Angka Romawi dan Jam Gadang

Angka Romawi dan Jam Gadang

Angka Romawi merupakan angka nan berasal dari kerajaan Romawi Kuno. Kerajaan ini merupakan salah satu peradaban paling tinggi nan pernah ada di global ini. Masyarakat Romawi sudah mengenal kebudayaan nan luar biasa dan jauh melampaui bangsa-bangsa lain di masanya, termasuk angka Romawi. Kebudayaan dan peradaban bangsa ini bahkan menjadi contoh dan ditiru oleh bangsa-bangsa sesudahnya.



Mengenal Angka Romawi

Tidak ada kejelasan sejak kapan angka Romawi digunakan oleh bangsa Romawi. Yang jelas, republik dan kerajaan Romawi sudah maju dan berkembang selama ratusan tahun Sebelum Masehi.

Setelah republik runtuh, Romawi menerapkan sistem kerajaan. Negara ini terkenal dengan pasukannya nan efisien dan biasa berlatih keras sebagai latihan fisik. Mereka biasa berjalan dengan kecepatan 8km/jam sembil membawa beban nan sangat berat. Jika melakukan kesalahan, mereka akan mendapat sanksi cambuk.

Bangsa Romawi juga mempunyai cara hayati nan unik dan menarik. Mereka terbiasa menyantap hidangan nan mewah dan enak. Bangsa ini sudah terbiasa hayati dilayani oleh para budak nan bekerja membereskan segalanya. Mereka juga sudah terbiasa mandi di loka pemandian nan nyaman. Sampai saat ini, pemandian ala bangsa Romawi masih diadopsi oleh bangsa lainnya, misalnya saja oleh bangsa Inggris.

Angka Romawi hanyalah salah satu dari peninggalan bangsa ini nan masih bertahan. Padahal, Romawi tak memiliki sejarah nan hebat mengenai tulisan. Tulisan pertama ditemukan oleh bangsa Sumeria nan menetap di sekitar Sungai Efrat dan telah mengenal irigasi nan cukup bagus. Bangsa ini juga telah membangun perkotaan nan mempunyai persediaan air dan punya sistem pembuangan air nan rapi. Mereka juga telah mengembangkan sistem pemerintahan dan undang-undang.

Sejarah tulisan pun mulai berkembang di Mesir dalam waktu nan nyaris bersamaan. Nama tulisannya hieroglif dan terkenal sangat sulit buat dimengerti. Bahkan oleh bangsa Mesir sendiri. Hanya segelintir orang nan dapat mengerti tulisan ini. Mungkin sebab taraf kesulitannya nan tinggi itu, hieroglif tak pernah lagi digunakan sekarang. Hal berbeda terjadi pada angka Romawi. Angka-angka ini tetap mendunia dan terus dipakai di seluruh global buat berbagai alasan.

Angka Romawi sesungguhnya berupa deretan angka nan mudah buat dikenali sekaligus dipelajari. Memang ada anggaran eksklusif nan berhubungan dengan letak suatu angka, tetapi tak sulit buat diaplikasikan atau dimengerti. Bentuknya nan sangat khas itu pun tak membingungkan. Mungkin di awal-awal, ada sedikit kerancuan soal letak ini. Akan tetapi, setelah terbiasa semuanya akan menjadi jauh lebih mudah.

Angka Romawi sendiri hanya mengenal beberapa angka. Angka 1 dilambangkan dengan lambang I nan disebut dengan unus bagi bangsa Romawi. Kemudian angka 5 dilambangkan dengan V nan disebut juga dengan quinque . Angka sepuluh diwakili dengan lambang X nan disebut juga dengan decem . Lalu ada quinquaginta nan diwakili oleh huruf L dan bermakna 50.

Lalu masih ada huruf C nan berarti 100 dan biasa disebut dengan centum . Juga huruf D nan bermakna quingenti dan bernilai 500 serta huruf M sebagai lambang dari angka 1000 dan disebut juga mille . Angka-angka tersebut dikombinasikan sehingga menghasilkan jumlah tertentu.

Kalau Anda memperhatikan daftar nama pendukung sebuah film, biasanya akan memuat juga tahun pembuatannya. Nah, tahun pembuatan ini ditulis dalam bentuk angka Romawi. Misalnya, buat tahun 2012 akan ditulis "MMXII". Dua huruf M mewakili angka 2.000, XII berarti 12. Mudah sekali, bukan?

Untuk angka nan lebih besar, cukup ditambah dengan garis pendek di atasnya. Itu berarti ada penambahan 3 buah angka 0 di belakang. Misal, V dengan garis di atasnya tak berarti 5, melainkan 5.000.

Angka Romawi memiliki peraturan penulisan nan unik, berbeda dengan cara penulisan angka lain di dunia. Seperti sudah disinggung sebelumnya, letak angka pun akan menentukan jumlahnya.

Sebagai contoh, jika sapta nan lebih kecil diletakkan di sebelah kanan sapta nan lebih besar, maka itu berfungsi menambah jumlah. Misalnya V dan I nan ditulis berurutan menjadi VI. Itu berarti 5 + 1 = 6. Begitu juga jika V ditambah dengan III sehingga menjadi VIII. Artinya, 5 ditambah dengan 1 sebanyak 3 kali. Jawabannya ialah 8. Hal nan sama berlaku buat angka-angka lainnya. Cara kerjanya senada dan sangat mudah buat dihapal pembaca.

Akan tetapi, angka Romawi akan berbeda maknanya jika diletakkan di sebelah kiri angka nan lebih besar. Karena itu akan berarti pengurangan. Misalnya I diletakkan di sebelah X sehingga menjadi IX. Ini bukan dibaca 11 melainkan 9. Karena 10 - 1 = 9. Begitu seterusnya.

Jika kita harus berhadapan dengan sederet angka nan jumlahnya cukup panjang, harus memperhatikan baik-baik letak angka-angkanya. Misalnya saja angka MCMXCIX. Berapakah jumlahnya? Pertama, perhatikan posisi M nan pertama. Karena tak ada angka di sebelah kirinya, bisa dipastikan kalau itu M artinya 1000. Lihat huruf M nan kedua. Ada huruf C di sebelah kirinya. Itu berarti, M dikurangi dengan C. 1000 - 100 = 900. MCM berarti 1900.

Sekarang kita beralih ke angka selanjutnya. Ada XC. Itu artinya 100 - 10 = 90. Lalu IX nan senada, 10 - 1 = 9. Jika dihubungkan, MCMXCIX berarti 1999. Jadi, nan krusial kita menghapal angka Romawi nan hanya berjumlah 7 itu.

Jadi, tak perlu pusing melihat sederet angka Romawi. Yang penting, perhatikan dulu letak masing-masing angka. Jika diletakkan di sebelah kiri angka nan lebih besar, itu berarti pengurangan. Sementara jika di sebelah kanan, itu berarti merupakan penjumlahan. Dengan mengetahui prinsip ini, tak akan sulit bagi kita buat menerjemahkan sederet angka Romawi nan ada.



Angka Romawi dan Jam Gadang

Angka Romawi sering dijumpai dalam berbagai kesempatan. Misalnya saja pada pembagian babak di buku. Meski tak selalu, angka Romawi sangat sering digunakan buat menyatakan bab. Misalnya saja Bab I, Bab II, Bab III, dan seterusnya.

Angka romawi juga kadang ditemukan pada penomoran sekuel film. Memang, ini tak menjadi sesuatu nan absolut sebab dapat saja digantikan dengan angka latinatau malah dengan judul tertentu.

Event olahraga biasanya menggunakan angka Romawi buat menggantikan seri atau urutan ke berapa. Misalnya buat SEA Games seperti nan diselenggarakan pada 2011 silam. Penomoran angka Romawi ialah sesuatu nan jamak buat hal-hal seperti ini.

Demikian juga dengan penomoran jalan. Misalkan, sebuah jalan bernama sama hingga 7, maka akan dibubuhkan angka Romawi buat membedakan tiap jalan. Misalnya saja Jalan Kemuning II no 17. Jadi, angka Romawi di sana tak menunjukkan nomor rumah, melainkan posisi jalan. Dari contoh di atas, bisa dilihat bahwa alamat tersebut merupakan jalan kedua dari