melakukan pengembangan demi pengembangan dalam kehidupannya.

Peradaban-peradaban maju di masa lalu, oleh Erich Von Daniken, dianggap tak independen. Ada hegemoni makhluk luar angkasa nan menyebabkan manusia zaman dahulu menciptakan piramida di berbagai belahan dunia.



Teori Makhluk Luar Angkasa dan Garis Nazca

Satu nan paling menarik ialah teori Erich Von Daniken tentang makhluk luar angkasa dan garis Nazca. Garis Nazca ini ialah kumpulan gambar-gambar (geoglif) raksasa nan membentang di gurun Sechura. Daerah antara kota Nazca dengan Palpa di Peru.

Sangat unik, bagaimana mungkin manusia zaman dahulu menciptakan gambar-gambar seperti kera, burung kolibri, ikan, kadal, dan makhluk aneh, dengan ukuran luar biasa. Sangat aneh pula, ada apa di balik penciptaan geoglif-geoglif seperti ini. Apakah penduduk Nazca pada masa tersebut hanya iseng, ataukah ada hal lain?

Melihat gegaris dengan bentuk unik dan ukuran nan fantastis ini terhampar di sebuah gurun, Erich Von Daniken muncul dengan gagasannya. Menurutnya, gambar-gambar ini 'bermasalah'. Pertama, tentu masalah terletak pada siapa nan membuat, sehingga garis-garis tadi kekal hingga saat ini, dalam sebuah padang pasir.

Semestinya, menurut Von Daniken, garis-garis itu dapat saja lenyap tertiup angin, jika dibuat oleh manusia biasa. Apalagi kedalamannya hanya 10 hingaga 30 centimeter saja. Masalah kedua, ialah motif pembuatan.

Menurut Von Daniken, satu-satunya kemungkinan melihat geoglif-geoglif ini hanyalah dari langit, sebab tak ada loka nan tinggi di padang pasir tersebut. Artinya, jika orang-orang Nazca pada masa lalu ingin membuat gegaris tadi, mereka harus membuat alat semacam pesawat terbang buat memantau perkembangan demi perkembangan pembuatan garis. Hal ini juga buat memandu para pembuat garis tadi buat menyusun geoglif demi geoglif raksasa.

Masalahnya, adakah pada masa tersebut, orang nan sudah membuat pesawat terbang? Untuk menjawab hal ini, dengan berani Erich Von Daniken menjawab, bahwa gegaris ini bukan gegaris biasa. Gegaris ini ialah semacam landasan pesawat alien nan hendak mendarat ke bumi. Bentuk-bentuk nan berbeda, menunjukkan disparitas jenis pesawat nan mendarat di gurun Nazca.

Dengan demikian, pembuat garis-garis tadi, ialah para alien. Kalau tidak, manusia nan dipandu oleh alien membuat garis tersebut. Sekilas, terkesan realistis. Namun, pendapat ini muncul dari paradigma Erich Von Daniken nan sudah melihat pesawat terbang, dan menyaksikan bahwa pesawat terbang membutuhkan landasan buat mendarat.

Ada teori lain nan membantah pendapat Erich Von Daniken ini. Gegaris ini sama sekali bukan protesis alien. Melainkan bentuk pemujaan penduduk setempat pada dewa. Sejak zaman dahulu, gurun Nazca begitu kering oleh air.

Maka, para penduduk menggunakan gambar demi gambar ini sebagai bentuk permintaan donasi kepada dewa-dewa di langit. Permintaan tersebut ialah buat mencurahkan hujan sebagai penyambung kehidupan manusia di dataran Nazca.

Menurut Johan Reinhard, salah satu arkeolog, garis-garis Nazca dapat dikatakan sebagai jalur nan mengarah pada loka di mana para dewa nan akan mencurahkan hujan tersebut dipuja-puja. Sementara itu, tentang pendapat Erich Von Daniken bahwa buat membuat garis Nazca, seseorang harus terbang, atau setidaknya memiliki pesawat terbang.

Ada teori lain nan membantah. Pertama, terdapat beberapa daratan tinggi di daerah tersebut. Hal ini memungkinkan seseorang atau beberapa kelompok melihat pengerjaan geoglif demi geoglif. Ada pula nan menyebutkan, geoglif tadi baru terlihat dalam ketinggian tertentu.

Ketinggian ini terlalu rendah buat ukuran pesawat terbang nan melintas. Artinya, jika geoglif beraneka rupa tadi merupakan sebuah landasan pesawat terbang atau pesawat luar angkasa, dari jeda nan terlalu tinggi, gambar-gambar ini tidak akan cukup terlihat.



Teori Makhluk Luar Angkasa dan Pemahaman Baru Tentang Injil

Beberapa teori Erich Von Daniken nan cukup kontroversial, terkadang cukup memanaskan telinga mereka nan terlalu ortodok pada agama. Namun, di sisi lain, bagi mereka nan mempelajari ilmu esoteris agama, tentu teori Erich Von Daniken ini lebih mirip guyonan segar nan cukup menghibur.

Beberapa teori tersebut, di antaranya ialah penafsiran Erich von Daniken tentang gempa bumi nan menimpa kaum Sodom dan Gomorah. Kaum Nabi Luth nan dihukum Tuhan sebab menyukai sesama jenis.

Von Daniken berasumsi bahwa gempa bumi tersebut, bukan gempa bumi biasa, melainkan gempa bumi nan berasal dari bom atom. Malaikat nan memberitahu Luth, ialah para alien makhluk luar angkasa nan bertugas buat menyelamatkan Luth.

Bom atom nan sudah disetel akan meledak pada waktu tertentu. Salah satu nan mengindikasikan hal ini ialah nasib istri Luth. Hanya sebab ia menoleh ke belakang, ia turut menjadi korban peristiwa tersebut.

Teori lain nan cukup menantang, ialah pendapat tentang percakapan Nabi Musa dan Tuhan. Suara Tuhan di Gunung Sinai, dapat ditafsirkan sebagai suara alien nan menggunakan alat eksklusif sehingga menimbulkan gema.

Demikian pula pelukisan kemunculan awan dalam peristiwa Nabi Musa, nan dapat ditafsirkan sebagai kemunculan sebuah pesawat luar angkasa. Sementara itu, Ezekiel nan berjumpa dengan Tuhan nan mengendarai kendaraan beroda empat, dapat ditafsirkan pula sebagai alien nan mengendarai pesawat tertentu.

Permasalahannya adalah, Erich Von Daniken berangkat dari masa modern buat memahami kisah-kisah di atas. Dalam kerangka berpikirnya, sudah terkonstruksi kendaraan modern, dan sebagainya. Dengan demikian, sebuah indikasi eksklusif dalam Alkitab, akan dipahami dengan cara berbeda pula olehnya. Kasusnya sama dengan umat beragama nan sering memaksakan penafsiran modern mereka pada ayat-ayat kudus kitab mereka.

Masih banyak teori demi teori nan dibangun Erich Von Daniken buat membahas kehadiran makhluk luar angkasa dan intervensinya kepada makhluk bumi. Bagi Erich Von Daniken, tanda sekecil apa pun dalam sebuah kebudayaan, dapat menjadi kunci pemahaman bahwa makhluk luar angkasa memang ada dan membantu umat manusia.

Teori ini sendiri, jelas dibantah oleh mereka nan skeptis atau kurang suka dengan penjelasan-penjelasan nan bersifat imajinatif. Namun, teori Erich Von Daniken dan makhluk luar angkasa, tak akan wafat oleh zaman. Akan ada banyak pendukung teori ini, dengan beberapa alasan baru nan lebih segar.

Masalah kebenaran, tentu tak ada nan benar-benar tahu hingga semuanya tersingkap. Namun, dapat dikatakan ide Erich Von Daniken tentang makhluk luar angkasa, berhasil membuat banyak orang mampu berpikir di luar kotak paradigma manusia selama ini.