Penanganan Sampah

Penanganan Sampah

Sampah Rumah Sakit merupakan salah satu akibat nan muncul dari keberadaan sebuah rumah sakit di sebuah lingkungan. Sampah-sampah ini muncul bukan dari berbagai macam aktivitas nan ada di dalam sebuah rumah sakit . Setiap harinya, jumlah sampah dari rumah sakit ini dapat mencapai ratusan kilogram dan mencapai kisaran puluhan meter kubik.

Sampah dari rumah sakit sendiri dikategorikan ke dalam dua kelompok. Yang pertama ialah sampah yagn termasuk dalam kriteria sampah dari kegiatan medis, dan nan kedua sampah nan berasal dari kegiatan non medis.

Termasuk ke dalam kelompok sampah medis antara lain sampah nan berasal dari limbah nan berhubungan dengan kegiatan medis di rumah sakit tersebut.

Contoh dari sampah medis ini antara lain jarum injeksi , residu infus, obat-obatan nan belum habis, kain pembalut luka, botol bekas obat dan termasuk juga jaringan tubuh manusia nan diakibatkan kegiatan operasi.

Kesemua jenis sampah dari rumah sakit ini, harus dikelola dengan hati-hati agar pada nantinya tak disalah gunakan oleh pihak nan kurang bertanggung jawab.

Sedangkan buat kelompok kedua dari jenis sampah nan ditimbulkan di rumah sakit ialah jenis sampah non medis. Untuk jenis sampah ini, biasanya dihasilkan dari berbagai kegiatan nan tak memiliki kaitan langsung dengan aktivitas medis.

Misalnya saja, sampah dari aktivitas manajemen di kantor, hasil olahan dapur, pembuangan air dari kamar mandi atau proses pencucian, serta sampah nan diakibatkan pengoperasian mesin-mesin rumah sakit.

Selain itu, jika dilihat dari wujud sampah nan dihasilkan oleh rumah sakit , sampah dapat dibagi menjadi tiga jenis. Yang pertama ialah jenis sampah nan berwujud padat.

Jenis sampah ini biasanya dihasilkan dari benda tajam, residu jaringan tubuh hasil operasi. Dapat pula dihasilkan melalui aktivitas kantor, dapur atau kegiatan non medis lainnya.

Jenis sampah kedua ialah jenis sampah cair. Contoh sampah cair ini misalnya residu cairan infus, cairan tubuh manusia, cairan residu kegiatan farmasi, hasil limbah laboratorim. Dapat pula dihasilkan dari proses pencucian di dapur, atau kegiatan kebersihan lain.

Dan jenis sampah ketiga merupakan sampah nan berwujud gas. Dimana sampah ini didapatkan dari residu pembuangan alat medis atau juga sebab kegiatan pembakaran.

Sebagai sebuah institusi, Rumah Sakit merupakan sebuah forum nan setiap harinya selalu menghasilkan sampah. Bahkan, jenis sampah nan dihasilkan oleh rumah sakit terhitung sangat banyak macamnya. Itulah mengapa, keberadaan sampah nan dihasilkan oleh Rumah Sakit ini harus dikelola dengan baik.



Bahasa Sampah Rumah Sakit

Mengapa sampah nan dihasilkan dari kegiatan di Rumah Sakit harus dikelola dengan baik? pertanyaan ini mungkin nan paling sering muncul di tengah masyarakat.

Keberadaan sampah nan dihasilkan dari rumah sakit ini dianggap berbahaya sebab banyak terkandung unsur nan sifatnya dapat menyebabkan permasalahan.

Contohnya saja, sampah nan berupa benda padat misalnya alat-alat rumah sakit nan digunakan buat melakukan operasi. Biasanya alat-alat ini memiliki bentuk nan sudut, sisi atau pada beberapa bagian bentuknya tajam.

Sehingga dapat melukai bagi mereka nan terkena bagian tajam tersebut. Padahal, bagian nan tajam tersebut seringkali sudah terkontaminasi dengan kuman, virus atau zat nan dapat menimbulkan penyakit bagi mereka nan terkena sayatan benda tersebut.

Selain ancaman bahaya dari sampah jenis padat. Bahaya nan dapat muncul dari sampah di rumah sakit ini antara lain sampah infeksius. Sampah infeksius ini artinya, jenis sampah nan berasal dari seorang pasien nan dalam penanganannya diisolasi atau dihindarkan berinteraksi dengan pihak lain.

Mengingat pasien ini memiliki potensi menjadi sumber penyebaran penyakit nan membahayakan. Misalnya saja, penyakit flu burung atau juga virus HIV AIDS.

Oleh sebab itu, penanganan sampah nan berasal dari kegiatan pengobatan pasien seperti ini haruslah dilakukan secara hati-hati. Sama halnya dengan kehati-hatian nan dilakukan pada diri si pasien itu sendiri.

Tujuannya ialah agar jenis penyakit nan diidapnya, tak menular kepada pihak lain melalui sampah nan ditimbulkan. Misalnya saja, dari hasil residu pengobatan, buangan kotoran atau juga dari dari sumber lainnya.

Ancaman bahaya sampah nan dihasilkan oleh aktiviitas di rumah sakit lainnya ialah jenis sampah sitotoksik. Sampah sitotoksik merupakan jenis bahan nan sudah terkontaminasi atau memiliki kemugkinan terkena kontaminasi dari obat sitotoksik nan timbul pada kegiatan peracikan, penyampaian atau pada kegiatan pemberian terapi sitotoksik.

Rumah sakit juga menghasilkan sampah berbahaya nan disebut dengan sampah farmasi. Sampah ini dihasilakan dari pembuangan obat nan sudah kadaluwarsa, atau juga obat nan dibuang sebab tak memenuhi baku kemasan yyang aman.

Bisa pula berasal dari obat nan tak lagi digunakan oleh pasien maupun oleh rumah sakit tersebut.sampah farmasi dapat pula berwujud sampah nan terjadi dari residu produksi obat, misalnya botol obat nan di dalamnya masih terdapat residu obat.

Jenis sampah lain ialah sampah kimian nan berasal dari pengunaan bahan kimia dalam setiap aktivitas medis. Penelitian di laboratorim atau juga ketika sedang dilakukan tindakan penyeterilan .

Sampah lain ialah sampah radioaktif. Dimana sampah ini mengantung radio isotop nan dihasilkan dari pemakaian alat medis atau juga penelitian radio nukleida.



Penanganan Sampah

Begitu banyak ancaman nan muncul dan diakibatkan dari adanya sampah hasil aktivitas di rumah sakit. Namun sayangnya, masih banyak rumah sakit nan mengabaikan buat memperhatikan penanganan sampah-sampah tersebut secara baik dan benar.

Dalam sebuah penelitian nan dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2007, baru setengah rumah sakit dari holistik nan ada di Indonesia nan sudah mengelola sampah mereka dengan baik. Misalnya dengan mengelola limbaH cair melalui instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL dan pembuatan tanki septik.

Sementara, sebagian lagi dari rumah sakit nan ada di Indonesia, belum memiliki pencerahan buat menciptakan sistem pengelolaan sampah di rumah sakit dengan baik.

Padahal, sebagai sebuah forum kesehatan, orientasi rumah sakit tentang arti krusial pengelolaan sampah harus menjadi salah satu prioritas.

Mengingat apabila sampah-sampah tersebut tak dikelola dengan baik, memiliki potensi buat meningkatkan resiko terjadinya ancaman gangguan kesehatan.

Sebagian besar masyarakat nan datang ke rumah sakit merupakan pihak nan sedang terganggu kesehatannya. Sehingga mereka akan sangat rentan terkena akibat dari lingkungan nan kurang sehat dampak rendahnya kuailtas lingkungan sebab buruknya pengelolaan sampah.

Untuk itulah, rumah sakit harus diberi pemahaman tentang arti krusial penanganan sampah nan mereka hasilkan. Penanganan ini termasuk pula dalam proses tata caranya, dimana masing-masing jenis sampah memiliki perlakuan yagn tak sama.

Contohnya ialah sampah jenis infeksius, seperti jaringan tubuh nan sudah terkena infeksi kuman. Penanganan sampah seperti ini, dilakukan dengan cara dibakar. Namun, masih ada sebagian kalangan nan melakukan penguburan atau sekedar dibuang ke dalam tanki septik . Tentu saja, hal ini bukan langkah nan benar.

Sebab, tanki septik sendiri memiliki dua fungsi dasar, yaitu sebagai loka penampungan serta digunakan juga buat mengurai limbah. Bila limbah sudah diurai, maka akan masuk ke dalam saluran pila menuju tanah nan di dalamnya berisi pasir serta kerikil.

Tujuan dari pemberian pasir serta kerikil ini ialah agar limbah tersebut tak menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitarnya.