Tentang Syiah - Bagaimana Syiah Berkembang?

Tentang Syiah - Bagaimana Syiah Berkembang?

Setelah Revolusi Iran pada Februari 1979 meletus, semakin banyak nan membicarakan tentang Syiah . Maklum, salah satu pendorong Revolusi Iran -yang dianggap sebagai Revolusi Islam terbesar di global sebab melibatkan lebih dari 10 juta demonstran- ialah Ayatullah Khomeini nan seorang Syiah sejati.

Kesyiahan Khomeini -seperti halnya warga Iran lainnya- terimplikasikan dengan berdirinya Republik Islam Iran nan mengenal adanya dewan paling tinggi dari kalangan ulama Syiah. Akan tetapi, barangkali kita belum terlalu mengenal Syiah.



Tentang Syiah - Siapakah Syiah?

Syiah ialah orang-orang nan mengaku sebagai pembela Ali bin Abi Tholib. Syiah sendiri berarti "pembela". Orang Syiah mengklaim bahwa Nabi Muhammad SAW sebelum mati sudah memberikan tampuk kekuasaan pada Ali bin Abi Thalib. Orang Syiah juga menganggap ucapan nabi di Gadir Khum sebagai pembenaran pengangkatan Ali sebagai Khalifah.

Dikisahkan, suatu ketika Nabi dan para sahabat beristirahat di Gadir Khum selepas menunaikan ibadah haji. Di Gadir Kum inilah Nabi menunjuk Ali sebagai penggantinya. Terdapat hadits nan diriwayatkan at-Tabrani sebagai berikut:

"Ya Allah! Barangsiapa nan beriman kepadaku dan membenarkan aku, hendaknya ia menjadikan 'Ali ibn Abi Talib sebagai pemimpin. Sesungguhnya kepemimpinan Ali ialah kepemimpinanku; dan kepemimpinanku ialah kepemimpinan Allah".

Menariknya, hadits tersebut oleh banyak kalangan dianggap mutawatir (meragukan, tak sah).



Tentang Syiah - Mengapa Syiah muncul?

Syiah muncul sebagai reaksi atas perpolitikan Islam nan kacau, terutama semasa pemerintahan Utsman bin Affan, khalifah ketiga, hingga seterusnya. Bagi Syiah, seandainya Abu Bakar tak "merebut" posisi khalifah dari Ali 2 hari setelah wafatnya Nabi, kekhalifahan tak akan rancu balau.

Dengan demikian, Syiah bertujuan buat "mengembalikan" kekuasaan Islam nan sah, yaitu keluarga Ali; sebab Ali menikah dengan Fatimah, putri Nabi SAW. Melalui interaksi Ali dan Fatimahlah keturunan nabi muncul.

Dengan demikian, sebenarnya Syiah ialah golongan nan kecewa atas politik Islam; bukan golongan nan benar-benar bersetia pada A- Quran dan Al-Hadits.



Tentang Syiah - Bagaimana Syiah Berkembang?

Syiah berkembang berkesuaian dengan orang-orang atau imam nan mereka jadikan panutan. Misalnya, Syiah Ismailliyah. Syiah ini mengangkat imam ketujuh dalam urutan garis imam Syiah, Ismail bin Ja'far as Shadiq, sebagai imam tertinggi.
Terdapat pula Syiah Isna 'Asyariyyah.

Sesuai namanya, Syiah genre ini mengangkat imam keduabelas, Muhammad al-Mahdi al-Muntazar, sebagai imam tertinggi. Yang menarik, pengikut genre ini percaya bahwa Al-Muntazar tak mati pada 260 H. Mereka konfiden bahwa Al-Muntazar menghilang atau diangkat Allah ke langit seperti nan dialami oleh Nabi Isa. Bahkan, mereka menganggap bahwa Al-Muntazar kelak akan kembali ke global sebagai imam Mahdi.

Akan tetapi, hingga 1200 tahun setelah wafat, Al-Muntazar belum muncul. Banyak nan menduga bahwa Syiah Isna 'Asyariyyah tak mampu menerima fenomena bahwa imam paling tinggi mereka meninggal sehingga memunculkan klaim "hilang secara misterius".

Alasannya, jika dilihat lebih jauh, jika Al-Muntazar ialah Imam Mahdi, seharusnya Dajjal sudah muncul dan global sudah kiamat 1200 tahun lalu. Akan tetapi, belum terjadi apa-apa hingga kini.

Yang paling menarik dalam perpecahan Syiah dalam beberapa golongan ini, semua imam nan mereka angkat sebagai imam paling tinggi (sejak Ismail bin Ja'far as Shadiq hingga Al-Muntazar) sebenarnya tak mengetahui pengangkatan tersebut sebab sudah meninggal sebelum diklaim.

Kalaupun mereka masih hidup, kemungkinan mereka tak setuju "dituhankan" seperti nan dilakukan orang-orang Syiah kepada mereka. Jadi, banyak nan menyebutkan bahwa Syiah terlalu mengada-ada dan memanfaatkan isu politik buat mengincar kedudukan duniawi.



Belajar Tentang Syiah buat Pemula

Tulisan pendek ini, bukan buat mencari akar disparitas ideologi Syiah-Sunni melainkan sebuah upaya populis, kajian ringan dan sederhana tentang Syiah. Lalu apa itu Syiah? Mengapa sebagian kecil umat Muslim "alergi" terhadap Syiah? Apakah Syiah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW?

Syi'ah merupakan satu di antaranya mazhab Islam. Syiah berarti juga pengikut atau pembela Ahlul Bait (keluarga nabi) nan dalam hal ini Imam Ali bin Abi Thalib. Ingat, Muslim Syiah juga mengakui, mengikuti, dan membenarkan Islam sinkron ajaran Nabi Muhammad SAW.

Lawan-lawan pemikiran Syiah seringkali memojokkan Syi'ah dengan dalil-dalil bahwa Syi'ah menolak kepemimpinan tiga Khalifah Sunni, yakni Abu Bakar, Utsman, dan Umar. Padahal Muslim Syi'ah pun sangat menghormati tiga khalifah nan juga sahabat Nabi tersebut. Muslim Syiah mempercayai bahwa sepeninggal Rasulullah, keluarga Muhammad ialah pusat terbaik (sumber) buat mempelajari Quran dan Islam.

Muslim Syiah berpendapat Ali bin Abi Thalib -menantu Nabi Muhammad ialah kepala keluarga Ahlul Bait dan penerus kekhalifahan. Pandangan ini berbeda dengan tradisi Muslim Sunni. Ali dipilih melalui perintah langsung dari Nabi Muhammad. Bukankah perintah nabi ialah perintah nan berdasarkan wahyu Allah Swt?

Akibat dari disparitas antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menyebabkan terjadinya disparitas tajam antara Syiah dan Sunni, termasuk dalam penafsiran Alquran, hadis, para sahabat, dan lain sebagainya.

Satu hal lagi dalam tradisi Syiah mengakui otoritas Imam Syiah (wakil Tuhan) sebagai pemegang otoritas agama dan berhak mengeluarkan fatwa. Muslim Syiah juga mempercayai 12 imam, 1 imam masih gaib, yakni Imam Mahdi dan akan muncul sebagai penakluk Dajjal.

Dalam Syiah terdapat ushuluddin -pokok (pokok-pokok agama) dan furu'uddin -ranting (penerapan agama). Pokok-pokok agama dalam Syiah antara lain sebagai berikut.

  1. Tauhid, Allah Swt, Esa, tak beranak dan tak diperanakkan.
  2. Al-'Adl, Allah Swt. ialah Maha Adil.
  3. An-Nubuwwah, meyakini para nabi sebagai pembawa warta dari Tuhan buat umat manusia
  4. Al-Imamah, meyakini adanya imam pelanjut sebagai penerus selebaran kenabian.
  5. Al-Ma'ad, percaya kepada Hari Kiamat (Hari Kebangkitan)

Sedangkan di Sunni lazimnya rukun Islam & rukun Iman terdiri atas:



Rukun Islam
  1. Syahadat
  2. Shalat
  3. Puasa
  4. Zakat
  5. Haji


Rukun Iman
  1. Allah
  2. Alquran
  3. Nabi
  4. Malaikat
  5. Hari Akhir
  6. Qada & Qadar

Perbedaan pendapat tersebut tak perlu dibesar-besarkan. Sebab, masih bisa ditemukan alasan dan jawabannya. Contoh sederhana, apabila seseorang mempercayai nabi, otomatis ia mempercayai Al-quran (karena para Nabi-lah nan membawa selebaran Ketuhanan) dan apabila ia mempercayai Quran sudah niscaya ia percaya kepada Tuhan, Allah Swt. Semua rukun-rukun Iman dan rukun Islam bermuara kepada satu hal: TAUHID.

Lantaran terlalu banyaknya mazhab (pandangan Islam) sehingga kadang-kadang umat Muslim terpecah belah. Sudah banyak referensi-referensi nan ditulis seputar Syiah baik dalam bentuk buku maupun format digital (data internet online). Pendek kata, memahami dan mendeteksi Islam nan sahih itu seperti apa? Mudah saja.

Selagi ia masih mengucap syahadat, tiada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwa nabi terakhir ialah Nabi Muhammad SAW Maka sudah dipastikan ia berada dalam "mata air" kebenaran.

Jadi, jangan sampai lemah dan kurangnya informasi akan hakikat ajaran Syiah lalu Norma berkomentar sebelum memahami duduk persoalannya dan menyebabkan sesama Muslim saling membenci.

Konspirasi dari pihak musuh-musuh Islam nan kemudian memprovokasi disparitas mazhab dalam Islam menyebabkan saudara sesama Muslim saling bunuh-bunuhan. Sangat memprihatinkan dan sekaligus mengerikan.

Allah sendiri nan mengatakan bahwa: "Jika Aku menginginkan semua seragam (serupa), itu ialah hal nan mudah bagi-Ku. Aku menciptakan kamu dari jenis-jenis nan berbeda supaya kamu saling mengenal dan saling menghormati."

Marilah kita sesama umat Islam mulai manunggal dalam lingkar tauhid, tolong-menolong dalam kebaikan dan kebajikan. Tentu saja buat perdamaian dan kedamaian dunia. Buktikanlah bahwa Islam agama damai dan rahmat bagi seluruh isi semesta alam.

Jangan bisanya hanya saling mencibir, memaki, menghina, dan meledek saudara sesama Muslim. Sudah saatnya orang Islam hadir dan turut serta dalam memulihkan kehormatan agama Islam.