Kerjasama

Kerjasama

Ketika perpustakaan Yayasan LIA mengadakan berbagai lomba seperti lomba Story Telling dan lomba menggambar, semua itu bukan hanya buat mendekatkan masyarakat kepada perpustakaan salah satu sebagai sumber ilmu, namun semua lomba itu buat mengasah kecerdasan dan kreativitas anak-anak bangsa. Begitupun dengan apa nan diadakan oleh berbagai perpustakaan nan ada di sekolah. Mereka pun mengadakan berbagai kegiatan sebagai bentuk berpartisipasi dalam menggerakan kreativitas anak-anak nan mungkin saj amasih terpendam. Majemuk macam perlombaan buat mewadahi setiap talenta nan dimiliki oleh anak-anak tersebut. Inilah nan dimaksudkan dengan program perpustakaan sekolah yang dikaitkan dengan holistik program sekolah.



Kerjasama

Program perpustakaan nan dikaitkan dengan program sekolah ini akan menarik anak buat mulai akrab dengan perpustakaan. Mereka tak akan merasa sungkan mencari informasi ke perpustakaan. Mungkin saja ketika mereka berkunjung ke suatu daerah, nan mereka inginkan ialah mengetahui bagaimana bentuk perpustakaan nan ada di daerah tersebut. Sebut saja perpustakaan daerah Riau nan sangat megah nan menjadi perpustakaan percontohan. Perpusta Soeman Hs ini dapat menjadi loka berteduh bukan hanya dari sengatan terik matahari, namun juga dari sengatan ketidaktahuan tentang berbagai hal nan menyangkut ilmu pengetahuan.

Perpustakaan ada buat memberikan layanan pustaka dan memenuhi kebutuhan penggunanya. Demikian pula dengan perpustakaan sekolah. Untuk itu, kegiatan-kegiatan dan jenis-jenis layanan nan dirancang dalam program perpustakaan sekolah haruslah berorientasi pada kebutuhan pengguna perpustakaan, dalam hal ini siswa dan guru di sekolah tersebut. Untuk kebutuhan itulah, program perpustakaan di sekolah bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu program reguler dan program nonreguler.

Program Reguler Perpustakaan Sekolah

Program perpustakaan di sekolah jenis ini ialah program nan dilakukan dalam kegiatan perpustakaan sehari-hari. Termasuk di sini adalah:

Pengadaan koleksi perpustakaan

Koleksi nan disediakan tentulah nan sinkron dengan kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah. Koleksi nan banyak dan serba baru namun tidak sinkron dengan kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah berarti belum tepat sasaran. Untuk mendapatkan koleksi nan benar-benar bermanfaat itu, pengurus perpustakaan harus mempunyai insting nan tajam dalam hal mencari buku-buku nan layak masuk perpustakaan sekolah. Internet dan jaringan pengurus perpustakaan sekolah akan menjadi di antara sumber informasi.

Rajin mendatangi pameran buku dan mengunjungi toko buku, dapat juga menjadi agenda rutin nan masuk dalam wilayah kerja pengursu perpustakaan sekolah dan pihak sekolah tentunya. Pengadaan buku-buku baru ini tentunya akan menarik minat para warga sekolah nan selalu haus ilmu baru. Keberadaan novel nan mendidik juga dapat dipersembahkan bagi para pengunjung perpustakaan. Cara menarik simpati dari para warga sekolah, buku baru itu dapat dipamerkan di loka strategis buat beberapa lam. Hal ini tentu saja akan menarik minat sebab ada rasa penasaran.

Pengelolaan koleksi perpustakaan (pencatatan, pembuatan klasifikasi, pembuatan katalog). Kalau teknologi memadai, pembuatan katalog ini dapat dilakukan secara digital sehingga akan memudahkan semua pengunjung mengetahui judul-juduk buku nan ada di perpustakaan itu. Katalog nan lengkap dengan keterangan nan memadai akan membuat perpustakaan tersebut mempunyai gengsi tersendiri.

Pelayanan perpustakaan (pelayanan membaca dan peminjaman, Jika memungkinkan, dilengkapi dengan pelayanan surat keterangan dan bimbingan pembaca). Program ini dijalankan secara rutin buat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Jika kegiatan ini tak berjalan maka bisa dipastikan bahwa perpustakaan sekolah tersebut tidak berfungsi. Fungsi perpustakaan sekolah itu sendiri adalah:

Menghimpun dan mempersiapkan bahan nan dibutuhkan buat memperlancar kegiatan belajar mengajar, termasuk buku dan alat peraga pengajaran. Menumbuhkan dan merangsang kegemaran membaca para pengguna perpustakaan, terutama siswa. Program ini akan dapat berjalan dengan baik bila para guru juga berpartisipasi melakukannya sehingga anak-anak akan tertarik ke perpustakaan.

Program Non-Reguler Perpustakaan Sekolah

Program perpustakaan di sekolah jenis ini merupakan program kegiatan nan sudah diagendakan namun bukan buat dilaksanakan dalam pengelolaan perpustakaan sehari-hari. Program ini dilaksanakan pada saat-saat eksklusif saja. Program perpustakaan nan non reguler ini umumnya ditujukan buat promosi perpustakaan, meningkatkan minat kunjung perpustakaan, dan menumbuhkan / meningkatkan minat baca siswa. Kegiatannya kebanyakan berbentuk lomba nan berhubungan dengan aktivitas perpustakaan dan membaca.

Beberapa lomba nan sering dilakukan dalam program perpustakaan sekolah ini ialah Pemilihan anggota teladan (Putri dan Pangeran Perpustakaan)
Semua siswa sekolah loka perpustakaan berada umumnya wajib atau bahkan otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah. Anggota perpustakaan teladan dipilih dari aktivitas siswa dalam memanfaatkan perpustakaan. Misalnya dari seringnya siswa menggunakan perpustakaan buat belajar dan membaca, dari banyak dan variasi buku nan dipinjam, serta bisa pula dikombinasikan dengan prestasi (akademik atau non akademik) nan diraih oleh siswa.

Lomba Minat Baca. Tidak hanya menilai berapa banyak buku nan dipinjam oleh seorang anggota perpustakaan, namun juga variasi judul / subjek buku dan pemahaman terhadap isi buku tersebut. Pustakawan bekerjasama dengan guru bisa mengadakan semacam cerdas cermat mengenai isi buku-buku nan ada di perpustakaan. Dari lomba ini akan terlihat sudah berapa banyak buku nan dibaca oleh seorang anak. Anak nan menang biasanya memang tak hanya menjadi pengunjung perpustakaan biasa. Ia juga merupakan siswa rajin, teku, dan tak menutup kemungkinan juga merupakan siswa nan berlangganan prestasi dai hampir segala bidang.

Anak-anak cerdas itu biasanya memang sangat aktif dan mempunyai rasa penasaran nan tinggi. Ia akan berusaha memenuhi kehausannya terhadap ilmu. Sayang sekali kalau anak-anak seperti ini tak diberi perhatian lebih. Kemenangannya akan menjadi satu motivasi tersendiri baik bagi dirinya maupun teman-teman dan para pengurus perpustakaan sendiri. Niscaya sangat menyenangkan ketika mempunyai murid seperti ini. Pemberian hadiah kepada anak seperti ini di depan orangtua dan para siswa lainnya juga akan menambah rasa kebanggaan. Walaupun sebenarnya apa nan dilakukannya dianggapnya biasa, tak bagi orang-orang nan sayang pada anak-anak cerdas itu.

Lomba Story Telling . Dalam lomba ini, siswa diminta buat bercerita menggunakan buku nan ada di perpustakaan. Agar pencarian cerita tak terlalu lama, pihak panitia dapat membuat buku-buku nan direkomendasikan ada di satu rak spesifik dan mereka diminta buat memilih salah satu buku itu. Dengan banyaknya pilihan, artinya jalannya lomba tak akan terasa membosankan. Hal ini sebab cerita nan dibawakan berbeda-beda. Para peserta lomba dapat menyesuaikan baju nan akan dipakai dengan kisah nan akan ditampilkan.

Kalau kisah itu tentang sangkuriang, sang peserta lomba dapat mengenakan baju adat Sunda. Begitupun kalau kisah itu berasal dari Palembang dan bertutur tentang sejarah pempek, maka baju nan dikenakan dapat pakaian adat Palembang. Tingkah laku para peserta ini tentu saja akan sangat menarik sehingga akan mengundang banyak sekali penonton. Semakin banyak penonton, semakin baik. Itu artinya perlombaan ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi adik-adik kelas nan belum mau ikut lomba.

Guru dapat mewajibkan setiap kelas buat mengirimkan peserta lomba. Sebelumnya diadakan pemilihan peserta lomba dari tiap kelas. Hal ini akan menambah menariknay persaingan sebab para peserta dari tiap kelas ternyata juga merupakan peserta pilihan nan tak asal comot. Gengsi lomba akan semakin naik. Akan sangat menarik lagi kalau lomba ini sendiri terbuka buat generik dan dari sekolah lainnya. Bila satu sekolah dapat bekerja sama dengan sekolah lain mengadakan lomba semacam ini, maka mencari sponsor buat lomba mungkin tak terlalu sulit. Perusahaan nan ada di daerah dapat diajak berpartisipasi dalam lomba.

Lomba re-telling . Mirip dengan story telling , namun re-telling lebih menekankan pada menceritakan kembali isi buku. Di sini bisa dilihat bagaimana pemahaman siswa terhadap isi buku. Lomba resensi. Membuat resensi atau tinjauan buku pun bisa dimasukkan dalam agenda program perpustakaan sekolah. Buku-buku nan bisa diresensi ialah buku-buku koleksi perpustakaan sekolah. Agar siswa lebih tertarik, sebaiknya buku-buku nan disediakan buat lomba ini ialah buku-buku baru. Buku-buku nan sudah tua atau usang bisa-bisa malah membuat siswa malas membaca.

Untuk bisa menjalankan program perpustakaan sekolah ini, kembali lagi, dibutuhkan pustakawan nan memiliki kompetensi memadai di bidangnya. Sulit dibayangkan program perpustakaan sekolah seperti ini bisa dijalankan oleh pengelola perpustakaan nan diambil dari tenaga kebersihan.