Asal Mula Surabaya nan Melegenda

Asal Mula Surabaya nan Melegenda

Asal Mula Surabaya selalu diidentikkan dengan dua binatang nan menjadi lambang kota Surabaya itu sendiri, yakni ikan Sura atau ikan Hiu dan Baya atau buaya. Sebagian orang hanya mengetahui bahwa dari dua binatang tersebut, maka nama Surabaya disematkan.

Berbicara asal mula Surabaya, sejatinya sudah banyak dibahas oleh media-media apalagi lewat film-film legenda nan sudah banyak ditemukan di Indonesia ini. Akan tetapi di sini, sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai asal mula Surabaya, ada baiknya kembali kita mengenal secara sekilas Kota Surabaya itu sendiri.



Asal Mula Surabaya Sebagai Pintu Majapahit

Sebagaimana kita ketahui bahwa Kota Surabaya ialah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, nan pada masa lalunya dikenal sebagai pintu gerbang kerajaan Majapahit. Dari sebuah kerajaan nan besar itu, kini Surabaya menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta.

Penduduknya nan juga tampak metropolis sekitar tiga juta jiwa ditambah dengan geliatnya sebagai pusat bisnis, industri, pendidikan, maka menjadikan Surabaya sebagai kota nan mewah bagi mereka nan berada di Indonesia bagian Timur. Selain itu juga, sebelum membahas asal mula Surabaya, dalam rentang sejarah Indonesia, Surabaya memberikan andil besar dalam memerdekakan Bangsa Indonesia dari cengkaraman kaum penjajah.

Para pemuda-pemuda Surabaya nan dikenal dengan ‘arek-arek Suroboyo’ telah menancapkan prestasi gemilannga dalam memberikan rona tersendiri bagi Indonesia dalam hal kemerdekaan. Sangat banyak sekali pahlawan nan berguguran di Surabaya.

Jadi, tidaklah hiperbola jika hari ini Surabaya kemudian dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan. Para pemuda-pemuda Surabaya terkenal dengan sosok nan ganas dalam melakukan peperangan, nan kemudian diduga berkaitan dengan kisah asal mula Surabaya itu sendiri nan juga berawal dari sebuah pertarungan, yakni pertarungan antara Ikan Sura dan Baya.

Dari sini, kita dapat menarik berpretensi jangan-jangan semangat nan berkobar-kobar di warga Surabaya pada masa penjajahan atau saat ini, jangan-jangan kemudian diilhami oleh simbol kota mereka; ikan Sura dan Baya nan sedang bersiteru, menjadikan mereka semangat dalam bertempur.

Untuk membuktikan hal ini, tidaklah mudah sebab memang membutuhkan riset nan mendalam dan butuh pertanggungjawaban nan serius. Akan tetapi, jika membicarakan asal usul Surabaya, tampaknya tidaklah dibutuhkan riset nan mendalam sebab memang ini ialah sebuah kisah nan melegenda dan sangat sulit sekali dibuktikan kebenaran peristiwa nan menjadi cikal bakal asal usul Surabaya.



Asal Mula Surabaya nan Melegenda

Sering kita menjumpai dalam buku-buku cerita atau bahkan film-film nan diangkat dari sejarah sebuah tempat, memberikan citra tersendiri sebuah lokasi di masa nan lalu. Ini juga banyak dijumpai pada asal mula Surabaya nan sangat mashur dengan kisah perseteruan Ikan Sura dan Baya tersebut.

Ya, kisah inilah nan menjadi alasan kenapa kemudian dinamakan Surabaya. Akan tetapi, bagaimana sebenarnya kisah asal usul Surabaya tersebut? Jika Anda memang belum pernah membaca atau tak mengetahui bagaimana sebenarnya kisah masa lalu di Surabaya sehingga muncul nama tersebut, di sini akan mendapatkan informasi tersebut. Berikut ini kisahnya.

Dahulu kala, tentunya saat Surabaya belum bernama demikian, di lautan luas di sana, kerap sekali terjadi perseteruan atau perkelahian antara dua binatang nan sama-sama kuat dan sama-sama gagah. Sama-sama tangkas, cerdik, dan juga sama-sama tak mau mengalah. Dengan kata lain, mereka sama-sama rakus.

Karena kuat dan hebat, setiap kali terjadi perkelahian, maka kedua selalu draw alias seri, tak ada nan menang, tak juga ada nan kalah. Akhirnya, dua binatang nan kini menjadi legenda asal mula Surabaya , tersebut melakukan perundingan buat mencari sebuah kesepakatan nan dapat mengobati rasa bosan mereka sebab memang sudah malas sekali melakukan peperangan tanpa hasil, hanya demi memperebutkan daerah kekuasaan.

Hari itu menjadi awal kisah asal usul Surabaya sebab mereka bersepakat melakukan perundingan. Baik ikan Sura dan Baya, sama-sama merasa harus mengakhiri perseteruan tanpa ujung ini. Pasalnya, mereka merasa tak melihat ada ujung pangkal nan akan mereka dapati kelak.

Karena pangkal masalah mereka ialah masalah wilayah kekuasaan, maka mereka pun melakukan pembagian kekuasaan. Ikan Sura memilih akan memangsa targetnya nan berada di dalam air saja. Sementara, Baya haruslah memangsa makanannya nan juga ada di darat saja.

Keduanya tak boleh saling melanggar sebab memang selama ini itulah nan menjadi pemicu perkelahian antara mereka. Mereka pun sama-sama sepakat tak akan menganggu daerahnya masing-masing.

Selanjutnya, jika diibaratkan sebuah kesepakatan pada masa sekarang ini, kisah nan melatari asal usul Surabaya ini, dapat disamakan dengan kesepakatan-kesepatan dalam sebuah undang-undang nan pasalnya multi tafsir. Karena ini juga terjadi pada ikan Sura dan Hiu ini.

Ini bermula ketika pada suatu hari, Ikan Sura nan seharusnya fokus menguasai air di lautan, mencoba mencari mangsa di air sungai nan notabene ialah masuk ke kawasan daratan. Sekali dua kali, perbuatannya tak diketahui oleh Baya. Akan tetapi, sebuah tindak kecurangan pada akhirnya akan tercium juga.

Ikan Sura kepergok oleh Baya nan memang sedang berada di dekat sungai, mengincar mangsa nan akan diterkamnya. Sontak saja Baya merasa kesal dengan ulah Sura nan demikian, hingga kemudian terjadiah kembali adu mulut. Baya menuduh kalau Sura telah melanggar peraturan sebab masuk ke wilayahnya di daratan.

Akan tetapi, Sura sendiri merasa sahih sebab sungai ialah salah satu loka nan berair, sebagaimana kesepakatan awal bahwa dirinya berada di wilayah perairan. Baya semakin berang dan menjelaskan bahwa sungai itu adanya di daratan, sebab nan dimaksud dengan perairan ialah luat lepas nan jauh dari daratan.

Ketegangan terus saja kian memuncak sebab kedua-duanya tak ada nan nan mau mengalah satu sama lain. Semakin mereka bersitegang, maka tensi mereka semakin meninggi. Alhasil, kembali pertempura terjadi di antara mereka berdua. Dua binatang nan diyakini menjadi asal mula Surabaya ini berkelahi lebih dahsyat. Lebih hebat, dan lebih mantap.

Sengitnya pertarungan krusial dalam legenda asal mula Surabaya itu menjadikan lokasi pertarungan mereka memerah oleh darah nan menggenang. Tetapi, meski sudah sama-sama terluka, keduanya tetap saling menyerang. Hingga kemudian, Sura berhasik menggigit bagian pangkal ekor Baya sebelah kanan nan kemudian menjadikan ekor tersebut selalu membengkok ke kiri.

Pada saat nan sama, Baya juga sukses menggigit ekor Sura hingga nyaris putus nan membuatnya memutuskan buat kembali ke lautan. Ringkas cerita, Baya pun merasa puas dengan usahanya nan sukses menjaga kawasan kekuasaannya.

Demikian kisah sejarah Surabaya nan sangat terkenal itu. Karena kisah dua binatang tersebut dirasa sangat berkesan di hati para warga Surabaya, maka selalu saja nama Surabaya dikait-kaitkan dengan kisah asal mula Surabaya tersebut.

Hal ini juga kemudian dikaitkan dengan sikap juang arek-arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan tanpa lelah, meski darah sudah akan habis sekali pun. Akan tetapi, ada pendapat lain nan mengatakan bahwa penamaam Surabaya tersebut dari dari dua binatang tersebut nan kini dijadikan lambang kota nan bergambar ikan Sura dan Baya tersebut,

Selain itu, Surabaya pun berasal dari gabungan dua nama, yakni Sura dan Baya. Sura berarti jaya atau selamat, sedangkan Baya bermakna bahaya. Jadi, Surabaya disebut-sebut sebagai kota nan akan tetap selamat dari segala marabahaya.

Terlepas dari mana nan sahih dan mana nan salah, kisah asal mula Surabaya ini nan sudah banyak dipercayai orang ialah kisah tentang peperangan Ikan Sura dan Baya. Semoga membawa manfaat.