Sejarah Banjarnegara

Sejarah Banjarnegara

Kabupaten Banjarnegara ialah satu dari ribuan kabupaten nan ada di Indonesia. Dengan semua nan dimiliki, kabupaten ini menjadi bagian nan tak terpisahkan dari Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, kabupaten ini berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten di Jawa Tengah.

Pada bagian utara, kabupaten nan beribukota Banjarnegara ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Batang. Bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen menjadi tetangga kabupaten ini pada bagian selatan, serta Kabupaten Banyumas dan Purbalingga buat perbatasan bagian barat.

Kabupaten-kabupaten nan berbatasan langsung dengan kabupaten ini secara kebetulan memang memiliki logat bahasa nan sama. Yang jelas, logat Jawanya akan sangat terasa berbeda dengan logat Jawa di sekitaran wailayah Yogyakarta. Hal ini justru menjadi kekayaan tersendiri bagi Provinsi Jawa Tengah.

Jika dilihat dalam peta, wilayah kabupaten ini terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah. Meskipun memang tak terlalu tengah. Luas wilayahnya cukup besar dibandingkan dengan beberapa kabupaten lain. Total luas wilayah kabupaten ini ialah 106.970.997 ha. Jika dihitung secara persentase, luas wilayah kabupaten ini ialah 3,10% dari holistik luas wilayah Jawa Tengah.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan posisi astronomis, kabupaten ini terletak antara 7° 12’ - 7° 31’ LS atau Lintang Selatan, serta 109° 29’ hingga 109° 45’ 50’’ BT atau Bujur Timur. Bukti diri astronomis kabupaten ini tak dimiliki oleh wilayah lain di manapun di dunia. Karena jelas, masing-masing sudah memiliki kedudukannya di atas Bumi.



Pembagian Wilayah Banjarnegara Berdasarkan Jeda dengan Permukaan Air Laut

Sebesar 65% dari wilayah kabupaten ini berada di dataran tinggi. Itu artinya, sebagian besar wilayah di sini terletak dengan jeda nan cukup tinggi di atas permukaan laut. Jeda nan dimiliki oleh tiap wilayah di kabupaten ini dibedakan menjadi empat pembagian.

  1. Dataran nan berjarak dengan permukaan air bahari tak lebih dari 100 m. Wilayah ini luasnya mencapai 9,82% dari holistik luas wilayah kabupaten ini. Kecamatan di kabupaten ini nan termasuk ke dalam bagian ini yaitu Susukan, Purwanegara, Bawang, Purworejo Klampok, dan Mandiraja.

  2. Dataran nan berjarak dengan permukaan air bahari antara 100 hingga 500 m. Wilayah nan berada di ketinggian ini memiliki luas nan paling besar, yaitu 37,04% dari luas holistik kabupaten ini, yaitu melingkupi Punggelan, Madukara, Pagedongan, Banjarnegara, Banjarmangu, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Wanadadi, Rakit dan sebagian wilayah Susukan.

  3. Dataran nan berjarak dengan permukaan air bahari antara 500 hingga 1000 m. Wilayah nan berada pada ketinggian ini memiliki luas sebesar 28,74% dari holistik luas Wilayah kabupaten ini. Meliputi, Kecamatan Banjarmangu, Pagedongan, sebagian Banjar negara, dan Sigaluh.

  4. Dataran nan berjarak dengan permukaan air bahari lebih dari 1000 meter. Wilayah nan berada pada ketinggian ini memiliki luas sebesar 24,40% dari luas wilayah keseluruhan, yaitu meliputi Pejawaran, Batur, Kalibening, Pagentan, Pandanarum, Karangkobar, Wanayasa dan Batur. Jika dibandingkan dengan wilayah lain, wilayah ini memiliki suhu nan lebih sejuk.


Pembagian Zona Alam Kabupaten Banjarnegara

Kabupaten ini dikelilingi oleh tiga zona. Tiga zona tersebut masing-masing dibedakan berdasarkan keadaan alam atau bentuk permukaan alamnya. Ketiga zona tersebut ialah zona utara, tengah dan selatan. Klarifikasi masing-masing zona ialah sebagai berikut.



1. Zona Utara

Zona utara kabupaten ini masih merupakan bagian dari kawasan Dataran Tinggi Dieng dan Pegunungan Serayu Utara. Zona utara cenderung memiliki tata alam nan curam serta bergelombang. Pada daerah perbatasan antara Pekalongan dan Batang, terdapat puncak Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu.

Kawasan nan termasuk dalam zona ini banyak dijadikan sebagai daerah wisata. Bukan hanya itu, zona utara bahkan memiliki sumber tenaga listrik nan memanfaatkan panas bumi. Wilayah nan termasuk dalam zona utara antara lain Kalibening, Pagentan, Batur, Madukara, karangkobar, Wanayasa, Pejawaran, dan Pandanarum.



2. Zona Tengah

Pada zona ini, tata alamnya cukup subur. Juga disebut sebagai zona Depresi Pegunungan Serayu. Wilayah nan termasuk dalam zona ini ialah Banjarnegara. Mandiraja, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit, Purworejo Klampok, Purwanegara, Bawang dan Madukara.



3. Zona Selatan

Zona ini ternyata juga masih menjadi bagian dari Pegunungan Serayu. Tata alamnya sama dengan zona utara, yaitu cenderung curam. Wilayah nan menjadi bagian dari zona ini ialah Banjarnegara, Bawang, Susukan, Sigaluh, Mandiraja dan Pagedongan.

Sebagai sebuah kabupaten, Banjarnegara terhitung cukup besar. Kabupaten ini memiliki sedikitnya 20 kecamatan, nan di dalamnya terdiri dari 273 desa serta 5 kelurahan.



Sejarah Banjarnegara

Sebagai sebuah kabupaten di Indonesia, kabupaten ini juga memiliki cerita sejarahnya sendiri. Cerita sejarah ini berkenaan dengan pemimpin wilayah itu. Adalah Sri Susuhunan Pakubuwono VII merupakan tokoh nan menentukan siapa pemimpin bagi kabupaten ini buat nan pertama kalinya. Beliau pun menunjuk R. Tumenggung Dipoyudo IV.

Penunjukkan R. Tumenggung Dipoyudo IV bukan tanpa alasan. Beliau dianggap telah berjasa pada pemerintahan Mataram. Hingga akhirnya pada 22 Agustus 1831, R. Tumenggung Dipoyudo IV ditetapkan sebagai bupati Banjar. Pengangkatan beliau berdasarkan Resolutie Governeor Buitenzorg.

Saat itu, kedudukan pemerintah berada di Banjarmangu.
Masa jabatan R. Tumenggung Dipoyudo berakhir pada 1846. Sebagai penggantinya, ialah R. Adipati Dipodiningkrat. Dan bupati nan kedua ini mengakhiri masa jabatannya pada 1878. Secara garis besar, tampuk kekuasaan petinggi kabupaten ini pada zaman dahulu dipegang oleh garis keturunan dari R. Adipati Dipadiningrat.



Obyek Wisata Banjarnegara

Setiap daerah di Indonesia dikarunia Tuhan dengan berbagai kekayaan alam. Dan jika dimanfaatkan dengan baik, kekayaan alam tersebut dapat memberikan laba pada masyarakatnya. Masyarakat kabupaten ini sepertinya cukup tahu betul tentang hal tersebut. Sehingga, daerah wisata disini terhitung cukup banyak.

Jangan risi mengenai tempat-tempat latif di kabupaten ini, sebab Anda akan disuguhkan dengan cukup banyak pilihan. Yang cukup terkenal adalah, Dataran Tinggi Dieng. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi Curug Pitu, bendungan Panglima Besar Jenderal Soedirman, Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas. Bagi Anda nan menyukai tantangan, Arung Jeram di Sungai Serayu dapat dijadikan pilihan.



Wisata Kuliner

Tempat wisata bukan satu-satunya daya tarik di kabupaten ini. Ada berbagai suguhan masakan nan juga takkalah menggiurkan. Resep-resep tradisional dalam setiap olahan makanannya menjadi nilai tambah nan tak dimiliki oleh resep lain. Anda dapat menikmati lezatnya racikan bumbu dalam tempe mendhoan, manisnya apem madukara, jenang salak madukara, renyahnya keripik kentang batur, serta keripik mujahir dari Kecamatan Rakit.

Selesai menyantap cemilan khas Banjar negara, Anda harus menikmati segarnya es dawet khas kabupaten ini. Dawet Banjar negara merupakan minuman nan paing terkenal dari daerah ini. Biasanya dijajakan oleh para pedagang keliling. Lengkap dengan ornamen patung berbentuk seperti semar nan disimpan di bagian depan dan belakang pikulan.

Jika ingin tahu seperti apa tampilan es dawet khas kabupaten ini, lihat saja cendol. Tampilan dan cara penyajiannya sama persis dengan minuman segar khas parahyangan. Lengkap dengan sirup gula merah dan es serut. Tapi memang, harus diakui bahwa kedua jenis minuman khas Indonesia tersebut memiliki disparitas nan tak dapat dijelaskan hanya dengan melihat tampilan keduanya.

Dawet Banjarnegara sendiri disediakan dalam dua pilihan. Dawet ireng dan dawet biasa. Dawet ireng warnanya jelas hitam, sebab ireng dalam bahasa Jawa artinya hitam. Rona hitam nan ada pada dawet didapat dari residu abu pembakaran jerami. Air dari bakaran jerami tersebut diambil buat dicampur dengan adonan dawet. Penggunaan bahan-bahan tradisional ini semakin menambah kenikmatan saat menyantapnya.