Interaksi Sosial Dalam Sosiologi - Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial

Interaksi Sosial Dalam Sosiologi - Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial

Interaksi sosial dalam Sosiologi ialah syarat primer agar aktivitas sosial dapat terlaksana. Bayangkan jika dalam hidupnya manusia tak saling berinteraksi, bagaikan hayati disebuah kotak tanpa ventilasi tanpa benda apapun di dalamnya. Hayati terisolasi tanpa mengetahui orang-orang di luar, serta tak mengetahui perubahan dan perkembangan nan ada di sekelilingnya.

Banyak sekali bentuk hubungan sosial nan dapat kita temukan atau biasa kita lakukan setiap harinya. Misalnya saja ketika sedang berpapasan dengan orang lain lalu memberikan senyum tanpa berkata-kata, itupun sudah menjadi bentuk interaksi sosial dalam Sosiologi.

Suatu tindakan dapat disebut sebagai suatu tindakan sosial apabila arti subjektifnya dihubungkan dengan individu atau manusia lainnya. Hal tersebut sudah dapat merujuk kepada pengertian Sosiologi atau hubungan sosial dalam Sosiologi. Sosiologi ialah kajian ilmu nan mempelajari tentang kehidupan manusia, interaksi manusia dengan manusia, dan interaksi manusia dengan lingkungannya.

Manusia ialah makhluk sosial, memang sudah seharusnya melalukan hubungan sosial. Hal ini sudah dimulai sejak manusia lahir, ia memiliki insting buat melakukan hubungan sosial. Sosiologi mempelajari jaringan nan ada di dalamnya. Insting manusia nan fundamental buat mendapatkan kebutuhan hidupnya adalah:

  1. Kebutuhan afeksi, yaitu kebutuhan manusia buat mendapatkan rasa afeksi dan perhatian.
  2. Kebutuhan inklusi, yaitu suatu kebutuhan buat mendapatkan kepuasan dan mempertahankan apa nan sudah didapatkannya.
  3. Kebutuhan kontrol, yaitu kebutuhan pengawasan, perlindungan, dan kekuasaan.


Interaksi Sosial dalam Sosiologi - Syarat-syarat Hubungan Sosial

Interaksi sosial tak hadir dengan sendirinya, ia harus memenuhi syarat-syarat nan dapat mengartikan bahwa sudah terjadi atau adanya hubungan sosial. Sayarat-syarat hubungan sosial dalam Sosiologi ialah sebagai berikut:



1. Syarat-syarat Hubungan Sosial - Adanya Kontak Sosial

Kontak berasal dari bahasa latin con dan cum nan artinya "bersama-sama" dan tango nan artinya "menyentuh". Di zaman teknologi dan informasi sekarang ini, kontak sosial tak hanya terjadi secara langsung. Kontak sosial dapat melalui pelantara teknologi, misalnya telepon, chating , jejaring sosial dan lain sebagainya. Ada beberapa hal dimana kontak sosial dapat terjadi, diantaranya yaitu:

  1. Kontak sosial individu dengan individu/perorangan, contohnya hubungan sosial nan terjadi dalam rumah, yaitu antara anak dengan orang tuanya. Proses tersebut dinamakan pengenalan sosial, dimana anggota kelompok (anak) mulai mempelajari kebiasaan dan anggaran nan ada di dalam rumahnya
  2. Kontak sosial antara individu/per orang dengan kelompok nan ada di masyarakat ataupun sebaliknya, antara kelompok nan ada di masyarakat dengan perorangan. Misalnya, hubungan sosial nan dilakukan oleh kelompok buat menerapkan anggaran kepada anggotanya atau seseorang nan menolak peraturan dari salah satu kelompok masyarakat.
  3. Interaksi sosial antara kelompok manusia dengan kelompok manusia. Misalnya, dua partai atau kelompok mengadakan kerjasama dalam rangka pengadaan pelatihan keterampilan bagi masyarakat di pedalaman.


2. Syarat-syarat Hubungan Sosial - Adanya komunikasi

Kontak sosial dapat terjadi bukan hanya adanya tindakan, namun dapat terjadi jika adanya tanggapan atas tindakan. Di situlah akan terjadi sebuah proses komunikasi. Komunikasi atau kontak sosial dalam sosiologi dapat terjadi secara sekunder maupun primer.

  1. Komunikasi Utama ialah komunikasi nan dilakukan oleh dua orang atau lebih nan saling bertatap muka secara langsung. Dimana terdapat proses penyampaian pikiran dan perasaan kepada orang lain. Komunikasi utama dapat dengan menggunakan lambang, seperti isyarat, gambar maupun bahasa nan mampu diterjemahkan oleh orang lain.
  2. Komunikasi Sekunder ialah komunikasi nan menggunakan perantara. Mediator nan digunakan dapat dengan mediator orang lain atau melalui media, seperti telepon, surat kabar, film, surat dan lain sebagainya.

Dari gambaran di atas, terdapat beberapa hal nan dapat disimpulkan mengenai hubungan sosial ini. Maka, secara garis besar ciri-ciri dari hubungan sosial dalam Sosiologi tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Interaksi sosial terjadi apabila terjadi antara dua orang atau lebih.
  2. Adanya komunikasi antara pelaku, dapat melalui komunikasi secara utama ataupun secara sekunder.
  3. Interaksi sosial terjadi sebab ada maksud dan tujuan nan jelas.
  4. Interaksi sosial dilaksanakan melalui pola dan sistem sosial tertentu.


Interaksi Sosial Dalam Sosiologi - Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial

Interaksi sosial dalam Sosiologi nan terjadi secara terus menerus di antara nisbi nan lama dan berulang-ulang akan melahirkan pola sosial atau interaksi nan standar dan membentuk kebiasaan ataupun nilai. Hubungan sosial dalam Sosiologi atau masyarakatnya terjadi sebab adanya tujuan dan maksud nan jelas, juga bisa terjadi sebab adanya faktor-faktor sebagai berikut.



1. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Imitasi

Berdasarkan penamaannya, imitasi ialah peniruan oleh karenanya hubungan sosial dapat dikarenakan faktor peniruan, dimana tindakan seseorang didasari meniru seseorang. Dapat meniru gaya bicara, penampilan, Norma dan lain-lainnya. Contohnya, seorang anak nan meniru Norma dan cara bicara salah satu orang tuanya. Dari lingkungan keluarga proses imitasi berkembang ke lingkungan di luar rumahnya, pada saat seorang anak mulai berteman dan mengidolakan seseorang.

Saat ini dengan terbukanya akses komunikasi dan telekomunikasi, banyak faktor imitasi nan dapat mempengaruhi generasi muda. Proses imitasi dapat mengarah kepada hal-hal nan positif ataupun negatif. Agar tak mengarah kepada hal-hal nan tak diinginkan, maka harus dibarengi dengan adanya kontrol berupa kebiasaan dan nilai nan mampu menunjang kehidupan bermasyarakat.



2. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Identifikasi

Identifikasi ialah cara dan upaya nan dilakukan oleh seorang individu buat menjadikan sama dengan individu nan ditirunya. Pola peniruan nan dibuat sangat persis dapat membuat si peniru mengidentifikasikan dirinya dengan orang nan ditirunya. Proses pengidentifikasian bukan hanya terjadi pada hal nan nampak diluar seperti penampilan dan kelakuan, namun juga dapat melalui proses kejiwaan.



3. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Sugesti

Sugesti ialah stimulus, berupa rangsangan nan diberikan seseorang individu kepada orang lain agar mengikuti dan mempercayai apa nan sudah disugestikan. Sugesti dapat dilakukan oleh dari individu ke kelompok, juga dapat dilakukan sebaliknya. Wujud sugesti dapat berupa sikap ataupun tindakan dan perilaku. Sugesti cenderung bersifat negatif, misalnya anak-anak nan putus sekolah akan terlibat kenakalan dan kejahatan atau orang nan menderita sakit nan parah lebih mempercayai dukun dibandingkan dokter.



4. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Motivasi

Berbeda dengan sugesti, motivasi lebih bersifat positif. Motivasi ialah dorongan, stimulus, atau pengaruh nan diberikan seseorang kepada kelompok atau sebaliknya. Dimana nan diberi motivasi tersebut mengikuti dan mempercayai apa nan dimotivasikan secara rasional, kritis, dan dibarengi dengan rasa penuh dengan tanggung jawab.

Beberapa bentuk motivasi lainnya, contohnya seperti anjuran seorang guru kepada muridnya agar mau belajar dengan tekun. Bukan hanya pada waktu sedang berada dilingkungan sekolah, namun dilakukan di rumah agar lulus dan dapat menempuh pendidikan ke jenjang nan lebih tinggi.



5. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Simpati

Simpati ialah proses dimana seseorang merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang sebab sikap dan pembawaannya. Perasaan simpati dapat melahirkan rasa kasih dan sayang, misalnya seorang lelaki merasa simpati kepada seorang perempuan akan melahirkan rasa cinta. Simpati ialah hal nan kodrati dalam bentuk daya tarik.



6. Faktor-faktor nan Menyebabkan Hubungan Sosial - Adanya Empati

Empati mirip dengan simpati, namun ikut merasakan tak hanya semata-mata sebab psikis atau kejiwaan saja, namun dibarengi dengan perasaan nan sangat mendalam. Misalnya pada waktu melihat tayangan mengenai bala alam di suatu daerah, ada perasaan duka dan sedih seolah-olah diri sendiri nan sedang mengalami bala tersebut.

Interaksi sosial dalam Sosiologi juga berhubungan dengan status sosial setiap individu, maksudnya ialah hubungan sosial dibentuk pula oleh status sosial. Misalnya, seorang anak tak akan berbicara dan bertindak kasar kepada orang tuanya atau orang nan lebih tua atau dapat dilihat interaksi atau pola inteaksi antara pimpinan dan bawahan dalam suatu perusahaan.

Karena hubungan sosial dalam Sosiologi diberi bentuk oleh status sosial, maka dalam status sosial terdapat peran sosial nan lebih bersifat dinamis. Peran sosial dapat didefinisikan sebagai harapan-harapan nan dibebankan kepada manusia nan mendapatkan status sosial tertentu. Dalam menjalankan perannya kadang-kadang mengalami masalah dan konflik. Agar tak terjadi permasalahan dan konflik nan mengakibatkan permasalahan nan cukup besar, maka dibutuhkan pencerahan agar hubungan sosial dalam Sosiologi dapat berjalan dengan harmonis.