Pakaian Adat Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Pakaian Adat Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Apa nan Anda ketahui tentang baju adat minangkabau ? Indonesia terdiri dari ribuan pulau, beraneka budaya, suku bangsa, dan bahasa. Sebagai negara nan memiliki banyak suku bangsa dan budaya, maka setiap daerah pun memilki jenis baju tradisional atau baju adat nan berbeda. Mulai dari daerah di ujung pulau Sumatera sampai daerah di ujung Papua, majemuk kebudayaan termasuk baju adat ialah kekayaan dari negara kita nan patut kita banggakan.

Salah satu daerah di Indonesia nan memiliki baju tradisional nan menarik buat diteliti ialah baju adat Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti kita ketahui, daerah Minang merupakan daerah di Indonesia nan kental dengan adat Melayu serta kaya akan budaya dan sastra. Banyak sastrawan besar Indonesia nan lahir dari ranah Minang. Begitu juga dengan pakaian, Minangkabau memiliki baju adat nan unik serta kaya makna.

Baik baju adat buat wanita atau baju adat buat pria memiliki makna masing-masing dari atas sampai bawah. Terlebih lagi baju adat nan dipakai oleh orang-orang nan memiliki peranan krusial di dalam masyarakat Minang, misalnya Bundo Kanduang dan Penghulu. Sandang adat keduanya memiliki makna serta berbeda dengan baju masyarakat biasa. Setiap wilayah di Minang memiliki jenis baju adat nan berbeda, tetapi umumnya memiliki beberapa kesamaan.



Makna Sandang Adat Bundo Kanduang

Tidak semua wanita Minang dapat menjadi Bundo Kanduang. Wanita nan dapat diangkat menjadi Bundo Kanduang ialah seseorang nan arif bijaksana, kata-katanya selalu didengarkan, dan menjadi loka atau pemegang harta pusaka dari kaumnya. Hal tersebut jugalah nan membuat baju adat Minangkabau buat Bundo Kanduang berbeda dengan baju wanita lainnya. Sandang adat Bundo Kanduang biasanya terdiri dari tengkuluk, pakaian kurung, kain selempang, kain sarung, serta hiasan seperti anting-anting, gelang, dan kalung.



Tengkuluk

Bundo kanduang biasanya memakai epilog kepala nan bernama tengkuluk tanduk atau tengkuluk ikek. Bentuk epilog kepala ini seperti tanduk, kedua ujungnya runcing dengan rumbaian emas. Makna simbolis dari tengkuluk ini menandakan bahwa bundo kanduang sebagai pemilik dari rumah gadang. Makna lainnya ialah bahwa bundo kanduang tak boleh menjunjung beban atau beban nan berat.



Baju kurung atau disebut juga pakaian bertabur (baju batabue)

Baju kurung bundo kanduang biasanya berwarna hitam, merah, biru, atau lembayung dengan taburan benang-benang emas. Taburan benang emas ini melambangkan kekayaan alam bumi Minangkabau . Baju kurung bundo kanduang juga dihiasi oleh minsai. Minsai ialah pinggiran pakaian kurung nan diberi benang emas. Minsai memiliki makna demokrasi nan luas di tanah Minang tetapi masih dalam batas-batas nan patut.



Kain selempang

Kain selempang dipakai di bahu kanan nan menyilang ke rusuk kiri bermakna tanggung jawab bundo kanduang nan harus melanjutkan keturunan.



Kain sarung

Kain sarung (kodek) balapak dengan sulaman emas. Pemakaian sarung ini bermakna menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Ada banyak ragam kain sarung, ada nan lajur, bersongket, dan berikat.



Perhiasan

Perhiasan nan dipakai bundo kanduang ada anting-anting, gelang, dan kalung. Kalung disebut juga dukuh. Jenis kalung nan biasa digunakan ada beberapa macam ada kalung perada, deraham, cekik leher, kaban, manik pualam, dan dukuh panyiaram.

Kalung melambangkan bahwa bundo kanduang selalu berada dalam kebenaran, seperti halnya kalung nan melingkar di leher. Makna lainnya ialah teguh pendirian dalam kebenaran. Gelang nan biasanya dipakai ada beberapa jenis yaitu gelang bapahek, gelang ula, kunci maiek, gelang rago-rago, dan gelang basa. Makna dari gelang ialah segala sesuatu ada batasnya, artinya tak boleh menginginkan sesuatu secara berlebihan. Gelang itu melingkari tangan, tangan ialah bagian tubuh nan dapat meraih sesuatu.



Makna Sandang Adat Penghulu

Penghulu atau biasa disebut ninik mamak memiliki peranan krusial dalam kaumnya dan mendapat gelar datuk dari kaumnya juga. Ia pun berhak mengatur keluarga dalam kaumnya. Penghulu pun memiliki pakain kebesaran nan juga merupakan baju adat Minangkabau.

Sandang adat buat penghulu memiliki disparitas di setiap daerah di Minang, tetapi umumnya terdiri atas destar, pakaian hitam longgar, celana hitam lebar, sesamping, kain sandang, keris, dan tongkat. Setiap bagian dari pakain adat tersebut memiliki makna simbolis masing-masing.



Destar

Destar merupakan epilog kepala nan biasa disebut juga dengan saluak batimba (seluk bertimba) nan terbuat dari kain batik. Bagian depan destar dibentuk berkerut dengan bagian atas datar. Kerutan tersebut melambangkan anggaran hayati dari masyarakat Minangkabau.



Baju hitam longgar

Baju hitam longgar ini memiliki lengan nan lebar dan longgar. Pada bagian leher tak berkatuk dan tak berkancing sampai dada. Hal ini melambangkan keterbukaan dan kelapangan seorang pemimpin.



Celana hitam lebar

Celana hitam lebar atau lapang. Walaupun lebar atau lapang tetapi tetap dibatasi oleh ukuran dan jangka yaitu minsai (benang emas). Celana ini melambangkan kesiagaan seorang pemimpin.



Sesamping

Sesamping dililitkan di pinggang dengan sudut seperti niru tergantung. Sudut ini melambangkan kehati-hatian pemakai akan perbuatannya di dalam masyarakat. Rona sesamping nan dipakai biasanya merah sebab melambangkan keberanian serta tanggung jawab. Ada ragi benang emas nan menghiasinya, hal ini melambangkan pengetahuan nan cukup dimiliki oleh si pemakai. Selain sesamping juga digunakan ikat pinggang dari sutra nan berjumbai agar kuat dan kokoh luar dan dalam.



Kain sandang

Bahunya diselendangkan kain pakaian nan melambangkan kebesaran seorang penghulu.



Keris

Posisi keris diselipkan di perut ke sebelah kiri, melambangkan keberanian dengan tak bermaksud melawan musuh melainkan menjadi hakim.



Tongkat

Tongkat menjadi penanda buat anggota di kaumnya bahwa penghulu memiliki tongkat buat menjalankan tugasnya. Tongkat juga melambangkan bahwa setiap keputusan harus ditegakkan dengan penuh wibawa.



Pakaian Adat Sebagai Warisan Budaya Bangsa

Selain dari baju adat buat bundo kanduang dan penghulu, masih ada beberapa baju adat Minangkabau nan lainnya seperti baju buat sehari-hari. Pakaian-pakaian adat tersebut merupakan salah satu unsur budaya Minangkabau nan perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

Pakaian adat bundo kanduang dan penghulu misalnya, tak hanya sekadar baju adat, sebab mereka krusial buat kaumnya, tetapi juga sebab memiliki makna simbolis nan menunjukkan betapa pentingnya peran seorang bundo kanduang dan penghulu.

Sebagai warisan budaya bangsa, baju adat tak saja perlu diketahui dan dijaga oleh warga lokal, dalam hal ini Minangkabau, tetapi juga oleh seluruh rakyat Indonesia. Misalnya dengan hanya mengetahui bahwa ada baju adat seperti baju adat buat bundo kanduang, dan penghulu di Minang, hal tersebut sudah menunjukkan bahwa bangsa ini peduli dan selalu ingin mengetahui tentang warisan budaya daerah lain.

Pakaian adat Minangkabau ialah salah satu dari sekian banyak baju adat daerah-daerah di seluruh Indonesia nan merupakan warisan budaya bangsa nan berharga. Mungkin kita tak mengenakannya saat ini, tetapi dengan kita mengetahui, menghargai, serta menjaga warisan budaya seperti baju adat, sampai kapan pun warisan tersebut akan tetap ada. Akan tetap dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa selanjutnya dan menjadi kebanggaan bangsa serta akan terus menjadi penguat karakteristik khas dan bukti diri bangsa ini. Semoga bermanfaat.