Kinerja Perusahaan Tambang Batu Bara

Kinerja Perusahaan Tambang Batu Bara

Batu bara di pelataran pertambangan di Indonesia masih menempati top five dalam perangkingan kebutuhan konsumen terhadap barang tambang. Hampir rata-rata perusahaan tambang batu bara banyak nan berkomitmen buat menjawab kebutuhan tersebut dengan menargetkan buat bisa memproduksi 80 ribu ton per bulan.

Kebutuhan global terhadap si hitam manis ‘batu bara’ masih belum tergantikan. Kebutuhan pada hasil tambang ini masih sangat tinggi terutama bagi Cina serta India.



Energi Alternatif Panas Bumi

Penggunaan energi geothermal sudah lama dilakukan. Tercatat, Italia telah menggunakan sumber energi geothermal pada 1913. Sementara itu, Selandia Baru mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber energi ini pada 1958. Penggunaan sumber energi baru, seperti energi panas bumi, merupakan salah satu jawaban buat mengantisipasi habisnya energi dari bahan bakar fosil.

Listrik dan minyak bumi merupakan kebutuhan primer masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Sektor industri dan perdagangan ialah nan paling banyak menggunakan dua sumber energi primer tersebut. Industri memiliki peran primer dalam menyokong perekonomian suatu negara. Mesin ialah bagian dari proses kegiatan industri.

Untuk bisa menggerakkan mesin-mesin dalam proses produksi, dibutuhkan listrik berkekuatan tinggi. Sementara dalam hal pendistribusian, bahan bakar minyak menjadi faktor penggeraknya. Kedua sektor ini harus mengimbangi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM nan hampir dapat dipastikan akan berimbas pada iklim investasi.

Potensi energi alternatif geothermal nan dimiliki Indonesia, yaitu sebesar 27 Gwe nan setara dengan 12 miliar barel minyak bumi nan bisa digunakan sampai 30 tahun.

Tak heran jika pemerintah mencoba memproyeksikan kontribusi dari energi alternatif ini nan akan digunakan buat kelistrikan sekitar 9.500 Mwe atau 5% nya dari kebutuhan energi buat pembangkit listrik pada 2025 nan ditetapkan dalam kebijakan energi nasional.

Sedangkan buat pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif geothermal ini telah diatur dalam undang-undang No.27 tahun 2003 dan peraturan pemerintah No. 59 tahun 2007. Pengembangan potensi dari sumber energi alternatif geothermal ini didasari oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

  1. Potensi sumber energi alternatif nan besar, yaitu di lapangan Seulawah Agam di Nangroe Aceh Darusalam, Tampomas dan Cisolok-Cisukarame di Provinsi Jawa Barat, Gunung Unggaran di Jawa Tengah, Ngebel Wilis di Jawa Timur, dan Jailolo di Halmahera Maluku Utara.
  1. Melambungnya harga minyak bumi di dunia, sehingga mendorong digunakannya sumber energi alternatif panas bumi.
  1. Adanya isu pemanasan dunia nan diakibatkan adanya penggunaan bahan bakar nan berasal dari fosil. Sedangkan geothermal sendiri justru bisa mengurangi imbas rumah kaca.

Berdasarkan penelitian, emisi nan dihasilkan dampak pembangkit listrik menggunakan geothermal nisbi rendah dibanding sumber energi lainnya. Emisi karbon dioksida nan dihasilkan tercatat sebesar 180-200kg/MWh.

Bandingkan dengan emisi karbon nan dihasilkan batubara, yakni sebesar 900-1000kg/MWh. Energi geothermal dapat menjadi potensi nan menjanjikan dalam mendukung isi Protokol Kyoto.

Energi alternatif ialah energi cadangan nan banyak tersedia di alam sekitar. Sama halnya fosil nan digali sebelum diteliti dan diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal demi keberlangsungan hayati penduduk dunia. Energi ini bisa dicari dan diteliti taraf probabilitas dari potensi nan dimilikinya.

Bayangkan bila dahulu para ilmuan tak mengambil langkah niscaya buat meneliti fosil, kemungkinan saat ini kita tak akan mengenal bahan bakar bensin dan minyak lain, serta kendaraan bermotor nan memudahkan perjalanan dari atau ke loka nan jauh.



Produksi Batu Bara

Dahulu, batu bara pernah digunakan sebagai bahan bakar penggerak lokomotif dan mesin uap. Namun, sejak ditemukannya bahan bakar lain nan lebih kondusif dan murah, penggunaan batu bara mulai dihentikan secara perlahan sebab dianggap tak ekonomis. Kini, batu bara cair atau coal liquefaction mulai dilirik kembali sebagai bagian dari sumber energi alternatif nan terbarukan.

Di Afrika Selatan, terdapat perusahaan nan meneliti pencairan batu bara. Mereka menemukan bahwa pencairan itu bisa mengubah batu bara menjadi minyak, seperti gasoline, diesel, jet fuel, dan gas, serta bahan kimia, seperti pupuk dan metanol. Hal ini tentu sangat menggembirakan di tengah isu terbatasnya ketersediaan minyak bumi.

Indonesia pada 2004 membuat pangkalan spesifik di Cirebon nan mengurusi program pencairan batu bara. Dengan menggunakan teknologi dari Jepang, IBCL atau Improve Brown Coal Liquefaction , Indonesia terus melaju mengembangkan program ini. Begitu banyaknya persediaan batu bara di Nusantara memungkinkan kita tak lagi bergantung pada minyak bumi.

Indonesia memanfaatkan sumber energi alternatif geothermal buat pembangkit listrik tenaga panas bumi. Ada tiga komponen primer nan dibutuhkan buat penggunaan energi alternatif ini.



1. Ground Loops

Bentuknya berupa pipa panjang nan dikubur di dalam tanah, nan di dalamnya terdapat campuran air dan zat anti beku. Alat ini dipompakan di sekitar pipa buat menyerap panas bumi. Pipanya ada nan berbentuk spiral horizontal, spiral horizontal, dan lubang bor.



2. Heat Pump System

Sistem pemompa panas ini terdiri dari sebuah evopator, kompresor, dan kondensor nan mirip digunakan pada sebuah lemari es.



3. Distribution System

Alat ini fungsinya buat mengirimkan panas ke bagian bawah lantai. Alat ini memungkinkan buat penyimpanan air panas dengan menggunakan sistem GSHP ( Ground Source Heat Pump ).

Mungkin bahan bakar batu bara ini juga dapat digunakan buat menggantikan bensin buat kendaraan. Selain bisa menghemat pengeluaran BBM, juga bisa mengurangi polusi udara nan sebagian besar dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor.

Meskipun batu bara cair belum banyak digunakan di Indonesia, tapi ada baiknya juga taaruf kepada masyarakat lebih awal itu sangat membantu agar masyarakat bisa memanfaatkan batu bata cair sebagai energi alternatif.

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penghematan minyak bumi. Salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi ialah batu bara, nan telah dijelaskan tadi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya dalam suatu pernyataannya tentang proyeksi perkembangan perusahaan tambang batu bara akan terus mendorong pertumbuhan produksi hingga mencapai 326juta ton.

Perkembangan produksi batu bara terbagi ke dalam tiga golongan besar, yakni jumlah total produksi, produksi buat alokasi ekspor, dan produksi buat alokasi pemakaian sendiri. Kompendium buat ketiganya ialah telah terjadi kenaikan nan signifikan pada ketiga golongan tersebut.

Pertama, peningkatan sebesar 14 juta ton pada produksi domestik. Kedua, peningkatan sebesar 42 juta ton pada produksi ekspor, dan ketiga ialah peningkatan sebesar 56 juta ton pada produksi batu bara nasional.



Kinerja Perusahaan Tambang Batu Bara

Salah satu perusahaan tambang batu bara nan tetap eksistensi sejak awal kiprahnya di pelataran pertambangan di Indonesia ialah PT.Cipaganti Inti Resources di bawah naungan Cipaganti Group. Dari awal kiprahnya hingga sekarang tetap setia dalam meningkatkan kinerja dalam memproduksi hasil tambang batu bara.

Bahkan Manajemen Cipaganti Group berani memproyeksikan buat tiga tahun ke depan, bahwa Cipaganti Group sebagai perusahaan batu bara terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara, berusaha mempertahankan produksi dengan penargetan sebesar 12 juta ton per tahunnya.

Hal ini merupakan bentuk kinerja nan mempunyai nilai positif sebagai perusahaan batu bara dengan proyeksi perkembangan pertambangan global pada umumnya.

Cipaganti Group dalam gebrakannya telah membagi-bagi dengan penuh perhitungan supaya ada pemerataan produksi pada beberapa daerah, yakni Dumai di Kutai Barat, Bentian Besar di Kutai Barat, Sandaran di Kutai Timur, dan Bongan di Kutai Barat. Dumai telah siap memproduksi dan nan lainnya diperkirakan akan siap berproduksi dalam waktu dekat.



Nilai Batu Bara

Dengan diperhitungkannya kebutuhan batu bara dalam kapasitas kebutuhan dunia, maka bisa diperkirakan bahwa nilai batu bara akan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Contohnya, harga batu bara di pasar dunia saat ini berkisar antara US$ 8-120 per ton dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sebesar 10 hingga 15 persen.

Perubahan nilai dan harga batu bara itu berkaitan erat dengan berbagai aspek. Antara lain ialah aspek nan berhubungan dengan biaya transportasi dan pendukungnya, biaya custom clearance dan release barang pada sistem di pelabuhan, regulasi kargo, dan sebagainya.

Karena dianggap batu bara bisa mengganti kebutuhan terhadap minyak tanah dunia. Maka baik semua pihak, termasuk di dalamnya, pemerhati ekonomi dunia, pelaku bisnis, pemakai dan pengguna, serta perusahaan tambang batu bara, semua mengkampanyekan hal nan sama. Yakni, buat mulai menyosialisasikan pemakaian batu bara sebagai substitusi minyak tanah.