Membangun Brand Image sinkron Kegemaran

Membangun Brand Image sinkron Kegemaran

Rip Curl merupakan salah satu contoh industry fashion nan serius menggarap pasar surf sport wear dan ekstreme sport. Sasaran pasar nan sempit tapi menguntungkan sebab segment ini memiliki pasar potensial.

Rip Curl ialah merk dagang nan awalnya bermula dari Australia, pada tahun1969, milik Doug Warbrick dan Brian Singer. Awal mula berdiri, Warbrick dan Brian Singer memproduksi papan selancar buat dijual ke surfer.

Namun, kemudian mereka mengembangkan usaha baru dengan memproduksi baju-baju buat olahraga surfing, seperti wetsuit, boardshort, sebagai produk pendukungnya. Produk fashionnya diberi label merk Rip Curl sinkron dengan merk surf boardnya.

Rip Curl menggarap produk-produk baru penunjangnya, yakni fashion nan memang banyak digemari oleh masyarakat nan tinggal di tepi pantai, seperti di Gold Coast, Bondi Beach. Tak perlu waktu lama Rip Curl menggarap market water sport, hingga menjadi leader produk di Australia. Walau masa itu pesaingnya mulai bermunculan ikut meramaikan pasar baru dan merebut kue konsumen. Tapi, nan kuat dan berpengalamanlah nan sukses memenangi persaingan bisnis ini.



Rip Curl Merambah Global

Rip Curl menjadi besar sebab didukung oleh team produksi nan bagus, terutama team fashionnya. Nama besar Rip Curl sebagai pakaian surf wear meluas keluar Australia, sampai Afrika Selatan, Brazil, Hawai, dan Eropa. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Produk-produk Rip Curl, seperti surf board dan body board masuk Indonesia pertama kali dari Bali pada tahun 80’an sebab surfing merupakan olah raga nan banyak dilakukan di pantai-pantai Bali. Selain itu, banyak turis berdatangan ke Bali, pangsa pasar Rip Curl memang menyasar ke mereka (menggila surf).

Guna menguatkan brand imagenya, Rip Curl kerap menggelar tournament surf skala internasional, nan lokasinya berpindah-pindah antar negara. Misalnya, di Hawai, Portugal, Bali, dan lain sebagainya. Rip Curl menjadi produsen nan paling kerap menyupport olah raga pantai, demi membangun brand imagenya.



Rip Curl dan Pencitraan

Usaha promosi dan sponsorship nan dilakukan oleh manajemennya sejak tahunan silam sangat bermanfaat buat masa mendatang. Dan akhirnya, efeknya sangat luar biasa dirasakan pada saat ini, gambaran Rip Curl sangat menancap di benak konsumennya, kalau Rip Curl tidak lepas dari surfing dan ekstreme sport lainnya.

Itulah salah satu contoh bagaimana perusahaan dengan konsisten menggarap produknya dengan serius, kesabaran nan tinggi. Rip Curl membangun imagenya selama hampir 40 tahun sampai sekarang, mereka tetap konsisten menjaga brand imagenya.

Bahkan bentuk komitmennya dengan konsumen maupun masyarakat awam nan ingin mencoba main surf, manajemennya membuka surf school di Pantai Kuta, Bali. Paket latihan surf menjadi daya tarik bagi wisatawan nan tengah liburan panjang di Bali.

Trobosan bisnis seperti ini masih sporadis dilakukan oleh pebisnis lainnya. Sebagian pelaku bisnis tetap menjalankan usahanya sinkron garis nan telah dibuat.

Walaupun usahanya membentuk produk raksasa. Rata-rata nan mengembangkan anak perusahaan baru, nan sinkron dengan core bisnisnya, ialah klub sepak bola raksasa Inggris. Mereka membangun sekolah sepak bola dengan sistem waralaba dan ditawarkan kepada investor.



Membangun Brand Image sinkron Kegemaran

Garis merah nan dapat diambil bahwa study kasus Rip Curl dapat merajai industry fashion berbasis surfing. Dapat dijadikan sebagai pelajaran nan berharga bagi pebisnis pemula, bagaimana caranya membangun brand image sinkron dengan kegemarannya. Demikian juga bagaimana menggarap ceruk pasar nan sempit, tapi memberikan peluang bagus buat masa depan bisnisnya.

Menjalankan bisnis nan ditopang dengan brand image sinkron kegemaran merupakan langkah nan jitu. Bisnis nan berbasis hobby memiliki kemungkinan bisnisnya dapat bertahan lama, dari pada orang usaha, tapi mengikuti trend.

Orang nan suka bisnis sebab hobby, walau pasar sedang indolen pun, pebisnis model begini masih tetap enjoy menjalankan bisnisnya sebab terlanjur suka. Hobby ialah bagian dari idealisme bisnis nan patut ditiru. Karena hobby menjadi motivasi primer tetap berbisnis, walau harus melawan arus trend bisnis.

Misalnya, Anda menyukai global mancing, tidak ada salahnya Anda belajar bisnis memproduksi kaos oblong nan desainnya bercorak kegiatan pancing, gambar-gambar ikan, dan lain sebagainya.

Kemudian Anda bekerja sama dengan pengrajin pancing lainnya buat membuat pancing atau joran sinkron dengan spesifikasi nan Anda inginkan, lantas jika sudah jadi, baru diberi label merk sendiri.

Demikian juga mencoba memproduksi peralatan pancing lainnya. Langkah pemasarannya Anda hanya perlu menitipkan produk-produk Anda ke toko pancing di mana saja.



Membikin Produk nan Dibutuhkan Publik

Produsen fashion ekstreme sport, seperti Rip Curl, awalnya memproduksi barang nan segmental sekali, yakni papan surfing dan wetsuit pakaian surfing buat perairan dingin. Dua produk ini nan membeli hanya orang-orang eksklusif saja nan intent dengan surf saja. Orang awam tentu tidak mau membelinya.

Lantas industry ini, mencoba membikin pakaian non surf, seperti t-shirt, kemeja, celana pendek, tapi dengan sentuhan desain pakaian pantai. Tujuannya semata-mata mereka ingin meluaskan pasar dari komunitas kecil melangkah keluar mencari sasaran pasar baru, yakni orang awam.

Kuncinya ialah menyediakan kebutuhan orang awam, tapi tanpa meninggalkan brand image Anda. Cara ini bertujuan mendidik pasar agar konduite konsumen terbentuk sinkron dengan nan kita inginkan, sehingga konsumen empati gambaran nan Anda bangun.

Banyak sekali contoh-contoh gaya bisnis seperti di atas. Terutama produsen rokok putih, nan gencar mempromosikan brandnya dan juga membentuk prilaku konsumen sinkron dengan brand image rokok tersebut.



Mengarahkan Prilaku Konsumen

Orang awam menyenangi hal-hal nan serba gratis, tidak heran mereka antusias mengikuti berbagai kuis nan diselenggarakan oleh SPG dari sponsor produk tertentu. Apalagi ketika ada event besar, baik olah raga maupun pagelaran musi, tentu di luar stage terdapat tenda-tenda sponsor dengan berbagai macam bentuk promosi.

Itulah salah satu cara membangun prilaku konsumen agar mereka mau mengikuti gambaran nan sedang dibangun. Sebenarnya banyak cara buat membangun gambaran produk dan tujuannya agar konsumen bertambah banyak. Tentu saja hal itu mempertebal loyalitas, sehingga mereka terus memakai produknya.

Sebenarnya ada cara lain nan sekarang banyak diminati oleh produsen besar, seperti nan dilakukan oleh produsen fashion. Mereka menjadi endorse bagi publik figure nan sedang terkenal. Seperti contoh, Tony Hawk, skateboarder, dia menjadi milyuner berkat di sponsori banyak produk. Walau demikian produsen nan menjadi sponsornya pun tidak kalah banyak mendulang dari cara promosi seperti ini.

Publik figure merupakan orang nan sangat berpengaruh terhadap massa, dia menjadi magnet bagi banyak orang. Ketika public figure mengenakan pakaian atau asesoris lainnya, niscaya ditiru banyak penggemarnya.

Dengan kata lain, publik figure dapat dijadikan trend setter. Prilaku seperti ini nan menjadi peluang marketing. Dia dapat dijadikan manekin hayati bagi produsen baju.

Tak ada salahnya, Anda mengontak orang nan memiliki pengaruh luas bagi masyarakat banyak. Tapi, ini tergantung gambaran produk Anda, kalau sasaran konsumen produk Anda ialah anak muda, carilah publik figure nan disukai anak muda sekarang. Misalnya, dari kalangan seniman muda, grup band, dan masih banyak lagi. Bikinlah kontrak kerja dengan mereka dalam bentuk sponsorship dengan mereka.

Di mana pada klausul kontrak, sang public figure wajib memakai produk dari perusahaan. Selain itu, dia juga secara berkala submit setatus pada saluran media sosialnya.

Itulah gaya bisnis nan kerap dijalankan oleh produsen beach wear, seperti Rip Curl dan pesaing lainnya guna membangun gambaran produknya sinkron dengan apa nan diinginkan oleh mereka. Jadi, setelah konsumen terbentuk dan memakai produknya, timbul rasa bangga dan gengsi nan tinggi. Itulah gaya bisnis model Rip Curl nan sedang ditiru oleh produsen lokal.