Overschedulling

Overschedulling

Waktu ialah perubahan. Dan perubahan berasal dari dalam diri kita. Jika kita tak mengikuti anggaran sederhana ini, kita niscaya berada di bawah tekanan dari tenggat waktu, beban kerja dan krisis.

Mengapa berapa banyak pekerjaan tangan nan pernah di masukkan ke dalam rencana, tapi toh selalu kehabisan waktu. Hal ini tak hanya dilihat dalam kehidupan profesional, tetapi kehidupan pribadi juga.

Karena salah urus waktu membuat kita kehilangan kepastian promosi di loka kerja, kesepakatan bisnis nan sangat penting, kehidupan cinta, pesta ulang tahun anak atau jam nonton bola! Taktik manajemen waktu nan jelek akan membangun stres dan mengambil imbas pada kesehatan.

Dalam manajemen waktu , membuat perencanaan itu ialah hal nan absolut dilakukan. Ketika kita memutuskan buat tak membuat rencana, maka sebenarnya kita sedang mengatakan bahwa kita tak memerlukan manajemen waktu. Namun demikian, kegiatan perencanaan ini ternyata memerlukan takaran nan cukup. Artinya, kita tak boleh terlalu berkutat dengan planning dan gagal dalam menindaklanjuti planning tersebut.

Harus diingat bahwa membuat perencanaan ialah awal dari siklus manajemen waktu, dan bukan akhirnya. Selain tak itu ada gejala bahwa beberapa orang mempunyai kesamaan buat menjadikan semua kegiatan sebagai obyek rencana. Membuat perencanaan harus mempertimbangkan realita bahwa hayati kita diliputi olah banyak sekali kejadian nan tak pasti.



Missplanning

Missplanning mengandung arti salah perencanaan. Kesalahan ini meliputi:

  1. Salah informasi, sebab informasi nan dikumpulkan kurang lengkap dan tak benar.
  2. Salah sasaran, yaitu target planning nan tak tepat
  3. Salah penempatan,. Karena sasarannya tak tepat, maka alokasi sumber daya juga akan salah
  4. Salah waktu, biasanya disebabkan sebab kesalahan informasi sehingga penentuan waktu nan tepat tak bisa dilakukan.

Akibat dari missplanning ini ialah kegagalan.



Overdetail

Dalam manajemen waktu , hal-hal detil sangat diperlukan. Kegiatan nan direncanakan harus logis, konkrit, dan detil. Namun demikian, detail nan terlalu hiperbola akan membuat sebuah urusan menjadi lebih kompleks dari sesungguhnya. Hal-hal nan terlalu detil akan menyulitkan kita buat membedakan mana hal nan pokok dan mana nan sampingan. Overdetail menyebabkan planning nan dibuat menjadi terlalu kaku dan tak fleksibel.



Overschedulling

Overschedulling berarti terlalu anyak menjadwalkan kegiatan. Hal ini menjadi sesuatu nan hiperbola sebab kita memiliki keterbatasan dalam waktu dan kemampuan. Untuk menyiasati overschedulling ini, kita bisa melakukan hal