Sumber Listrik dari Panas Bumi

Sumber Listrik dari Panas Bumi

Di tengah paceklik dan menipisnya cadangan minyak bumi dan pasokan listrik, orang dituntut buat kerja kreatif dengan menciptakan atau menggalakkan sumber energi altenatif. Untuk sumber listrik alternatif telah ditemukan dan coba dibudidayakan seperti pelaksanaan sel surya, bioetanol, dan memanfaatkan tenaga air.

Untuk bisa menggerakkan mesin-mesin dalam proses produksi, dibutuhkan listrik berkekuatan tinggi. Sementara dalam hal pendistribusian, bahan bakar minyak menjadi faktor penggeraknya. Kedua sektor ini harus mengimbangi kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM nan hampir dapat dipastikan akan berimbas pada iklim investasi.



Proses Pengolahan Sampah Menjadi Sumber Listrik

Sampah termasuk nan jadi masalah primer di hampir seluruh kota di dunia, juga mendapat perhatian buat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber energi kelistrikan. Tumpukan sampah nan menggunung diolah dalam beberapa termin sebelum akhirnya menjadi sumber listrik.

Ada dua jenis energi nan dapat dihasilkan dari sampah ini, yaitu gas bio nan dihasilkan dari sampah nan diproses secara biologis dan proses pembakaran nan dapat menghasilkan panas. Sumber panas dari pembakaran sampah ini dapat dimanfaatkan buat menggerakan generator listrik nan akan menjadi sumber energi listrik.

Sebelum menjadi sumber listrik, sampah diolah dalam tiga termin proses, yaitu proses fisik, proses kimiawi, dan proses biologi. Berikut ini klarifikasi mengenai proses pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Pada termin proses fisik, sampah dipisah-pisahkan dari unsur-unsur lain nan tak dikehendaki, seperti unsur logam. Ketika unsur-unsur nan tak diperlukan tak dipisahkan dari tumpukan sampah, akan mempengaruhi proses pengolahan termin selanjutnya.

Hal kedua nan dilakukan dalam termin proses fisik ini ialah mutilasi sampah menjadi ukuran lebih kecil. Hal ini dimaksudkan agar memperluas pada permukaan nan akan mempermudahan pada proses kimiawi dan biologis pada termin selanjutnya.

Setelah didapatkan bentuk fisik nan sinkron dengan nan dikehendaki, maka termin selanjutnya ialah proses kimiawi. Pada proses ini bahan sampah dicampur dengan bahan kimiawi sebagai penolong dan pengencer. Bahan pengencer dimaksudkan agar sampah menjadi sejenis pada saat diaduk-aduk. Setelah didapatkan sampah nan sudah sejenis dengan bahan campuran kimia, termin selanjutnya ialah proses pengeringan.

Proses selanjutnya ialah proses biologi. Pada proses ini ditambahkan bakteri buat membantu proses fermentasi. Proses biologi ini akan berlangsung dengan berhasil apabila bongkahan sampah benar-benar sudah terbebas dari unsur logam berat.

Bakteri nan membantu proses fermentasi ini memang dikenal sangat sensitif terhadap logam berat. Proses sampah secara biologi ini dilakukan di dalam ruang rapat udara atau oksigen. Dari proses biologi ini akan dihasilkan gas bio nan komponen utamanya berupa methan.

Seperti telah disinggung di awal bahwa selain dapat menghasilkan gas bio melalui proses biologi, sampah juga dapat menghasilkan panas melalui proses pembakaran langsung.

Untuk menghasilkan energi dari sampah melalui proses pembakaran langsung ini, tak serumit proses menghasilkan gas bio. Sampah kota dapat langsung melalui proses pengeringan, kemudian dipress buat mendapatkan ukuran tertentu, lalu dibakar pada ruang pembakaran.

Sebelum sampah dibakar, kadar air jangan terlalu tinggi, sehingga sampah menjadi mudah terbakar. Sampah nan kadar airnya sudah sinkron baku ini, kemudian dimasukkan ke dalam ruang pembakaran dan dapat menghasilkan temperatur sampai 200 derajat celcius. Suhu panas ini dipergunakan buat menggerakan turbit uap, nan telah tersambung dengan dinamo listrik, sebagai sumber primer pembangkit energi listrik.



Sumber Listrik dari Panas Bumi

Panas bumi ialah energi nan dihasilkan dari perut bumi dampak gerakan magma nan bersuhu tinggi. Energi kalor nan disimpan oleh magma tersebut digunakan buat membangkitkan pembangkit listrik. Selain itu, energi panas tersebut biasa digunakan buat kegiatan komersil, seperti pengeringan hasil pertanian, pengeringan kayu, pemanasan ruangan, dan pemanasan tanah.

Penggunaan energi geothermal sudah lama dilakukan. Tercatat, Italia telah menggunakan sumber energi geothermal pada 1913. Sementara itu, Selandia Baru mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber energi ini pada 1958. Penggunaan sumber energi baru, seperti energi panas bumi, merupakan salah satu jawaban buat mengantisipasi habisnya energi dari bahan bakar fosil.

Energi geothermal berasal dari panas nan ada dalam dapur magma. Energi panas nan tersimpan dalam dapur magma tersebut naik ke permukaan melalui prosedur konduksi dan konveksi.

Mekanisme konduksi terjadi jika perambatan panas terjadi melalui batuan nan ada di sekitar dapur magma. Prosedur konveksi terjadi jika perambatan panas terjadi melalui uap air nan terus menerus mengalir.

Massa air akan cenderung tertarik ke pusat bumi. Karena adanya pemanasan, massa jenis air akan menjadi lebih rendah, sehingga akan mengapung ke permukaan. Uap air nan lebih rendah massa jenisnya akan naik ke permukaan dan digantikan oleh massa air nan lain. Proses tersebut terjadi secara siklis.

Lalu, bagaimana para insinyur mengetahui adanya sumber panas bumi? Keberadaan sumber energi geothermal dilihat dari gejala-gejala nan biasa terjadi di lapangan. Gejala-gejala tersebut, di antaranya adanya kolam air panas, geyser, lumpur panas, dan mata air panas. Gejala-gejalan tersebut kemudian dieksplorasi kandungan dan potensi energi geothermal nan tersimpan.

Pada prinsipnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) mempunyai kecenderungan proses kerja dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Bila pada PLTU, pembangkit nan digunakan ialah uap air nan dihasilkan oleh boiler, pada PLTP boiler alami ialah dapur magma. Prosedur nan terjadi pun hampir mirip. Uap air nan dihasilkan oleh boiler tersebut dialirkan menuju turbin. Turbin berputar dan mengkonversi energi nan disimpannya menjadi energi listrik.

Pada beberapa kasus, uap air nan disimpan pada geothermal tak berbentuk uap murni. Uap tersebut masih tercampur dengan air. Oleh sebab itu, air tersebut terlebih dahulu dipisahkan dengan menggunakan separator. Uap air nan terpisah digunakan buat memutar turbin.

Berdasarkan penelitian, emisi nan dihasilkan dampak pembangkit listrik menggunakan geothermal nisbi rendah dibanding sumber energi lainnya. Emisi karbon dioksida nan dihasilkan tercatat sebesar 180-200kg/MWh. Bandingkan dengan emisi karbon nan dihasilkan batubara, yakni sebesar 900-1000kg/MWh. Energi geothermal dapat menjadi potensi nan menjanjikan dalam mendukung isi Protokol Kyoto.

Energi alternatif ialah energi cadangan nan banyak tersedia di alam sekitar. Sama halnya fosil nan digali sebelum diteliti dan diolah sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal demi keberlangsungan hayati penduduk dunia. Energi ini bisa dicari dan diteliti taraf probabilitas dari potensi nan dimilikinya.

Banyak cara nan bisa dilakukan buat menghasilkan sumber listrik alternatif, seperti dari sampah dan panas bumi. Pemanfaatan sampah masyarakat sebagai sumber listrik alternatif bisa membantu mengurangi pencemaran lingkungan.

Seperti nan kita ketahui, pencemaran lingkungan oleh sampah masyarakat sangat memprihatinkan. Dampak dari pencemaran lingkungan itu bisa dirasakan oleh semua makhluk hidup, seperti lingkungan nan kotor dan bau, sungai nan kotor, dan berbagai penyakit berdatangan.

Untuk itu, dengan adanya pemanfaatan sampah sebagai sumber energi listrik ini bisa membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu, sebagai pengguna listrik, kita harus melakukan penghematan dalam menggunakan listrik.

Hemat listrik sudah digembor-gemborkan oleh pemerintah, bahkan ada program ekonomis listrik. Program ekonomis listrik ini bukan sebagai jargon saja, tapi juga harus dipraktekkan oleh kita semua.

Salah satu ekonomis listrik nan bisa kita lakukan ialah menggunakan listrik seperlunya. Contohnya mematikan lampu ketika tidur atau mematikan televisi ketika tak ada nan menonton, atau tak menggunakan listrik hiperbola pada saat pemakaian sedang naik, yaitu pada sore dan malam hari.

Selain itu, menggunakan lampu ekonomis energi pun bisa dilakukan buat ekonomis listrik. Penyuluhan tentang ekonomis listrik tersebut belum menyadarkan semua masyarakat negeri ini. Masih banyak orang nan memakai listrik seenaknya.

Energi listrik nan dibutuhkan masyarakat semakin hari semakin meningkat. Tapi, energi listrik sendiri semakin hari semakin berkurang. Bagaimana kalau sumber energi listrik habis? Apakah kita akan kembali lagi ke masa lalu, yaitu masa sebelum ada listrik, hanya menggunakan cahaya api?

Tentu saja kita tak ingin kembali ke masa lalu. Untuk itu, penghematan listrik perlu dilakukan dan dipraktekkan oleh semua masyrakat. Selain itu, pengolahan sampah sebagai sumber listrik alternatif juga bisa membantu menghasilkan kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi kita semua.