Harga Minyak Tanah

Harga Minyak Tanah

Harga minyak tanah nan melambung tinggi membuat panik masyarakat Indonesia terutama kaum Ibu. Akibat naiknya harga minyak tanah terhadap keuangan keluarga nan semakin meningkat saja. Tidak hanya di daerah perkotaan, kenaikan harga minyak tanah ini pun membuat resah warga di daerah pedesaan.



Sebab-Sebab Naiknya Harga Minyak Tanah

Banyak hal nan menyebabkan terjadinya kenaikan harga minyak tanah ini. Peran Pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun daerah sangat penting. Kenaikan harga minyak tanah nan menjulang tinggi ini disebabkan oleh:

  1. Melonjaknya Harga Minyak Dunia. Krisis energi nan terjadi menyebabkan melonjaknya harga minyak dunia. Harga minyak tanah ikut mahal. Kebijakan penyediaan minyak tanah nan selama ini disubsidi oleh Pemerintah mulai dirubah. Akibat dari pencabutan subsidi minyak tanah ini jelas menyebabkan kenaikan harga minyak tanah dan menambah beban pengeluaran masyarakat.

  2. Berkurangnya Pasokan Minyak Tanah. Harga minyak tanah makin menjulang tinggi terutama di daerah. Harga minyak tanah menjadi mahal, juga menjadi barang langka nan sulit dicari. Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan minyak tanah dan terganggunya distribusi minyak tanah ke beberapa daerah.

Tidak heran, di setiap tempat, harga minyak tanah selalu tak sama. Jumlah pasokan minyak tanah dan langkanya minyak tanah membuat pedagang maupun penyalur minyak tanah mulai mempermainkan harga minyak tanah ini seenaknya.



Harga Minyak Tanah

Harga minyak tanah resmi nan telah ditetapkan oleh pemerintah ialah Rp 3.000,- per liter dan SPBU menjual dengan harga Rp 4.500,- per liter. Tapi pada kenyataannya, disetiap loka harga minyak tanah ini lebih mahal dari harga nan ditetapkan. Bahkan di beberapa daerah harga minyak tanah mencapai puluhan ribu per liternya.

Kenaikan harga minyak tanah tersebut disebabkan kurangnya perhatian dan supervisi dari Pemerintah baik pusat maupun daerah, terhadap distribusi dan penyaluran minyak tanah oleh agen atau penyalur. Konversi dari minyak tanah ke gas LPG nan dilakukan oleh pemerintah juga belum optimal. Ketakutan masyarakat dampak banyaknya tabung gas nan meledak terutama nan berukuran 3 kg, membuat masyarakat lebih banyak memilih buat kembali menggunakan bahan bakar minyak tanah ini.

Bagaimanapun juga, masyarakat tetap berharap agar harga minyak tanah bisa kembali stabil dan keadaan ekonomi berangsur pulih kembali.