Pahala Jihad

Pahala Jihad

Konsep jihad masih kabur bagi sebagian orang. Mendengar kata jihad bagi sebagian orang merupakan perkataan nan cukup berat bahkan terkesan mengerikan. Jihad dianggap sebagai momok dan diidentikkan dengan perbuatan berani wafat cuma-cuma buat melakukan tindakan nan menakut-nakuti musuh. Bagi pelakunya, ia konfiden akan masuk surga tanpa dihisap. Ia akan berjalan ke surga bak berjalan di jalan tol tidak berbayar. Tak ada pertanyaan dari malaikat nan akan membuatnya disiksa. Hayati baginya bagai sebuah permainan dalam penjara sehingga ia harus segera mengakhiri kehidupannya dengan cara bunuh diri.



Jihad Bukan Teroris

Isu terorisme dunia nan begitu kuat merebak menyebabkan masyarakat generik merasa tambah ngeri saat mendengar kata jihad. Jihad dipandang sebagai gerakan terorisme atau nama lain dari bentuk kejahatan internasional. Jihad itu ialah pengeboman dan penculikan nan disertai pembunuhan nan kejam. Itulah pandangan banyak orang tentang orang Islam nan sering mendengung-dengungkan kata jihad dalam berbagai kesempatan.

Mendengar kata jihad orang tak berpikir lagi bahwa ini merupakan bagian dari amalan primer nan diwajibkan atas umat Islam dalam rangka meraih surga. Orang tidak ingat lagi dengan cita-cita sebagai syuhada nan jasadnya wangi hingga ke surga. Yang ada di pikiran masyarakat, jihad ialah tindakan brutal dan kejahatan terselubung nan mengerikan. Benarkah apa nan dipahami oleh masyarakat tersebut? buat memahami secara universal tentang jihad, maka seseorang perlu mengkaji bagaimana sebenarnya konsep jihad dalam Islam.

Jihad di dalam Islam merupakan upaya bentuk perlawanan perjuangan oleh umat Islam terhadap kaum kafir selain Islam nan dengan jelas dan konkret memusuhi mereka. Jihad dipilih sebagai cara tepat buat memuliakan izzah atau harga diri umat Islam itu sendiri. Umat Islam bukanlah budak nan setiap saat mau diperlakukan sebagai bawahan dan diperlakukan secara sewenang-wenang.

Oleh karena itulah Allah menganjurkan perintah jihad sebagai bentuk perlawanan umat Islam. Inilah konsep jihad awal nan harus dipahami. Jadi jihad bukanlah tindakan teror tidak bertanggung jawab nan meresahkan banyak masyarakat. Jihad merupakan cara bentuk perlawanan umat Islam terhadap kondisi dimana umat Islam telah diperlakukan sewenang-wenang oleh orang kafir, umat Islam diserang lebih dulu oleh orang-orang kafir.

Melawan dalam artian ini bukan artinya umat Islam akan memusuhi semua orang nan tak menganut agama Islam. Ada orang-orang kafir eksklusif nan harus dilawan dengan segenap jiwa dan raga. Lalu apakah jihad itu hanya seperti itu? Ternyata ada banyak makna jihad nan bukan hanya berperang memanggul senjata lalu wafat dinyatakan sebagai syahid. Wanita nan meninggal ketika melahirkan anaknya dapat dikatakan sebagai seorang syuhada dan ia sama dengan berjihad. Wanita nan menjaga rumah dan harta suaminya, melayani suami dan mengasuh anak-anaknya, juga dikatakan sebagai seseorang nan berada dalam ladang jihad. Ia pun akan mendapatkan pahala jihad nan akan memasukkannya ke dalam surga.

Orang-orang nan diberi karunia harta nan berlimpah nan didapatkannya dari jalan nan halal, lalu menggunakan harta itu buat memajukan umat Islam, itupun merupakan satu bentuk jihad. Tidak mudah membuka mata menyerahkan harta nan telah dicari dengan susah payah kepada orang lain nan belum tentu akan menggunakan harta itu dengan baik. Sangat mengagumkan orang-orang nan mau berjihad dengan hartanya.

Guru nan memberikan ilmunya kepada banyak orang dan juga terus menuntut ilmu, dapat dikatakan bahwa ia berada di jalan jihad. Begitupun dengan anak-anak nan belajar di sekolah dan orang-orang nan menuntut ilmu, mereka juga berada di ladang jihad. Tidak mudah belajar ikhlas tak melakukan kesenangan global dan menggantinya dengan cara melakukan hal-hal lain nan lebih bermanfaat. Itulah mengapa para penuntut ilmu ini dikatakan berada di jalan jihad. Mencari ilmu ialah bentuk kewajiban nan harus dilakukan. Ketika banyak ilmu telah diangkat, itulah tandanya kiamat telah dekat.

Jadi, begitu banyak jalan jihad nan dapat ditempuh oleh umat Islam dan bukan hanya lewat jalan bunuh diri nan diatasnamakan agama. Adalah suatu kekonyolan meledakkan diri di sebuah masjid ketika orang sedang melaksanakan sholat Jumat. Itu sama saja dengan menganggap keluarga sendiri sebagai kafir. Orang Islam itu tak boleh menuduh orang Islam lainnya kafir kalau orang tersebut belum terang-terangan keluar dari agama nan telah paripurna ini.



Pahala Jihad

Dapat dipahami mengapa banyak orang mau wafat dalam jihadnya. Islam memberikan banyak keutamaan pahala bagi mereka nan mau melakukan jihad baik jiwa, harta maupun jihad melawan hawa nafsu. Jihad nan paling primer adalah pergi berperang di medan pertempuran dengan tujuan buat meraih ridho Allah nan berujung pada gelar syuhada dan mendapatkan hadiah syurga.

Ada banyak keistimewaan bagi mereka nan dapat bergelar sebagai syuhada (orang nan wafat secara syahid), di antaranya; jasad seorang syuhada akan tercium wangi oleh orang-orang di sekitarnya. Inilah nan sering dialami oleh para syuhada di Palestina dalam berjihad melawan kebrutalan Israel. Keistimewaan berikutnya ialah syuhada kelak mampu mengumpulkan pakar keluarganya di syurga, akan mendapatkan bidadari surga, dan sebagainya.

Semua janji Allah itu tentu saja akan sangat menyenangkan. Kematian ialah hayati nan sesungguhnya. Kematian ialah satu keabadian. Alangkah indahnya ketika dalam keabadian itu hayati bahagia dalam taman-taman surga nan keindahannya belum pernah terlihat mata dan belum pernah terbetik dalam benak. Siapa nan tak mau dapat mengumpulkan seluruh keluarga di surga? Bukankah itulah reuni nan paling akbar dari nan terakbar. Reuni di surga. Hanya orang-orang nan benar-benar percaya janji Allahlah nan akan dengan bahagia hati melakukan semua nan diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya demi meraih mimpi tinggal di surga.

Konsep Jihad di Palestina

Jika ingin mengetahui secara konkret bentuk dan konsep tentang jihad nan dibenarkan dalam Islam, maka lihatlah bagaimana perlawanan jihad nan dilakukan para Muslim Palestina dalam melawan Yahudi Israel. Di Palestina merupakan wilayah nan telah memberikan kewajiban bagi setiap Muslim buat melakukan jihad. Jihad nan dilakukan Muslim Palestina tidak lain bertujuan buat menjaga kesucian Masjid Al Aqsa dan melakukan perlawanan terhadap tindak invasi wilayah secara brutal oleh Yahudi Israel.

Israel merupakan kelompok kafir harbi, yakni kafir nan melakukan penyerangan secara terang-terangan dan memusuhi umat Islam. Oleh karena itu umat Islam wajib melakukan perlawanan kembali sebagai bentuk upaya penegakan harga diri umat Islam. Jadi tak sahih jika konsep tentang jihad nan dilakukan di Palestina dipandang sebagai bagian dari aksi teroris sebagaimana nan sering terjadi di belahan global lain berupa aksi-aksi pengeboman.

Jihad nan dilakukan oleh Muslim Palestina diantaranya melalui cara gerakan intifadhah, bom syahid dan sebagainya. Aksi-aksi ini semata-mata dilakukan sebagai upaya pembelaan diri terhadap tindak kekejaman Israel nan telah melampaui batas humanisme seorang manusia. Orang Israel nan telah melampau batas itu benar-benar harus diberi pelajaran. Tidak mengherankan kalau setiap jiwa di Palestina akan terpanggil melakukan nan terbaik demi agamanya. Siapa nan tak terpanggil membela agama nan diyakini?

Siapa nan darahnya tak mendidih ketika melihat tentara Israel menembaki orang-orang nan akan pergi ke Yuresalem dan sholat di masjid Al Aqsa nan menjadi salah satu masjid nan paling disucikan di dunia? Bagaimana darah tak bergejolak kalau mengetahui kaum kafir zionis Israel itu mencoba menghancurkan masjid loka Rasulullah berangkat dan diangkat ke langit pada peristiwa Isra’ Mi’raj? Saat orang Indonesia berusaha masuk ke Palestina menjadi bagian dari tentara Palestina nan melawan Isreal, mereka juga niscaya tahu bahwa apa nan mereka lakukan dapat mengakibatkan jiwa mereka melayang.

Semangat tetap menyala walaupun resiko nan dihadapi tak kecil. Itu sebab mereka tahu bila mereka mati, mereka akan dianugerahi gelar syuhada. Kalau perang nan terjadi di Afghanistan juga dapat dikatakan sama. Tetapi ‘perang’ nan dilakukan di negeri kondusif sentosa dengan penduduk muslim terbesar di dunia, itu ialah suatu kekonyolan nan tidak boleh terulang lagi. Mereka tidak berpikir bahwa orang Indonesia itu sangat konfiden kalau Allah Swt ialah Tuhan mereka. Oleh karenanya, darah orang Indonesia itu tak halal buat ditumpahkan. Konsep jihad nan membabi buta hanya akan merusak makna jihad nan sesungguhnya.